Minggu, 02 November 2008

Jenuh

Aku mulai jenuh hari-hari ini dengan segala sesuatu. Meskipun setiap pekerjaan dan kegiatanku diberkati dengan sangat luar biasa oleh Tuhan, tetapi aku jenuh. Jenuh luar biasa. Sumpek. Hari-hariku dipenuhi dengan beragam kegiatan; mulai dari pekerjaan kantor, usaha kecil-kecilan milik sendiri, siaran radio, desain grafis, privat hingga pelayanan. Semua usaha kulakoni sendiri. Dan sudah hampir sebulan ini aku tidurnya pagi dan bangun pagi terus.

Tuhan, aku jenuh. Aku capek.

Serasa tidak ada habis-habisnya. Semua pekerjaan menuntutku berada pada dua tempat yang berlainan pada waktu yang bersamaan. Semua pekerjaan menuntut diriku pada kondisi maksimal. Meskipun semua kegiatan ini menghasilkan uang dan bermanfaat, tetapi Tuhan, aku capek.

Rasanya sudah tiga minggu ini aku tidak lagi rutin melakukan hobiku: hit the gym. Rasanya sudah tiga minggu ini aku tidak ada waktu bergaul dengan teman-temanku. Rasanya seperti aku terasingkan. Kebanjiran job, sampai-sampai aku nyaris mati tenggelam. Memang ada kalanya peribahasa "Kesempatan tidak datang dua kali" itu benar. Dan minggu-minggu ini aku kebanjiran "kesempatan" itu. Bahkan sampai-sampai aku menolak beberapa di antaranya (dengan bayaran yang sangat menggiurkan). Dan ketika kulihat lagi jadwalku minggu depan, ternyata sama sibuknya dengan minggu-minggu yang telah lewat.

Semalam ketika aku pulang dari job (jam 12 tengah malam), rasanya uang hasil job tadi yang kupegang itu tidak lagi berarti. Aku meletakkannya begitu saja di atas meja. Aku langsung duduk di lantai, memegang gitar kesayanganku dan mulai menyembah Tuhan. Dalam doaku, aku mengeluhkan, mengapa aku seolah kebanjiran berkat. Aku suka diberkati, cuma aku butuh waktu untuk bernapas. Aku butuh satu hari di mana aku mematikan semua HPku, bepergian ke satu tempat di mana tidak ada siapapun untuk duduk dan berpikir. Aku capek. Aku mulai menyampaikan semua keluh kesahku padanya.

Malam itu, ketika aku selesai menyembah, aku mulai membuka Alkitab. Dan... Tuhan langsung memberikan kepadaku satu teguran yang langsung membuka mataku lebar-lebar.

Filipi 2:14-16
"Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,
supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,
sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah."

Kata kuncinya ada di "tidak bersungut-sungut", "tidak berbantah-bantahan" supaya aku bisa menjadi bintang bagi semua orang: bercahaya dan memberkati. Selain itu, di ayat 16 aku diberikan janji Tuhan kalau semua pekerjaan dan kecapekan yang kulakoni selama ini tidak akan terbayar sia-sia. Yang penting, aku tidak boleh bersungut-sungut seperti bangsa Israel dan harus mengucap syukur setiap hari dalam keadaan apapun.

Malam itu aku mulai melihat segala sesuatu dari kacamataku yang baru. Semua kesibukan yang kualami bukanlah pencobaan, melainkan proses training dari Tuhan untuk mempersiapkan diriku menyongsong seorang James yang baru, seorang James yang sukses dan dipakai luar biasa oleh Tuhan.

Dan mulai hari ini aku bersyukur.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Bagus, James... Aku diberkati Tuhan membaca blog ini. eh, masukin MS writer dong.. heheh..

love,
patsy
patzzie.multiply.com