Tampilkan postingan dengan label pekerja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pekerja. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Januari 2010

Perbedaan BOS dan PEMIMPIN


Seorang BOS menciptakan rasa takut dalam diri anak buahnya
Seorang PEMIMPIN membangun kepercayaan

Seorang BOS mengatakan "saya".
Seorang PEMIMPIN mengatakan "kita"

Seorang BOS tahu bagaimana pekerjaan harus dilakukan.
Seorang PEMIMPIN tahu bagaimana suatu karier harus ditempa

Seorang BOS mengandalkan kekuasaan.
Seorang PEMIMPIN mengandalkan kerjasama.

Seorang BOS menyetir
Seorang PEMIMPIN memimpin

Seorang BOS menyalahkan
Seorang PEMIMPIN menyelesaikan masalah dan memperbaiki kesalahan

Seorang BOS menguasai 10% tenaga kerja bermasalah.
Seorang PEMIMPIN menguasai 90% tenaga kerja yang kooperatif.

Seorang BOS menyebabkan dendam bertumbuh.
Seorang PEMIMPIN memupuk antusiasme yang bertumbuh

Seorang BOS menyebabkan pekerjaan menjemukan
Seorang PEMIMPIN menyebabkan pekerjaan menyenangkan/menarik

Seorang BOS melihat masalah sebagai musibah yang akan menghancurkan perusahaan
Seorang PEMIMPIN melihat masalah sebagai kesempatan yang dapat diatasi staff yang bersatu padu, dan berubah menjadi pertumbuhan.

INGAT. SEORANG BOS BERKATA, "PERGI!"
SEORANG PEMIMPIN BERKATA, "AYO PERGI"

Rabu, 22 Juli 2009

Being A Successful Employee

Bagaimana menjadi seorang karyawan yang kaya dan bahagia? Banyak orang-orang mempertanyakan hal ini. Ini ada secuplik dari apa yang JINS tahu dan share-kan kepada sobat JINS sekalian.

1. Membuat nilai tambah

Kita harus bisa dipercaya dan diandalkan. Bila kita ketahuan melakukan penggelapan manipulasi, atau penipuan di perusahaan, maka kita akan sulit dipromosikan atau naik gaji secara maksimal.

Kita harus menghasilkan lebih daripada yang kita terima, contohnya bila kita menerima gaji 1 juta, kita harus memberikan lebih dari gaji tersebut, maka barulah kita pas untuk untuk menerima gaji tersebut. Maksudnya memberikan kinerja yang lebih hebat daripada sesama karyawan pada level yang sama

Berinisiatif untuk menyelesaikan masalah, tidak menunggu sampai disuruh. Hindari kecenderungan untuk menyalahkan orang lain, atasan, situasi, anak buah, tetapi tunjukkan inisiatif untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Berperilakulah menyenangkan. Jaga penampilan, kedisiplinan, kesopanan, omong baik di depan dan di belakang. Orang yang omong jelek di belakang sama sekali tidak menyenangkan..

2. Mengkomunikasikan Prestasinya kepada orang yang tepat

Bila kita sudah mempunyai nilai tambah, kita harus komunikasikannya. Orang yang mempunyai nilai tambah yang lebih dari karyawan lain yang tidak mengkomunikasikannya tetap bisa naik gaji dan dipromosikan, tapi akan makan waktu yang lebih lama.

3. Mencapai prestasi itu berkali-kali

Kita akan dipromosikan bila mencapai prestasi berkali-kali (dalam jumlah yang banyak, mungkin juga dengan perusahaan lain)

Bila kita mengkomunikasikan prestasi kita kepada atasan kita sendiri, bisa jadi atasan kita masih tenang–tenang saja, Sebaliknya, bila banyak orang dari pemilik perusahaan atau atasan perusahaan yang mengetahui nilai tambah kita, kita akan menerima banyak tawaran kenaikan dan promosi dari luar.

4. Dengan cara yang tepat

Maksudnya isinya tepat, sarananya tepat, waktu dan tempatnya tepat

Isi yang tepat : bila mau usul, selalu gunakan kata2
”menurut pengalaman bapak... bila kita tidak melakukan... (isi sendiri usulan anda) mungkinkah kita menjadi seperti ...(isi sendiri hasil yang anda perkirakan)”

Bila kita tidak setuju dengan pendapat atasan kita, gunakan pihak ketiga. Contoh : ”menurut pengalaman bapak ... misalnya ada costumer yang keberatan akan...(isi sendiri keberatan anda) kita sebaiknya harus bagaimana?...

Bila mengkomunikasikan nilai tambah kita, katakan ”selamat pak! Berkat bapak bulan ini kita mencapai...(isi prestasi yang sudah anda capai)

Sarana yang tepat adalah bertemu, komunikasikan empat mata (eh, bukan empat mata ) Presentasikan prestasi anda pada rapat tahunan. Ikuti perkumpulan asosiasi manajer atau bisnis, sehingga anda diketahui orang banyak.

