Kamis, 26 November 2009

Kiat Sukses Ala Salomo


1> ANDALKAN BERKAT TUHAN (Amsal 3: 5-6)
Sertakan Tuhan di dalam segenap pekerjaanmu karena banyak yang harus kita kerjakan tetapi tidak diajarkan di bangku sekolah dan banyak yang terjadi yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

2> CARILAH PENGETAHUAN (Ams 19: 20)
Ilmu pengetahuan, cara bekerja yang benar & efisien perlu kita cari.Tanpa pengetahuan, kerajinanpun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah". Jangan sungkan belajar dan meminta petunjuk jika tidak mengerti.

3> RAJIN & CEKATAN (Ams 10: 4)
Hanya orang rajin dan cekatan yang akan diingat oleh pimpinannya, terutama waktu menetapkan promosi jabatan & kenaikan gaji.

4> BERLAKU JUJUR & BENAR (Ams 16: 8)
Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan, penghasilan orang fasik membawa kepada dosa

5> JAGA PEMBICARAAN (Ams 10: 19)
Mengerjakan tugas-tugas adalah suatu pekerjaan yang berat, jangan ditambahi lagi dengan masalah lain karena mulut kita yang bocor. Siapa yang memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri daripada kesukaran.

6> SABAR & TENANG (Ams 16: 32)
Hati yang sabar dan tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.

7> JANGAN INGIN CEPAT KAYA (Ams 13:11)
Menjadi kaya adalah impian kebanyakan orang dan sah-sah saja. Yang harus diperhatikan adalah: Menjadi kaya, bukanlah tujuan utama di dalam hidup ini, Ingin cepat kaya seringkali menjebak orang-orang ke dalam perbuatan yang berdosa; Menikmati hidup lebih penting dari menjadi kaya tetapi mempunyai banyak masalah.

Selasa, 24 November 2009

Pesan Ibu


Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!" 

"Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak. 

Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran. 

Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang." 

Sambil berkukuh mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om." 

Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya." 

Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran. 

Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?" 

"Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu." 

Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira. 

Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu." 

Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami." 

Teman-teman yang luar biasa, 

Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang. 

Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang.

Sumber: Andrie Wongso

Senin, 23 November 2009

ATTITUDE


IF
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
IS EQUAL TO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

HARD WORK
H+A+R+D+W+O+R+K
8+1+18+4+23+15+18+11 = 98%

KNOWLEDGE
K+N+O+W+L+E+D+G+E
11+14+15+23+12+5+4+7+5 = 96%

LOVE
L+O+V+E
12+15+22+5 = 54%

LUCK
L+U+C+K
12+21+3+11 = 47%
(Don't most of us think this is the most important?)

Then what makes 100%?
Is it MONEY?... NO!!!
M+O+N+E+Y
13+15+14+5+25 = 72%

LEADERSHIP? ... NO!!!
L+E+A+D+E+R+S+H+I+P
12+5+1+4+5+18+19+9+16 = 89%

Every problem has a solution, only if we perhaps change our attitude.
To go to the top, to that 100%,
A Small Truth To Make Life 100%

what we really need to go further... a bit more...

ATTITUDE
A+T+T+I+T+U+D+E
1+20+20+9+20+21+4+5 = 100%

It is OUR ATTITUDE towards Life and Work that makes OUR Life 100%!!!

ATTITUDE IS EVERTHING

Change Your Attitude...
And You Change Your Life!!!

Now that you know the answer...
WHAT WILL YOU DO ABOUT IT ?

THE LEAST YOU CAN DO IS TO SHARE THIS MESSAGE WITH THOSE YOU CARE

Minggu, 22 November 2009

Kursi Kosong


Anak perempuan dari seseorang telah meminta pendeta dari gereja setempat untuk datang berdoa dengan bapaknya. Ketika pendeta itu tiba di rumah itu dia dapati orang itu sedang terbaring di tempat tidurnya diatas dua bantal yang tersusun. Sebuah kursi
yang kosong terletak di samping ranjang itu.

Si pendeta tadi berpikir tentu orang itu sudah diberitahukan akan kunjungannya ke rumah itu.

Saya pikir tentu anda sedang menunggu kedatangan saya, dia berkata. 'Tidak, siapakah anda?' tanya bapak itu. Pendeta tadi memberitahukan namanya kemudian melanjutkan, "Saya melihat kursi yang kosong itu, jadi saya sangka anda sudah tahu bawa saya akan datang berkunjung." "Oh, ya, mengenai kursi itu,"kata orang yang kelihatan sakit payah tak dapat berdiri dari ranjangnya itu. "Bolehkah anda tolong menutup pintu itu?"

Merasa sedikit keheranan, pendeta itu menutup pintu kamar itu. "Saya tidak pernah menceritakan hal ini kepada siapa pun, kepada anak perempuanku pun tak pernah," kata si orang itu. "Tetapi sepanjang umur hidup saya, saya tidak pernah tahu bagaimana caranya berdoa. Di gereja saya selalu mendengar pendeta berkhotbah tentang berdoa, tapi itu hanya lalu saja begitu melampaui kepala saya." Saya berhenti berusaha
berdoa sama sekali," orang tua itu melanjutkan, "sehingga pada suatu hari kira-kira
empat tahun yang lalu, seorang sahabat baikku berkata kepadaku, "Johnny, doa itu adalah suatu hal yang sederhana yaitu anda mengadakan percakapan dengan Yesus. Inilah anjuran saya. Anda duduklah disatu kursi, kemudian di depan anda letakkan satu
kursi yang kosong, kemudian dalam iman anda lihatlah Yesus sedang duduk dikursi itu. Ini bukan satu pikiran yang aneh, karena Dia berjanji, 'Aku akan beserta dengan kamu selamanya.' "Kemudian anda bercakap dengan dia seperti caranya anda berbicara dengan saya sekarang." Jadi saya coba itu dan saya sangat menyukainya sehingga saya telah
melakukan itu selama dua jam setiap hari. Saya sangat berhati-hati dalam soal ini. Kalau anak perempuan saya melihat saya berbicara kepada kursi yang kosong, pasti
dia akan jadi senewen atau gegawang dan akan mengirim saya ke rumah sakit jiwa."

Si pendeta sangat terharu mendengar cerita itu dan menganjurkan supaya meneruskan pengalaman ini. Kemudian dia berdoa dengan orang itu dan setelah itu mengurapinya dengan minyak dan kembali ke gerejanya. Dua malam kemudian anak perempuan itu menelpon pendeta tadi dan menyampaikan bahwa bapaknya sudah meninggal
pada sore hari itu.

"Apakah dia meninggal dengan tenang?" dia bertanya.

"Ya, pada waktu saya akan meninggalkan pada jam dua sore, dia memanggil saya kesamping tempat tidurnya, mengatakan bahwa dia mencintai saya dan kemudian mencium pipi saya. Waktu saya kembali dari toko sejam kemudian, saya dapati bahwa dia sudah
meninggal. Tapi ada sesuatu yang aneh dalam kematiannya itu. Kelihatannya, sebelum bapak meninggal, dia telah mengangkat kepalanya lalu membaringkan itu diatas kursi di samping ranjangnya. Menurut anda apa yang telah terjadi?" Si pendeta menyeka linangan air matanya dan berkata, "Betapa aku harapkan kalau kita semua bisa meninggal dengan cara demikian."

01. Aku minta air dari Tuhan, dan Ia berikan aku sebuah samudera.
02. Aku minta kembang dari Tuhan, dan Ia berikan aku sebuah taman.
03. Aku minta teman dari Tuhan, dan Ia berikan ENGKAU kepadaku.

Jumat, 20 November 2009

T-H-I-N-K Before You Speak


Yakobus 3:1-12
"Siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia orang yang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya." (Yakobus 3:2)


Berpuluh tahun lalu, seorang pengajar di sebuah sekolah pendidikan guru di Jakarta menasihati para muridnya agar memutar lidah tiga kali dalam mulut sebelum mengucapkan sesuatu jika sedang marah. Maka, akan terjadi sesuatu yang lucu di mulutnya, sehingga ia akan terhindar dari kata-kata kasar. Menurut si pengajar itu, itu adalah pengalaman pribadinya. Dulu sebelum mempratikkan metode ini berulang kali, ia mengaku sebagai orang yang pemarah.

Ketika sedang marah, mulut kita dapat mengeluarkan perkataan yang kasar hanya demi melampiaskan kemarahan tersebut. Padahal sesungguhnya perkataan kasar tak meredakan kemarahan tetapi justru menyulutnya menjadi semakin besar. Itu sebabnya Yakobus dengan tegas meminta supaya kita mengendalikan setiap perkataan yang diucapkan oleh lidah. Memasangkan "kekang" pada lidah seperti kuda agar khususnya ketika sedang marah, kita tetap mengawasi setiap hal yang terucap. Apalagi, siapa pun kita, sesungguhnya merupakan "guru" atas orang-orang di sekeliling kita (ayat 1); panutan bagi orang lain.

Sebuah pesan praktis pernah saya dapatkan dari seorang hamba Tuhan yang mengajarkan tentang THINK (berpikirlah) sebelum berbicara. Yakni sebuah rangkaian langkah untuk menguji perkataan kita:

Is it:
True? (Apakah benar?)
Honorable? (Apakah patut dihargai?)
Inspiring? (Apakah menginspirasi orang lain?)
Necessary? (Apakah perlu?)
Kind? (Apakah baik?)

Biarlah setiap perkataan kita berkenan pada Tuhan dan tidak mengucapkan apa yang seharusnya tidak perlu.

Kamis, 19 November 2009

Roti Gosong


Diambil dari sebuah kisah nyata di Amerika Serikat, dan sebuah kisah nyata dalam kehidupan kita.

Adalah seorang muda yang taat berdoa yang masih berpacaran dengan seorang gadis muda juga yang baik hati. Kedua orang ini adalah dua konglomerat kaya. Sebelumnya mereka pun selalu berdoa, 'Tuhan berikanlah aku pasangan yang menurut Engkau terbaik...' Setelah mereka menikah, keadaan berubah. Maksudnya, doanya berubah menjadi, 'Tuhan, berikanlah kami anak yang terbaik buat kami.' Tetapi setelah 7 tahun mereka menikah, mereka tidak mempunyai anak.

Setelah mereka berdoa dan berdoa, akhirnya mereka mempunyai anak. Dan keadaan, maksudnya doa mereka berubah lagi, 'Tuhan, biarlah anak ini menjadi anak yang terbaik bagi kami.' Dan benar, setelah 9 bulan istrinya mengandung,lalu lahirlah seorang anak bagi mereka. 'Anak laki-laki pak,' kata dokternya. Sang ayah langsung melonjak kegirangan.

Tetapi setelah 3 hari, sang dokter memanggil si ayah ke rumah sakit. Lalu si dokter berkata, 'Pak, dengan berat hati saya harus menyampaikan kabar buruk kepada anda.' Si ayah membalas, 'Kabar apapun, saya siap menerimanya,pak dokter. Saya siap menghadapi yang terburuk' 'Dan hal yang buruk itu adalah, bahwa putra anda tidak akan bertumbuh dengan normal seperti anak-anak yang lain,' jelas si dokter. 'Apa maksud bapak,' si ayah bertanya. Dokter melanjutkan, 'Putra anda menderita sesuatu kecacatan yang tidak dapat disembuhkan. Yaitu cacat mental yang serius.' Sang ayah lalu menitikan air mata dan berkata sambil berdoa, 'Tuhan, apapun yang Engkau berikan kepadaku, aku tahu semuanya baik dan Engkau tidak pernah mencelakakan anak-anakMu.'

But above all these things put on love, which is the bondof perfection. Colossians 3:14 (NKJV)

Sejak itu, kedua orang tua itu membeli ranjang bayi khusus anak mereka dan ditaruh di samping ranjang mereka berdua. Mereka selalu kesulitan untuk mengurus anak mereka tersebut,tetapi mereka menanggung semuanya itu. Beranjak keluar dari umur batita, mereka membuatkan kamar khusus untuk anak mereka tersebut. Anak itu menjadi anak yang sangat istimewa dan menjadi anak mereka satu-satunya. Mereka memberikannya segala yang dia mau dan dia perlukan. Mainan macam-macam, komputer, boneka, dan lain-lain. Dan jika si ayah selesai pulang kerja, ia selalu mengajak si anak bermain. Dengan mainan yang ada atau jika ayahnya membawa mainan yang baru untuk anaknya.

Setiap ayahnya pergi keluar misalkan untuk berpesta dengan rekan kerjanya atau teman-temannya yang sedang berbahagia, ia selalu membawa serta istri dan anaknya. Dan di depan rekan-rekan kerjanya atau teman-temannya, ia selalu membanggakan anaknya. 'Woi anak gw nih…ganteng kan ?' Selalu ia mengatakan demikian, karena ia tahu, anaknya ini adalah anugerah Allah yang terbesar dalam dirinya.. Dan ia sangat mengasihi anak ini, karena ini anaknya. Meskipun dia cacat.

Tetapi setelah anak itu bertumbuh makin dewasa, kecacatannya semakin kelihatan. Kemampuan komunikasinya kurang, jika terjemur matahari sebentar mulutnya akan keluar busa, dan jika sedang berbicara kadang air liurnya menetes. Tetapi meskipun begitu, kedua orang tua tetap sangat sangat menyayangi anak mereka yang cacat itu.

Suatu hari, pagi-pagi sekali anak cacat ini sudah bangun, sekitar pukul 4.30. Dalam pikirannya, 'Hari ini, aku pengen buat sarapan yang speeeeeesial buat papa.' Setelah doa pagi, ia pergi menuju dapur. Ia mengambil potong roti, lalu menaruhnya dalam oven, dan menyetel waktunya sampai 10 menit. Tentu saja hasilnya gosong. Setelah bunyi 'ting', maka anak cacat itu menaruhnya di atas sebuah piring. Lalu ia mengoleskan selai kacang keju yang (amat) sangat banyak, sambil berpikir, 'Harus kasih yang baaaaanyak buat papa, biar ueeeeenak rasanya'.

Setelah itu, ia berlari ke kulkas, lalu mengambil sebutir telur. Dan lalu memanaskan panci di atas kompor, lalu memecahkan telur tersebut dan menuangkan isinya ke dalam panci tersebut, dan langsung menaruhnya di atas piring yang lain, sambil berpikir, 'Kalo aku buatnya cepet, pasti papa seneng, karena gak perlu nunggu lama.' Dan lalu ia bergegas mengambil cangkir, dan mengambil toples kopi bubuk. Jika kita hanya membutuhkan 2 sendok teh, anak cacat ini memakai 5 sendok teh kopi bubuk, sambil berpikir, 'Kalau 2 sendok the saja sudah harum, apalagi 5, pasti papa suka.' Jadilah kopi yang terasa seperti kopi tua itu. Lalu si anak cacat ini mengambil nampan, lalu dengan hati-hati tanpa menimbulkan bunyi macam-macam, menaruh semua piring yang di atasnya ada roti gosong dan telur mentah dan cangkir kopi tua tersebut, dan menuju kamar ayahnya. Lalu ia membangunkan ayahnya, dan lalu berkata begini, 'Papa, bangun dong, aku udah buat sarapan yang spesiaaaaaaaal buat papa.' Lalu ayahnya bangun dan melihat dan menghirup aroma 'sedap' dari roti gosong, telur mentah dan kopi tua tersebut. 'Wah pasti enak nih.'

Sebelum si ayah melipat tangannya untuk berdoa, si anak berkata, 'Pa, kali ini aku doain makanan ini buat papa ya, ' kan biasanya papa yang doain. OK ya papa?' Sebelum ayahnya sempat mengangguk, si anak cacat ini sudah melanjutkan, 'Papa ikutin ya: Tuhan Yesus, terima kasih, atas makanan ini, yang telah Tuhan sediakan. Terima kasih Tuhan, amin.'

Lalu ayahnya mecoba roti gosong tersebut, dan setelah ayahnya mengunyah gigitan pertama, si anak cacat dengan polosnya bertanya, 'Enak kan pa?'

'Iya, enaaaak sekali,' lalu melanjutkan makan. Setelah roti tersebut habis, ia memakan telur mentah tersebut. Dan si anak bertanya, 'Telurnya enak kan pa? Aku yang masak semuanya loooo….' Si ayah berkata, 'Wah kamu yang masak? Enak sekali nak.' Lalu si ayah melanjutkan memakan telur mentah tersebut. Setelah semua makanan habis, ia mecoba kopi tua itu. Si anak bertanya lagi, 'Harum dan enak kan pa?' Si ayah tanpa expresi mual apapun, membalasnya, 'Pahit, tapi papa suka sekali.' Dan dengan lugunya si anak menjawab, 'Ya iya dong papa, kopi kan pahit…,' karena ia mengira ayahnya sedang bercanda.

Setelah semuanya habis, si ayah membelai kepala anaknya dan berkata 'Ray, kamu tau nggak…'

'Nggak paa,' potong si anak cacat tersebut. Lalu si ayah melanjutkan, 'Kalau semua masakan kamu, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Iya dong pa, kan aku yang masakin, spesiaaaaaal buat papa.' Lalu si ayah berkata lagi, 'Kamu tahu nggak kenapa papa senang hari ini?' Si anak sambil menggelengkan kepala, 'Nggak tau pa….' 'Karena hari ini kamu dah buat sarapan yang, spesiaaaaal buat papa.' Lalu si ayah melanjutkan, 'Ray, kamu tahu gak kenapa papa sayaaaaaaang sekali sama kamu?' Lalu dengan lugunya anak cacat ini menjawab, 'Nggak tahu pa…..' 'Karena kamu anak papa yang udah bikin papa, seneeeeeeeeeeeng banget.' 'Raymond juga, sayaaaaaaaaaang banget sama papa.' Lalu sambil menitikan air mata, ia memeluk anaknya yang cacat itu, dan berkata kepada anaknya, 'Terima kasih ya nak, karena telah memasakan sarapan roti, telur, dan kopi ini buat papa. Semuanya terasa, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Sama-sama papaah….' Dan si ayah lalu berdoa dalam hatinya, 'Tuhan terima kasih, karena Engkau sudah memberikan anak yang sangat sayang padaku…'

Anda tahu, siapakah anak cacat dan ayah tersebut?
Kamulah, yang sedang membaca adalah anak yang cacat tersebut.. Seperti anak cacat itu memberikan kepada ayahnya, roti gosong, telur mentah dan kopi tua, juga kita, memberikan apa yang tidak sempurna dari kita untuk Tuhan. Roti gosong, telur mentah dan kopi tua, yang merupakan apa
yang tidak sempurna dari kita misalnya, pujian, dan kehidupan kita, Tuhan terima semuanya dengan senang hati, karena Tuhan tahu, bahwa kita melakukannya dengan segenap hati kita yang tertuju pada Bapa di sorga, dan kita ingin melakukan yang terbaik untuk Bapa kita di sorga.

Ingat ini: Bapamu di sorga menyayangimu, apa adamu, apa yang ada padamu, apapun yang engkau berikan dengan segenap hatimu, merupakan sebuah persembahan yang harum. Karena Bapamu mengasihi kamu, sampai-sampai Ia sendiri mengirimkan Anak-Nya untuk turun ke dunia, untuk menebuskan dan mematahkan segala kutuk atas diri kita, dan untuk membayar lunas segala hutang dosa kita dan menebus dosa kita dari maut..

Ingat : Bapamu di sorga mengasihimu. You are all fair, my love, and there is no spot in you. Song of Solomon 4:7 (NKJV)

Rabu, 18 November 2009

Rumah Tua


Suatu ketika aku datang di sebuah Rumah dan rumah itu terlihat tua. Cat temboknya sudah terkelupas. Warna putihnya sudah berubah menjadi kekuning-kuningan. Bila dilihat lebih dekat lagi maka akan terlihat retakan-retakan kecil di bagian-bagian tertentu. Gaya bangunannya seperti gaya bangunan jaman dulu. Sederhana dan konservatif. Rumah itu berdiri sendiri. Sebelah kanan dan kirinya hanya tanah kosong sementara rumah lainnya baru ada sekitar 1 km lagi dari rumah tua itu.

Pintunya yang terbuat dari kayu juga sudah terlihat rapuh. Dari lubang kecil yang ada di pintu terlihat beberapa rayap kecil sedang berbaris rapi menyelusuri pinggir pintu. Gagang pintunya tidak kuat. Sudah berkarat dan sedikit longgar karena ada mur yang terlepas dari tempatnya. Seharusnya sebuah papan pengumuman yang bertuliskan hati-hati membuka pintu digantungkan pada pintu itu. Supaya jangan sampai pintu itu roboh dan menimpa orang yang membukanya.

Rumah itu kecil. Dari luar yang terlihat hanya tembok, pintu, dan jendela. Rumah itu polos adanya. Tanpa halaman yang penuh dengan bunga, tanpa pagar putih yang terbuat dari kayu, dan tanpa pohon hijau yang menjulang tinggi. Terasnyapun tidak ada.

Aku berdiri di depan pintu masuk. Mulanya aku ragu apakah ini rumah yang kucari-cari. Nomor rumahnya cocok dengan nomor yang telah diberikan oleh ayahku.

"Pergilah ke sana, nomor rumahnya 23, rumahnya kecil dan tua.Sekali melihat kau pasti akan tahu bahwa itu adalah rumah yang kau cari" kata ayah kepadaku.

Aku mengetuk pintu beberapa kali sampai akhirnya pintu itu terbuka. Seorang wanita separuh baya kini berdiri di hadapanku. Wajahnya pucat, lesu, dan lelah. Baju yang dipakainya kusut dan lusuh.

"Ada apa anak muda," tanyanya kepadaku.

Aku terdiam. Aku mencoba mengintip ke dalam rumah. Tidak ada lampu yang menyala. Hanya sinar matahari yang menerangi dalam rumah itu.

Aku melihat ada seorang anak sedang tidur di atas lantai dengan beralaskan tikar. Anak itu sepertinya sedang merintih kesakitan. "Ibu..ibu...," teriak anak itu memanggil ibunya.

Mendengar dirinya dipanggil, wanita yang membukakan pintu itu segera menghampiri anaknya dan meninggalkan aku yang masih berdiri di depan pintu.

Aku ikut masuk ke dalam rumah. Ruangannya panas dan pengap. Aku hampir tak bisa bernafas. Aku melihat si ibu memegang dahi anaknya yang sedang terbaring. Lalu seperti orang ketakutan ia berlari mengambil kain basah dan meletakkannya di atas dahi anaknya. Aku menghampiri anak itu.

Anak itu pasti sedang sakit. Ia terlihat sangat lemah tetapi ia masih saja terus memanggil-manggil ibunya. Aku mencoba membantu si ibu untuk menenangkan anaknya. Aku pegang kepalanya mencoba menenangkan anak itu. Tetapi betapa terkejutnya aku ketika merasakan panas yang mengalir ke tanganku. Anak itu sedang panas tinggi dan harus segera di bawa ke rumah sakit untuk di beri perawatan, kalau tidak, mungkin ia akan segera meninggal.

"Ibu",kataku. "Anak ini harus segera dibawa ke rumah sakit kalau tidak ia bisa mati."

Si Ibu menatapku dan dari matanya aku bisa melihat tetesan-tetesan air berjatuhan membasahi wajahnya.

"Ibu tidak punya uang, dan ibu tidak tahu harus berbuat apa" kata ibu itu dengan suara menangis.

Ibu itu terus memegangi tangan anaknya yang terus memanggil-mangil dirinya.

"Ibu", kataku. "Mari kita bawa anak ibu ke rumah sakit, biar saya yang akan membayar semua biayanya." Segera aku membangunkan anak itu dan menggendongnya dengan kedua tanganku.

Ibu itu mengikuti aku dari belakang. "Anak muda, siapakah sebenarnya anda? Apakah saya mengenal anda? Dan ada keperluan apa anda datang ke mari?" tanya ibu itu.

Lalu jawabku "Ayah saya yang menyuruh saya untuk datang ke rumah ibu. Ia berkata kalau ibu sedang memiliki masalah dan butuh pertolongan. Mungkin ibu tidak mengenal saya tapi saya yakin ibu pasti mengenal siapa ayah yang saya maksudkan, kemarin malam ibu berdoa meminta kepada-Nya supaya anak ibu bisa sembuh dari penyakitnya." Saat mendengar itu, terkejutlah si ibu.

Lalu ia mulai berdoa dan mengucap syukur karena Tuhan telah mendengar doanya.

Selasa, 17 November 2009

Memberi Pasti Menerima


Pengen dikejar-kejar berkat?
Pengen berkat melimpah ruah?
Pengen Tuhan memberkati Anda lebih lagi?

Ada banyak hal yang bisa dilakukan di dunia ini agar Tuhan berkenan kepada kita dan mau mencurahkan berkat-berkatnya kepada kita. Salah satu prinsip dari orang yang dikejar-kejar berkat adalah "memberi". Siapapun yang memberi pasti menerima. Siapapun yang memberi tidak akan berkekurangan melainkan akan diberi kelimpahan lagi dan lagi.

Memberi identik dengan memberi secara material berupa uang dan sebagainya. Tapi sebenarnya, untuk dikejar-kejar berkat tidak hanya berupa material saja yang harus kita beri.

1. Memberi secara material
Memberi secara material bisa dilakukan di panti sosial, malam pengumpulan dana dan juga persembahan di gereja. Kecenderungan orang jarang mau memberi karena berbagai alasan. Sedang bokek lah, sedang butuh uang, dan sebagainya. Hal itulah yang juga menahan berkat bagi diri kita sendiri. Kita tidak mau memberi, pelit, bagaimana juga Tuhan bisa memberi kita kalau kita pelit?

2. Memberi lebih
Kalau kamu diupah 100, janganlah kamu memberikan 100. Berilah 200.
Walk two miles! Berjalanlah dua mil! (Matius 5:41)
Orang yang memberikan sesuai dengan apa yang ia dapat tidak akan mendapatkan lebih. Berkat tidak akan mengejar-ngejar ia karena apa yang ia lakukan sudah sepantasnya. Sebaliknya, berikan lebih daripada apa yang diminta. Hal itulah yang akan dikenan Tuhan.

3. Memberi waktu
Terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan, bisnis dan juga hal-hal kesenangan lainnya sering membuat kita jauh dari kehidupan sosial, kehidupan rohani dan keluarga kita. Berapa banyak orang yang menyesali kehidupan ini karena ia memiliki segalanya tapi tidak punya teman atau sahabat, tidak punya Allah yang memperhatikannya, kesepian.

Berilah waktu barang sejenak untuk memperhatikan sekelilingmu: teman, sahabat, keluarga dan diri sendiri. Jadikan setiap waktu berharga dan bukan sia-sia.

4. Memberi kehangatan
Yang dimaksud di sini adalah memberikan kenyamanan dan kelegaan kepada orang lain. Jadikan dirimu sedemikian rupa sehingga ketika seseorang yang sedang lesu di dekatmu, ia akan kembali ceria dan hidup kembali.
Seorang enterpreneur yang sukses adalah sebenarnya sosok yang memiliki kepribadian yang warm, hangat, menyenangkan dan fun. Setiap orang yang berada di dekat orang seperti enterpreneur ini akan bisa turut merasakan kehangatannya.
Jadikan dirimu sebagai pribadi yang hangat dan menyenangkan. Berilah kehangatan itu kepada orang lain, maka percayalah, kalau berkat itu akan mengalir.

5. Memberi semangat
Orang yang dikejar-kejar berkat selalu menularkan semangat yang dipunyainya kepada setiap orang yang di dekatnya. Setiap orang yang lesu dan lemas akan kembali bersemangat di dekatnya.
Kalau Anda punya api Roh Kudus, tularkan jiwa yang berapi-api itu kepada orang-orang di dekatmu.
Kalau Anda sedang on fire dengan Tuhan, tularkan itu!
Jangan diam, jangan sok cool, jangan jaga image. Beri semangat itu!

Punyai prinsip "memberi pasti menerima". Orang yang memberi tidak akan berkekurangan. Orang yang memberi pasti akan menerima berkali-kali lipat dari apa yang diberi. Ini adalah hidup, hidup berkelimpahan yang dikejar-kejar berkat.

Jadi, apakah Anda siap memberi hari ini?

Minggu, 15 November 2009

Empat Prinsip Berkat


Kejadian 12:2
By: Pdt. Sapta J. Tandi (Gembala Sidang GBI MPI, Palembang)

Alkitab mengajarkan bahwa kita seharusnya menggunakan "berkat-berkat kita" untuk memberkati orang lain:

1. Berkat-berkat yang diberikan Tuhan kepada kita harus mengalir ke orang lain

Alkitab mengajarkan bahwa kita diberkati bukan cuma sekedar agar kita merasa lebih baik, bukan cuma sekedar agar kita lebih bahagia dan lebih nyaman, tetapi supaya kita bisa memberkati atau menolong orang-orang lain.

Allah berkata kepada Abraham: "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan MENJADI BERKAT." (Kejadian 12:2)

Allah memberkati Abraham supaya Abraham mengalirkan berkata itu kepada orang lain ...

Itulah yang disebut: "Masterpiece for Masterplan"
Anda dijadikan sebagai Maha Karya ciptaan-Nya untuk tujuan mewujudkan Rencana-Nya menjadi berkat bagi bangsa-bangsa; menolong orang lain mewujudkan impian mereka; menjadikan semua bangsa murid Kristus ...

Prinsip pertama dari berkat Tuhan adalah berkat itu harus mengalir keluar ...

2. Ketika kita memberkati orang lain, Tuhan akan memelihara hidup kita

Prinsip kedua dari berkat Tuhan adalah apabila kita menaruh perhatian penuh untuk memberkati atau menolong orang lain, maka Tuhan akan mencukupi semua kebutuhan kita.

Tuhan Yesus berkata, "Sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, istrinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa itu juga dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal." (Lukas 18:29-30)

Ketika kita memperhatikan kebutuhan orang lain, Tuhan akan mengambilalih semua masalah dan kesulitan hidup kita. Dia mengatasi masalah dan kesulitan kita jauh lebih baik dibanding kita sendiri yang mengatasinya.

Ketika kita menaruh perhatian untuk memberkati hidup orang lain, maka Tuhan akan memberikan imbalannya sekarang ini juga dan kita akan menerima hidup yang kekal. Itulah yang berkat sejati.

Alkitab berkata, "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri ..." (Amsal 11:17)

3. Ketika kita memberkati orang lain maka kita diberkati kembali

Semakin banyak kita memberkati orang lain; semakin banyak kita menolong orang lain; semakin banyak pula Tuhan akan memberkati hidup kita.

Di dalam Lukas 6:38 Tuhan Yesus berkata, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncangkan dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Prinsip berkat yang ketiga adalah Semakin banyak kita mencoba untuk memberkati orang lain di sekitar kita, maka semakin Tuhan akan berkata: "Aku akan mencurahkan berkat ke atas hidupmu dengan berlimpah-limpah."

4. Semakin banyak kita diberkati Tuhan, Dia mengharapkan kita menolong lebih banyak lagi orang lain

Yesus berkata, "... Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." (Lukas 12:48)

Prinsip berkat Tuhan keempat adalah semakin banyak kita diberikan, semakin banyak kita dipercayakan maka sesungguhnya semakin besar tanggung jawab yang dituntut oleh Tuhan.

Kita harus mempertanggungjawab kan semua pemberian Tuhan, kita harus mengerti bahwa jika kita telah diberkati lebih banyak dari pada orang lain di sekitar kita, hal itu berarti bahwa Tuhan punya tujuan agar kita peduli dan memperhatikan orang lain ...

"Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat." (2 Korintus 5:10).

Jumat, 13 November 2009

Melepaskan Untuk Mendapatkan


Bacaan : Matius 13:44-46
Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu (Matius 13:46)


Banyak orangtua sangat berharap dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai ke bangku kuliah. Meski biaya yang dibutuhkan sangat banyak, itu tidak menyurutkan keinginan mereka. Oleh sebab itu, tidak sedikit orangtua yang siap menjual harta bendanya, termasuk barang-barang yang sangat mereka sayangi. Mereka sadar ada yang harus dilepaskan demi mendapat apa yang mereka impikan.

Bacaan hari ini mengingatkan kita tentang bagaimana seharusnya memandang Kerajaan Surga. Yakni memandangnya seperti harta terpendam dan mutiara yang indah. Saat kita melihatnya sebagai "mutiara" yang jauh lebih berharga dari segala harta, kita akan rela melepas segala milik kita demi mendapatkan yang paling berharga. Sayang, pada zaman ini manusia kerap bersikap sebaliknya. Berbagai keindahan semu menutupi pandangan manusia bahwa Surga itu yang paling berharga.

Membuat mereka-sebaliknya- rela melepaskan Kerajaan Surga demi mendapatkan yang semu dan sementara itu. Harta atau posisi bisa membuat seseorang menghalalkan cara-yang tak berkenan bagi Tuhan-demi menggapainya. Cinta kepada lawan jenis dapat membuat seseorang rela mengompromikan iman. Kesibukan di pekerjaan sangat mungkin membuat seseorang membiarkan kehidupan rohaninya tak bertumbuh.

Apakah yang paling bernilai dalam hidup Anda saat ini? Apakah itu harta, karier, status, kekasih, keluarga, atau yang lain? Biarlah hari ini mata rohani kita dibukakan untuk melihat bahwa semuanya itu sesungguhnya tidak sebanding dengan Kerajaan Surga, yang akan kita miliki sampai kekekalan. Sebab itu, semua yang lain mesti siap untuk kita lepaskan, agar kita tak kehilangan yang kekal -ALS

KERAJAAN SURGA JAUH LEBIH BERHARGA DARIPADA APA PUN

Kamis, 12 November 2009

Air di Danau


Amsal 4:23
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."


Suatu hari seorang pemuda yang gusar datang menghampiri seorang kakek yang bijaksana di rumahnya. Pemuda itu kemudian mengeluarkan semua amarahnya dihadapan sang kakek, tentang kepahitan yang ia alami dalam hidupnya. Sang kakek pun hanya diam saja mendengarkannya. Setelah si pemuda selesai dengan amarahnya, giliran sang kakek yang berbicara, "Anak muda, coba engkau ambil segelas air". "Untuk apa Kek?" jawab si pemuda keheranan, "Lakukan saja!" lanjut sang kakek.

Maka pemuda itu segera masuk ke dalam rumah, dan keluar sambil membawa segelas air.
Kemudian sang kakek memasukkan segenggam serbuk pahit ke dalam air tersebut dan menyuruh pemuda tadi meminumnya. Ketika pemuda tersebut meminumnya, ia langsung yang memuntahkan air tersebut dari mulutnya, "Wuah! Pahit sekali Kek!" teriak pemuda itu.

Kemudian sang kakek membawa pemuda itu ke sebuah tempat, dimana disitu terletak sebuah telaga yang cukup luas. Sesampainya di telaga itu, sang kakek mengulang kembali tindakannya yang tadi, ia pun memasukkan segenggam serbuk pahit itu ke dalam telaga dan kemudian menyuruh pemuda tersebut meminum air telaga itu. Setelah selesai meminumnya, sang kakek bertanya padanya, "Sekarang bagaimana, apakah rasanya pahit?"

Pemuda itu menggelengkan kepalanya. " Anak muda!" ujar sang kakek, "Kepahitan yang kamu alami itu seumpama segenggam serbuk pahit tadi, sedangkan hatimu bagaikan segelas air dan telaga ini. Kepahitan itu ukurannya sama tetapi ketika engkau menempatkannya pada hatimu yang hanya seukuran air segelas, maka engkau akan merasa pahit, tetapi ketika engkau taruhkan di hatimu yang seluas telaga, maka engkau tidak akan merasa apa-apa. Sekarang tergantung padamu, mau dimana engkau tempatkan kepahitan hidupmu, apakah di hatimu yang sempit atau di hatimu yang yang luas?''

Mendengar ucapan sang kakek, pemuda itu segera menyadari kesalahan, bahwa ia begitu cepat marah.

Saudara/i,
ketika Anda mengalami kekecewaan, hanya pada hati yang seluas telagalah yang bisa membut Anda tidak merasa pahit. Dan hanya Yesuslah yang mampu menjadikan hati Anda seluas telaga.

Milikilah hati yang lapang, maka Anda akan cukup menampung semua kepahitan hidupmu tanpa ada rasa pahit
GBU All...

Selasa, 10 November 2009

Bermimpi


Ada seorang gadis kecil berdiri di pinggir keramaian selagi ayahnya memberikan suatu kesaksian tentang apa yang telah diperbuat Tuhan Yesus dalam hidupnya. Dia menyaksikan bagaimana Tuhan telah menyelamatkan dia dan menarik dia dari gaya hidupnya sebagai seorang pemabuk.

Pada hari itu ada seorang sinis yang berdiri di antara kerumunan tersebut yang tidak tahan lagi mendengar segala omong kosong tentang agama tersebut. Dia berteriak, "Kenapa anda tidak duduk dan diam saja, orang tua. Anda hanyalah bermimpi."

Tak beberapa lama, orang skeptik ini merasa ada tarikan di lengan jaketnya. Dia menoleh ke bawah dan ternyata itu adalah gadis kecil ini. Anak itu menatapnya lekat-lekat dan berkata, "Tuan, itu adalah ayah saya yang anda bicarakan. Anda mengatakan ayah saya seorang pemimpi? Biar saya ceritakan kepada anda tentang ayah saya.

"Ayah saya dulu seorang pemabuk dan malam-malam pulang ke rumah, dan memukuli ibu saya. Ibu menangis sepanjang malam. Dan Tuan, kami tidak memiliki pakaian-pakaian bagus untuk dipakai karena ayah saya membelanjakan seluruh uangnya untuk whiski. Kadang-kadang saya bahkan tidak memiliki sepatu untuk dikenakan ke sekolah. Tapi lihatlah sepatu dan baju ini! Ayah saya mempunyai pekerjaan yang baik sekarang!".

Lalu sambil menunjuk ke suatu arah, dia mengatakan, "Apakah anda melihat seorang wanita yang sedang tersenyum di sana? Itu adalah ibu saya. Dia tidak menangis sepanjang malam lagi sekarang. Sekarang dia menyanyi."

Kemudian suatu pukulan yang hebat. Anak itu berkata, "Yesus telah merubah ayah saya. Yesus telah merubah rumah kami. Tuan, jika ayah saya sedang bermimpi, tolong jangan bangunkan dia!"

Senin, 09 November 2009

Aminorang!!


Aminorang dalam bahasa Sikha yang terletak di Maumere, Nusa Tenggara Timur, berarti "kami ada!". Kata ini umumnya diucapkan atau diteriakkan orang pada saat keadaan yang menakutkan, contohnya pada saat bencana alam seperti gempa dan tsunami yang memang pernah melanda daerah itu. Selain berteriak "Aminorang!!", masyarakat juga membunyikan tetabuhan dan bahkan memaksa ternak-ternaknya untuk bersuara. Hal ini dimaksudkan sebagai penanda bahwa masih ada kehidupan di bumi sekaligus seruan permohonan agar Tuhan Sang Pemilik Semesta tergerak hatiNya oleh belas kasihan dan menghentikan bencana tersebut.

Sama seperti suku Sikha, kita juga berteriak "Aminorang!" ketika kita sedang susah. Kita membuat kegaduhan supaya mata Tuhan tertuju pada kita dan menaruh belas kasihan pada kita. Tapi di sisi lain, banyak juga orang-orang yang mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa berseru pada Tuhan. Hal ini dikatakan adalah sia-sia. Malah kadang-kadang permasalahan menjadi semakin ruwet dan tidak kunjung selesai.

"Aminorang!!" lah pada Tuhan. Ia adalah Allah Maha Pengasih. Dengan penuh rasa belas kasih, Ia akan membantu kita menyelesaikan masalah. Tuhan menggembleng kita lewat masalah, tapi Ia berjanji tidak akan membiarkan kita sendirian. Tuhan akan selalu menolong kita, asalkan kita berseru dan meminta padaNya. Firman Tuhan sudah berkata kalau barangsiapa mengetuk akan dibukakan.

Oleh karena itu, bila hari ini Anda sedang mengalami permasalahan, berteriaklah "Aminorang!" dan berserah penuh padaNya.

Minggu, 08 November 2009

Curriculum Viate Jesus Christ


Nama : Yesus Kristus
Alamat : Markus 16:19 .....sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah
Telepon : Doa, iman, percaya, pengharapan
Website : Alkitab (Injil)
Password : Kristus,Tuhan, Juru Selamat,Yesus
Tujuan :
Aku menyampaikan kepada kalian riwayat hidup-Ku ini, karena Aku sedang mengusahakan suatu posisi management puncak dalam hatimu. Silakan membaca data pribadi-Ku berikut ini.
KeistimewaanKU:
1. Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam Nama-Mu (Bapa), yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa (Yoh 17:12)
2. "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (Matius 28:18)
3. Aku menebus manusia dari kutukan hukum taurat (Galatia3:13)
4. Berkat-berkat Perjanjian dengan Abraham datang atas diri kamu lewat diriKu (Galatia3:14)
5. Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. (Matius11:5)
6. Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:5)
7. Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang (Yes 5:10 ) TUHAN adil dalam segala jalan-Nya (Mazmur 145:17), setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. (Mazmur 145:13)
8. Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka." (Amsal 1:33)
9. Aku mempertaruhkan hidupKu supaya kamu dapat hidup (2Korintus 5:15)
10. Aku adalah pendamaian untuk segala dosa kita. (1 Yoh 12:47) Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. (Matius 26:28) Aku mempunyai kuasa, kemampuan dan kekuatan untuk membersihkan dosa-dosamu ( I Yoh 1:7-9)
11. Dan masih banyak lagi, masih banyak lagi tak tertuliskan

Personality :
TUHAN itu berpanjangan sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah, Ia mengampuni kesalahan dan pelanggaran, tetapi sekali-kali tidak membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, bahkan Ia membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat. (Bilangan 14:18)
Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita (Mazmur 103:9,10)

Latar Belakang :
Aku menguasai seluruh pengetahuan yang luas dan dalam, kebijaksanaan dan pengertian.
Dalam diriku tersimpan segala harta hikmat dan pengetahuan (kolose 2 :3)
FirmanKu begitu kuat; sehingga sebagaimana sudah ditulis menjadi sebuah pelita untuk kakimu dan terang untuk langkahmu (Mazmur 119:105). Aku bahkan dapat mengungkapkan semua rahasia hatimu (Mazmur 44:22)

Achievement :
Ada banyak perbuatan menakjubkan yang besar, terlalu banyak untuk dicatat di sini. Anda dapat membacanya di WebsiteKu dengan nama: Alkitab (Injil)

Referensi:
Umat beriman dan para pengikut di seluruh dunia akan menyaksikan kesembuhan, keselamatan, pelepasan, mukjizat, pemulihan ilahiku dan Bimbingan adikodrati.

Ringkasan:
Sekarang bagaimana anda telah membaca cvKU, Aku Yakin bahwa Aku merupakan satu-satunya calon yang berkualitas dan unik untuk mengisi posisi penting dalam hatimu.
Akhir kata, Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri..
Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. (Amsal 3:5-6)
Aku akan menuntun langkahmu dan menghantar Anda menuju kehidupan yang kekal (Yoh 6:47).
Kapan Aku dapat memulai? Waktu adalah yang terpenting
(Ibrani 3:15)


Best regards
Yesus

Jumat, 06 November 2009

Kemurahan


LUKAS 6:36
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Anak lelaki itu duduk membungkuk. Tatapannya menantang dan tangannya dikepalnya. "Ayo, berikan pada saya."

Sang kepala sekolah melihat ke bawah, ke arah si pemberontak muda ini. "Sudah sesering apa kamu berada di sini?"

Anak lelaki itu mendengus menantang.

"Kelihatannya belum cukup sering." Kepala Sekolah melihat anak itu dengan tatapan aneh. "Dan tiap kali kamu ke sini, kamu selalu dihukum. Benar, bukan?"
"Ya, saya sudah dihukum berkali-kali, jika itu yang Bapak maksud." Dia membusungkan dadanya yang kecil. "Ayo. Saya bisa menghadapi hukuman apapun yang Bapak berikan. Saya selalu mampu."

"Dan tidak pernah sekalipun pikiran mengenai hukuman yang akan menantimu terlintas di kepalamu tiap kali kamu ingin melanggar peraturan lagi, benar tidak?"

"Ya. Saya selalu melakukan apa yang ingin saya lakukan. Tidak ada satupun yang bisa kalian lakukan untuk menyetop saya."

Kepala Sekolah menoleh kepada guru anak itu yang berdiri di sampingnya. "Apa yang dia lakukan kali ini?"

"Berkelahi. Dia menarik si Tommy kecil dan memasukkan kepalanya ke kotak pasir."

Kepala Sekolah menoleh kembali ke arah si anak. "Mengapa kamu lakukan itu? Apa yang diperbuat si kecil Tommy kepadamu sampai kau lakukan ha itu?"

"Dia tidak berbuat apa-apa. Saya hanya tidak suka melihat cara dia memandang saya, sama seperti saya tidak suka cara Bapak melihat saya! Dan jika saya pikir saya dapat melakukannya, saya akan memasukkan kepala anda ke sesuatu juga."

Si guru menjadi tegang dan mulai bangkit berdiri saat Kepala Sekolah menatapnya sejenak, melarangnya untuk bertindak.

Kepala Sekolah berpikir sejenak sambil melihat anak itu. Lalu beliau berkata pelan, "Hari ini, anak muda, kamu harus belajar mengenai kemurahan."

"Kemurahan? Bukankah itu yang kalian orang tua lakukan sebelum makan? (Berdoa, atau 'saying grace', red). Saya tidak butuh kemurahan apapun."

"Oh, kamu butuh." Kepala Sekolah mempelajari wajah anak kecil itu dan berbisik. "Oh ya, kamu benar-benar butuh kemurahan.."

Si anak terus saja memandang marah saat Kepala Sekolah melanjutkan, "Definisi singkat 'Kemurahan' adalah ‘Kebaikan yang tidak sepantasnya diberikan’. Kamu tidak pantas untuk mendapatkannya, hal itu adalah hadiah dan selalu diberikan dengan cuma-cuma. 'Kemurahan' berarti kamu tidak akan mendapat apa yang sepantasnya kamu terima."

Anak kecil itu menampakkan kesan bingung. "Bapak tidak akan memukul saya? Bapak akan membiarkan saya pergi dari sini begitu saja?"

Kepala Sekolah memandang anak yang pantang menyerah itu. "Ya, saya akan mengijinkan kamu pulang begitu saja."

Si anak menyelidiki wajah Kepala Sekolah, "Tidak ada hukuman sama sekali? Meskipun saya sudah menyakiti si Tommy dan memasukkan kepalanya ke kotak pasir?"

"Oh, hukuman pasti ada. Apa yang kamu lakukan itu salah dan perbuatan kita selalu ada konsekuensinya. Hukumannya ada. 'Kemurahan' bukan alasan untuk melakukan hal yang salah."

"Tuh kan," dengus si anak saat dia menyerahkan tangannya untuk dipukul. "Ayo, lakukan saja sekarang."

Kepala Sekolah mengangguk kepada Guru. "Tolong bawa ke sini ikat pinggangnya."

Si Guru memberikan ikat pinggang kepada Kepala Sekolah, yang kemudian melipatnya dengan hati-hati, dan menyerahkannya kembali ke si Guru. Dia memandang si anak saat berkata, "Hitung pukulan-pukulannya."

Dia keluar dari belakang mejanya dan berjalan lurus ke arah si anak. Dengan lembut ditekuknya tangan si anak yang terjulur ke depan untuk menunggu pukulan-pukulan tersebut. Lalu dia berbalik ke arah si Guru dengan menjulurkan tangannya sendiri. Satu kata keluar dari mulutnya dengan pelan. "Mulai."

Ikat pinggang itu melecut tangan Kepala Sekolah yang terjulur. Krek! Anak kecil itu meloncat 2 meter ke udara. Wajahnya diliputi kekejutan.

"Satu," bisiknya. Krek!

"Dua."

Suaranya naik satu oktaf. Krek!

"Tiga."

Dia tidak dapat mempercayai hal ini. Krek!

"Empat."

Air mata mulai menggenangi mata si pemberontak cilik.

"OK, stop! Sudah cukup!" Krek!

Ikat pinggang melecut tangan yang saat itu sudah mati rasa. Krek!

Si anak meringis tiap kali lecutan menghantam, air mata kini mengaliri wajahnya. Krek! Krek! "Tolong berhenti," ratap si bekas pemberontak, "Stop! Saya yang lakukan kenakalan itu, saya yang harusnya dilecut. Stop! Tolong hentikan."

Tetap saja lecutan demi lecutan datang, Krek! Krek!, yang satu menyusul yang sebelumnya.

Akhirnya berakhir juga semuanya.

Kepala Sekolah berdiri dengan kening yang berkilauan oleh keringat dan butiran keringat menetes dari wajahnya. Dia berlutut dengan perlahan-lahan. Dia mempelajari wajah si anak sesaat, lalu mengulurkan tangannya yang bengkak untuk mengelus wajah si anak yang tengah menangis. Lalu dia mengucapkan kata ini dengan lembut, "Kemurahan."

ROMA 2:4
"Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?"

Kamis, 05 November 2009

Kisah Dewa Klasik - Sebuah Cerita Iman


sharing iman "Aku telah bekerja lebih keras daripada mereka semua...

Namanya keren, DEWA KLASIK ALEXANDER.
Tapi jujur nggak ada yang tahu siapa dia (termasuk saya) saat kami mengundangnya menyampaikan testimony di kebaktian Kamis malam.
Tubuhnya kurus, gaya seperti anak muda pada umumnya, sepintas memandang tidak terlalu istimewa. Tapi begitu kata demi kata mengalir keluar dari mulutnya, hampir semua yang hadir terbelalak.
Sedih, kagum, rasa tak percaya "masa sih...." silih berganti mengisi hati, ... perasaan ini seperti diobok-obok.

"NAMA SAYA DEWA KLASIK"

Masih sangat muda, 21 tahun, tepatnya pada 27 Maret yang lalu.

"Saya anak sulung dari 4 bersaudara, lahir di Malaysia dan masa kecil saya banyak dihabiskan di luar Indonesia. Latar belakang keluarga saya adalah dari keluarga yang berpengaruh dan sangat berkecukupan", demikian Dewa memulai kesaksiannya.

Selanjutnya apa yang Dewa tuturkan sungguh membuat banyak orang, mostly, pasti akan iri setengah mati. Kelimpahan keuangan dari orangtuanya sungguh membuat hidupnya bak tokoh kartun di televisi era 1980an.
Mungkin nggak banyak yang tahu tentang karakter komik dari Harvey Comics ini yang sungguh luar biasa kaya raya, dan ... masih seorang anak kecil !!!


Living a RICHIE RICH Dream Life !!!


Sepertinya begitulah gambaran kehidupan Dewa Klasik.
Punya uang saku yang berlimpah, liburan ke luar negeri bukan sesuatu yang istimewa baginya, no fake items, everything he had is branded...man.., dan bisa beli apa saja di usia yang masih sangat muda.

Waktu SMP di Jakarta International School, dia berkata "saya satu-satunya siswa yang bawa mobil Ferarri ke sekolah" (pas bagian ini, mulut-mulut yang mendengarkan pada mangap semua... "haaaaah ???")

Dan biasanya kan orang berkata ohhh.. Tuhan itu adil.
Ada orang yang kayaaa banget, tapi otaknya lemot, hehe... supaya diseimbangkan dengan orang yang miskin tapi otaknya pintar.
Jadi masing-masing orang akan punya kelebihan (kayaknya sih ini pikiran orang sirik yah...hehe).
Nah, Dewa ini udah punya uang banyak, otaknya juga pintar.
Di atas rata-rata. Jarang kan yang begini...
Selalu mengikuti program akselerasi di sekolah, sehingga di usia 15 tahun sudah menamatkan SMA dan bisa masuk Oxford.


Wait...wait...wait... Oxfordnya bukan yang di Bandung atau di Jakarta .. bukan.. bukan lembaga kursus bahasa Inggris loh...
Tapi bener-bener Oxford University yang tersohor itu...
Yaaa.... betul... yang di Inggris sono.
Hmmmh... pasti banyak yang berangan-angan "andainya aku seperti dia....kaya, pinter, terkenal...."

Tapi ternyata Dewa nggak betah belajar di Inggris, sehingga minta pulang ke Indonesia. Sebelum pulang, seperti biasa dia mampir ke sebuah toko buku yang besar di Inggris (hobby membacanya memang luar biasa !!!), tapi di situlah babak baru kehidupannya akan segera dimulai.

WHAT MAKES GOD SMILE?

Sepertinya nggak sengaja, ... tertarik dengan sebuah buku yang merupakan best seller dan terjual jutaan copies "THE PURPOSE DRIVEN LIFE" nya
Rick Warren, Dewa membaca judul-judul bab yang ada di buku itu.
Dan matanya berhenti pada judul chapter 9 : "What Makes God Smile?"
A big... big question mark memenuhi hati Dewa. Tak pernah terbayangkan dalam benaknya bahwa Tuhan bisa tersenyum.

Pulang ke Indonesia, dia berusaha mencari jawaban dengan pergi ke gereja, membaca buku-buku kekristenan tapi masih belum bisa meyakinkannya. Sampai suatu ketika dalam pergumulan atas pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi batinnya, di dalam kamar Dewa berkata "Tuhan jika Engkau benar-benar nyata tunjukan diri-Mu..”

Saat itu tiba-tiba ada suara yang sangat lembut berkata “Son, it’s Me...”
yang membuat air matanya mengalir tak tertahankan. Ia melihat sebuah sinar yang sangat menyilaukan hingga membuat ia tertunduk dalam tangisannya. Tapi saat itu ia masih juga tidak percaya dan berpikir bahwa semua hanya halusinasi. Tapi suara lembut itu terus berulang “Son, it’s Me...” hingga ke-empat kalinya. Akhirnya Dewa menyerah dan percaya.

Sungguh perjumpaan yang sangat intim sekali.
Tuhan menyatakan kepada Dewa bahwa Ia adalah Bapa. Suatu sebutan yang nggak pernah dia kenal dan yang nggak pernah dia ketahui sebelumnya.
Hari itu Dewa mengambil keputusan untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Babak baru kehidupannya pun dimulai.

Menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat berarti menanggalkan kehidupan yang lama.
Singkat cerita Dewa terbuang dari keluarga, segala fasilitas hidup termasuk keuangan dihentikan. Kehidupan Richie Rich berhenti sudah.

Dewa mengalami aniaya secara fisik maupun verbal.
Sambil meneteskan air mata dia mengungkapkan bahwa yang paling memilukan hatinya adalah saat sang mama berkata, "... mama menyesal telah melahirkan kamu ke dunia ini..." .
Segala haknya sebagai anggota keluarga diputuskan dan ia diusir dari rumah.
Dewa berangkat ke Jakarta dengan hanya bermodalkan sebuah ponsel yang sempat ia sembunyikan.
Besar harapannya di Jakarta ia bisa mendapat bantuan dari teman-teman lamanya di sekolah dulu. Tapi ternyata keluarganya telah menghubungi semua teman-temannya di Jakarta supaya tidak memberikan pertolongan.
Tidak ada seorangpun yang bisa diandalkan.


TURN FROM SOMEBODY TO NOBODY

Setelah semua uang hasil penjualan ponsel habis, kehidupan yang dulu bak seorang pangeran berganti menjadi kehidupan yang terlunta-lunta.
Ia terpaksa tidur di jalanan, di emper-emper toko, beratapkan langit dan berselimutkan udara malam nan dingin.

Pada bagian ini, saya melihat air mata menetes di pipinya.
Dan bukan hanya Dewa, banyak yang menangis di ruangan itu (termasuk saya). Saya tahu nggak gampang buat melalui semuanya itu. Semakin tinggi posisi seseorang, bila jatuh, maka sakitnya juga lebih parah dirasakan.
Seorang Richie Rich kini berubah menjadi seorang anak jalanan, yang menyambung hidup dengan mencari sepeser demi sepeser uang layaknya anak jalanan.

Tapi kenapa Dewa bisa bertahan tinggal di jalanan?
Kenapa dia nggak kembali kepada kehidupan lamanya yang berkelimpahan?
Kasih yang luar biasa kepada Yesus memberinya kekuatan untuk tidak memandang kepada semua masa lalunya. Dia rela menukar segala haknya dalam kehidupan yang lama demi keselamatan dalam kasih Kristus.
(Yang membuat hati saya perih adalah, sungguh ironis, banyak orang yang sudah lebih dulu mengenal Kristus, rela menukar keselamatan yang dimilikinya demi harta kekayaan).


Suatu hari, ketika ia sedang berada di titik terendah dalam hidupnya, "apakah sia-sia meninggalkan kehidupannya yang dulu?", Dewa mulai
melihat tangan pembelaan Tuhan.
Titik terang mulai kelihatan. Tuhan mulai menyingkapkan rencanaNya dalam hidup Dewa melalui pertemuan dengan teman lama yang akhirnya memperkenalkan dia dengan seorang Hamba Tuhan bernama Pdt. Daniel Alexander. Beliau yang menampung Dewa dan mengangkatnya sebagai anak rohaninya.
Jadi sekarang ngerti yah kenapa namanya menjadi Dewa Klasik Alexander.

(Di Facebook Dewa menulis salah satu favorite quotation nya adalah:
"I lift my eyes up to the hills, where does my help come from?
My help comes from the Lord, the maker of Heaven and earth"
-King David-)


Dewa pun diberikan pelajaran Alkitab dan disekolahkan di Sekolah Misi di Surabaya. Di tempat inilah karakter rohaninya dibentuk dan dipersiapkan untuk panggilan Tuhan dalam hidupnya.

Di penghujung masa perkuliahannya, karena sering ketularan penyakit dari teman-temannya, Dewa diminta untuk memeriksakan diri ke dokter.
Dan 3 hari sebelum dia diwisuda di Sekolah Misi tsb, Dewa mengalami kejutan yang luar biasa, karena divonis menderita HIV/AIDS.
Dulu di masa uang berlimpah, Dewa memang pernah terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan narkoba.
Ia menghubungi ke-empat temannya waktu dulu yang pernah berbagi jarum suntik, dan mereka semua pun terkena penyakit yang sama.
Apakah ia menjadi pahit hati dan mundur dari Tuhan?

Tidak. Penyakit yang dideritanya ini justru memberikan kerinduan di dalam hatinya untuk melayani orang-orang yang senasib dengannya. Banyak tempat dia kunjungi seperti Myanmar, India, sampai ke negara Afrika untuk menjadi motivator bagi penderita HIV/AIDS.

Ketika balik ke Jakarta kehidupan pun telah membaik. Memiliki saudara-saudara seiman yang mengasihinya, hidupnya mulai nyaman, tidak seperti dulu ketika baru pertama kali datang ke Jakarta setelah tidak diakui lagi oleh keluarganya.

Suatu saat ketika sedang melintas di daerah Roxy, Dewa melihat daerah-daerah yang kumuh, dan ia merasakan ada suatu panggilan dalam hatinya. Ia merasa harus melakukan sesuatu, harus keluar dari zona nyaman, dan memenuhi panggilan Tuhan yang sesungguhnya.

Dewa menukar kenyamanan hidup yang mulai dirasakannya demi menggenapi rencana Tuhan.

Ia meninggalkan tempat kostnya yang nyaman dan menukarnya dengan mengontrak di tempat yang kumuh di Roxy demi bisa melayani orang-orang yang terpinggirkan.

Orang yang nggak mengerti mungkin akan berkata "kamu gila..." kepada Dewa.
Tapi Dewa melakukannya dengan hati yang rela. Tempat tidur yang nyaman digantikan dengan tidur di atas lantai. Dan Dewa mulai bergerak melayani anak-anak miskin di bilangan itu.


SHARING HIS LIFE

Bersama beberapa teman-temannya dari Facebook, Dewa mendirikan HOME (House of Mercy), untuk melayani anak-anak tidak mampu di daerah Jakarta Barat.
Di daerah tempat kumuh inilah, tanpa ragu, saat ini Dewa tinggal untuk mengajar, memberikan berbagai bantuan untuk warga sekitar.

Teladan baik dia berikan, bukan hanya sesekali datang mengajar, bahkan ia rela tinggal di tempat yang kumuh itu.


Berbaur menjadi satu dengan orang-orang yang miskin. Bukankah hari-hari ini yang dibutuhkan dunia ini bukanlah sekedar teori?
Dan Dewa melakukannya dengan segenap hatinya. Nggak banyak orang yang seperti Dewa.

HE HAS A DREAM

Pernyataan Tuhan pada perjumpaan pertama "Son...it's Me.." benar-benar menginspirasi Dewa untuk menjadi 'bapa' bagi generasi muda yang membutuhkan.
Dewa Klasik ingin membagikan kasih Bapa yang telah ia terima kepada anak-anak terlantar yang kekurangan kasih sayang.
Dewa juga punya mimpi ingin membangun sebuah rumah susun untuk menampung orang-orang tidak mampu, pengidap HIV AIDS, kusta dan orang-orang yang terbuang.

Terbuang dari keluarga, tidak berdaya, lapar, miskin, dan terhina, tapi semuanya itu cara Tuhan untuk melatih Dewa berperang sebelum masuk ke dalam panggilan yang sesungguhnya.
Dewa adalah orang sangat mengerti akan arti terbuang, dan terpinggirkan. Dan dengan pengertian itu ia membagi kasih Yesus kepada orang-orang yang mengalaminya untuk bangkit dari keterpurukan.
Saat divonis HIV, dokter menyatakan bahwa hidup Dewa hanya tinggal beberapa bulan lagi. Menyadari itu Dewa benar-benar bekerja keras untuk Tuhan, memanfaatkan waktu yang tersisa.
Kini mungkin sudah hampir 5-6 tahun lamanya sejak dia divonis HIV , dan Dewa masih tetap tegak berdiri menyatakan kasih Tuhan kepada jiwa yang terhilang.


"I WORKED HARDER THAN ALL OF THEM..."

Ada satu ayat yang dia kutip malam itu yang sangat membuat hati saya terkesan.
"Tetapi karena kasih karunia Tuhan aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia.
Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Tuhan yang menyertai aku.
(1 Korintus 15:10)


Saya benar-benar menyetujui bahwa Dewa benar-benar pekerja keras. Bahkan rela menyerahkan hak untuk hidup nyaman demi bekerja keras bagi jiwa yang terhilang. Dan yang lebih mengagumkan seperti Paulus ia berkata, bahwa semuanya itu karena kasih karunia Tuhan yang menyertainya.

Teman-teman, malam itu saya sangat diberkati.
Beberapa teman-teman saya juga tergugah hatinya ingin melayani Tuhan lebih lagi. Kehidupan Dewa Klasik benar-benar memberi dampak bagi kami.

Dan seperti Paulus, seperti Dewa, saya juga ingin berkata,
".......aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Tuhan yang menyertai aku."

Saya mau bekerja keras lebih lagi untuk Tuhan.
Semoga teman-teman juga diberkati.


All blessings,

Julita Manik

Emansipasi Pria: Antara Aku, Tuhanku dan Istriku


Seorang lelaki berdoa: "Oh Tuhan, saya tidak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri saya enak-enakan di rumah. Saya ingin memberinyapelajaran, tolonglah ubahlah saya menjadi istri dan ia menjadi suami."

Tuhan merasa simpati dan mengabulkan doanya. Keesokan paginya, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri tersebut, terbangun dan cepat-cepat ke dapurmenyiapkan sarapan. Kemudian membangunkan kedua anaknya untuk bersiap-siap ke sekolah.

Kemudian ia mengumpulkan dan memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci. Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak.

Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian dan kemudian memasak untuk makan siang.

Selesai memasak, ia mencuci piring-piring bekas makan pagi dan peralatan yang telah dipakai memasak. Begitu anaknya yang pertama pulang, ia makan siang bersama kedua anaknya.

Tiba-tiba ia teringat ini hari terakhir membayar listrik dan telepon. Disuruhnya kedua anaknya untuk tidur siang dan cepat-cepat ia pergi ke bank terdekat untuk membayar tagihan tersebut.

Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil nonton televisi. Sore harinya ia menyiram tanaman di halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah itu membantu mereka belajar dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam ia sangat kelelahan dan tidur terlelap. Tentu masih ada'pekerjaan- pekerjaan kecil lainnya' yang harus dikerjakan.

Dua hari menjalani peran sebagai istri ia tak tahan lagi. Sekali lagi ia berdoa, "Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku tak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi."

Tuhan menjawab:
"Bisa saja. Tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang hamil."

Yang senyum, Tuhan Berkati... ^_^

Selasa, 03 November 2009

Natasha Skin Care


Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." (Mrk. 1:40)

Cepat menyerah adalah sikap yang mudah kita temui di masyarakat akhir-akhir ini. Ujung-ujungnya, tidak kuat dan berakhir dengan bunuh diri. Tetapi tidak demikian dengan dr. Fredi Setyawan. Pendiri dan pengusaha Natasha Skin Care ini merintis usahanya dari nol. Awalnya Fredi bekerja di sebuah puskesmas di Klaten—Jawa Tengah. Lalu, suatu saat, istrinya ingin melakukan perawatan kulit. Tetapi, betapa kagetnya mereka. Ternyata biaya yang dibutuhkan untuk perawatan sangat besar. Bagi mereka, biaya itu terlalu tinggi. Karena itu, ia terinspirasi membuat kirim untuk perawatan kulit. Ketika mulai memasarkan krim produknya, banyak orang menolak. Ia memasarkan ke toko-toko, namun pasar belum menyerapnya. Kesan yang didapat, masa depan produk itu tidak bertahan lama. Untunglah ia punya karakter pantang menyerah. Semakin ditolak, ia semakin belajar untuk membuat krim yang lebih baik. Sementara orang lain terlelap di balik hangatnya selimut, dr. Fredi terus belajar. Dan, ketekunannya membuahkan hasil spektakuler. Februari 2008, tercatat 36 cabang Natasha Skin Care tersebar di seluruh nusantara. Jumlah itu tentu akan terus bertambah seiring naiknya respons pasar.

Hari ini, firman Tuhan mengingatkan kita tentang seorang kusta yang namanya tidak disebut dalam Alkitab. Pada zaman itu, orang yang menderita kusta pasti dikucilkan. Termasuk oleh orang-orang terdekatnya. Penyakit kusta identik dengan kutukan Allah. Akibatnya penderita tidak dianggap dalam lingkungan sosialnya. Orang yang sudah dinyatakan kusta oleh iman, harus siap menerima konsekuensi negatif. Namun, penderita kusta yang kita baca dalam ayat di atas sungguh luar biasa. Mengapa disebut luar biasa? Karena ia berani bangkit dari keterpurukannya. Ia datang kepada Yesus. Bayangkan! Mata semua orang tertuju kepadanya. Ia seorang yang sudah divonis najis tiba-tiba menghampiri sang Guru Agung—Yesus Kristus Tuhan. Lalu, apa yang terjadi? Tuhan Yesus pun bereaksi. Yesus bersedia menahirkan orang itu. Ia sembuh. Ia dibebaskan dari segala penderitaan yang demikian menindih. Bagaimana hal itu terjadi? Berawal dari karakter pantang menyerah!

Kita hidup di zaman yang semakin sukar. Jika semangat juang lemah, kita akan digilas oleh krisis. Namun, jika punya semangat baja semua masalah dapat diatasi. Masalah pekerjaan, keluarga dan segudang masalah lain mampu kita atasi bersama Tuhan.

Karena itu, bagi anak-anak Tuhan, tak ada sikap cepat menyerah. Bersama Tuhan kita bisa. Bukankah begitu?

Tidak Cepat Menyerah Sikap Seorang Pemenang

Senin, 02 November 2009

Leonard Dober


Leonard Dober bertanya-tanya apakah Yesus berpikir bahwa salibnya terlalu berat; kemudian dia teringat bagian akhir doa Yesus di taman, "Bukan kehendak-Ku, tapi kehendak-Mu, Bapa." Tugas Leonard sepertinya tidak mungkin untuk dilakukan, tapi dia sedang melakukan kehendak Allah, bukan kehendaknya.

Leonard Dober yakin bahwa Allah telah memanggilnya untuk menjangkau para budak di Virgin Islands. Dia berencana untuk menjangkau orang-orang ini dengan menjual diri menjadi budak dan bekerja bersama mereka sambil menceritakan tentang kasih Yesus kepada mereka. Dia begitu takut memikirkan bahwa dia akan menjadi budak. Dia ngeri membayangkan perlakuan yang akan diterimanya. "Tapi Kristus telah mati di atas kayu salib bagiku," pikirnya. "Tidak ada harga yang terlalu tinggi untuk melayani Dia."

Penganiaya terkejam yang dihadapi Dober bukanlah para pemilik budak, tetapi orang-orang Kristen. Mereka mempertanyakan panggilannya untuk melayani para budak dan menertawakannya sebagai orang bodoh karena rencananya itu. Tapi Dober tidak menyerah. Pada tahun 1730, dia sampai di Virgin Islands.

Ketika dia menjadi pelayan di rumah gubernur, dia takut posisinya ini akan menjauhkannya dari para budak yang ingin dilayaninya. Jadi dia pergi dan pindah dari rumah gubernur ke gubuk kotor di mana dia dapat bekerja bersama-sama dengan para budak.

Dalam waktu tiga tahun, pelayanan Dober sudah mencakup lebih dari tiga belas ribu petobat baru.

***

"Orang-orang sinting Yesus", itulah julukan dunia bagi orang-orang yang memiliki iman yang sedikit radikal. Dober adalah "orang sinting Yesus" pada abad delapan belas -- orang bebas yang memilih menjadi budak agar dapat memenangkan para budak bagi Yesus. Dia bersedia melakukan semua yang harus dilakukan untuk menunjukkan kesungguhan hatinya dalam melayani Yesus. Bagi Dober, hal ini berarti membuat suatu rencana yang tidak masuk akal bagi orang lain kecuali dirinya sendiri. Apakah Anda juga disingkirkan karena Anda telah menolak untuk mengikuti orang banyak? Jika Allah telah memanggil Anda untuk melakukan hal yang radikal dalam keluarga, gereja, atau komunitas Anda, Anda harus menaatinya. Biarkan orang menyebut Anda gila, tetapi Yesus akan mendapati Anda sebagai orang yang bersungguh- sungguh.

Minggu, 01 November 2009

If ...


If you woke up this morning with more health than illness,
you are more blessed than the million who won't survive the week.

If you have never experienced the danger of battle,
the loneliness of imprisonment,
the agony of torture or the pangs of starvation,
you are ahead of 20 million people around the world.

If you attend a church meeting without fear of harassment,
arrest, torture, or death,
you are more blessed than almost three billion people in the world.

If you have food in your refrigerator,
clothes on your back,
a roof over your head and a place to sleep,
you are richer than 75% of this world.

If you have money in the bank,
in your wallet, and spare change
in a dish someplace, you are among
the top 8% of the world's wealthy.

If your parents are still married and alive,
you are very rare,
especially in the United States.

If you hold up your head with a smile
on your face and are truly thankful,
you are blessed because the majority can,
but most do not.

If you can hold someone's hand, hug them
or even touch them on the shoulder,
you are blessed because you can
offer God's healing touch.

If you can read this message,
you are more blessed than over
two billion people in the world
that cannot read anything at all.

You are so blessed in ways
you may never even know.

If you are feeling blessed, repay the blessings bestowed unto you and do something for others.

A blessing cannot be kept. If it stops with you, then the blessing will disappear. The blessing will only keep working if it is continuously passed around. If you are a recipient of a blessing, keep the blessing working by being the source of blessing to other people.