Waktu dan tempat yang tepat adalah ketika mood atasan sedang baik, bagaimana bisa tahu hal itu? Tanyakan pada sekretarisnya !


Jika hal diatas sudah dilakukan, sebaiknya perhatikan beberapa hal sepele di bawah ini :

1. Hindari penggunaan kartu kredit

Atau segala hal yang berhubungan dengan nama tsb.
Seperi membeli barang2 yang dikreditkan dengan jangka waktu tertentu, tau gak, kalo beli kredit berarti sama aja dengan membeli 1 ½ (satu setengah) dari harga dasar produk tersebut

2. Berinventasi

Banyak karyawan yang sewaktu mendapatkan bonus, langsung melampiaskan hasratnya untuk membeli barang2 yang mereka impikan. Stop dulu, alangkah lebih baiknya, kalau bonus tersebut diinvestasikan untuk jangka panjang, contohnya aja, membeli emas dengan 70% dari nilai bonus tersebut dan 30% untuk dibelanjakan (kalau berinvestasi jangan terlalu pelit ada jajannya juga dong), nanti itung2 aja hasil keuntungannya jika mendadak harga emas itu naik.

3. Gunakan gaya hidup yang PAS tetapi bukan pas-pasan

Maksudnya, kenapa kita harus menghambur-hamburkan uang apabila kita bisa menghematnya, gaya hidup yang terlalu berlebihan malah menghabiskan cadangan uang kita, Contohnya: HP Nok*a 6600 sudah cukup untuk menikmati Facebo*k, dari pada harus mati-matian membeli Bl*ckb*rry yang harganya ajigile...

(Bersambung...)

Selasa, 14 Juli 2009

M A L A S

Deni sedang agak malas bekerja hari ini. Rasanya masih ingin libur. Kok cepat sekali liburan berakhir. Rasanya baru sebentar libur, eh sudah harus bekerja lagi.

Tapi, kemudian Deni teringat suatu kejadian yang menggerakkan hatinya ketika belum lama berselang dia pulang kampung untuk merayakan tahun baru bersama orang tua dan saudara-saudaranya. Ketika dalam perjalanan ke kotanya, di kereta api Deni bertemu seseorang. Orang tersebut duduk di kursi sebelah kirinya dan hanya dipisahkan oleh jalan untuk lalu lalang. Seorang pemuda. Sederhana. Biasa saja. Tidak terlalu istimewa.

Yang membuatnya istimewa adalah pemuda tersebut terus menerus dipuji-puji oleh teman-temannya. Mereka semua berlima. Teman-temannya tak henti-hentinya memujinya, menggodanya, menepuk-nepuk bahunya, dan menyalaminya berulang-ulang. Sebaliknya pemuda tersebut hanya senyum- senyum dan tertawa.

Di tengah perjalanan, setelah teman-teman pemuda tersebut tidak terlalu ribut lagi, tiba-tiba pemuda tersebut menyapa Deni. Mau pinjam koran yang dipegang Deni. Tentu saja Deni tidak keberatan untuk meminjamkan korannya. Apalagi dia sudah selesai membacanya. Tak lama kemudian pemuda tersebut mengembalikan korannya dan mereka berdua terlibat dalam pembicaraan.

Karena penasaran, Deni menanyakan mengapa pemuda tersebut disalami. Dia hanya tersenyum saja. Tapi, teman di sebelahnya langsung menengok ke arah Deni dan menjawab:”Dia karyawan terbaik tahun ini, mas! Nomor satu! Ha ha ha… Sudah tiga tahun berturut-turut lho mas. Hebat kan?” Temannya yang lain menambahkan: “Tahun ini dia naik jabatan mas. Jadi bos.”

Deni memberi salam sambil mengucapkan selamat. Sambil bercakap-cakap, Deni menanyakan kiat-kiat suksesnya dalam bekerja. Temannya menjawab: “Dia orangnya selalu ingin lebih baik. Tidak pernah
berhenti belajar mas. Tidak pernah menyerah. Kalau dia tidak mengerti, dia bertanya dan belajar. Kalau sudah mengerti, dia akan berusaha melakukan yang terbaik. Kalau sudah terbaik, dia berusaha lebih baik lagi. Pokoknya tidak pernah puas. Yah, jelas dia menang lagi tahun ini.”

Teman yang lain lagi menambahkan: “Betul mas. Malah kita semua banyak belajar dari dia. Dia ini memang superman. Pokoknya hebat deh.” Deni ikut tersenyum: “Wah, mas, saya juga ingin belajar nih. Saya kok tidak bisa begitu ya? Kalau lagi down, ya kerja jadi malas juga. Tidak bisa selalu bersemangat tinggi. Apalagi kalau lagi bokek. Ha ha… Bagaimana sih caranya?”

Pemuda tersebut memandangnya, lalu berkata serius: “Saya juga sering mengalami up and down kok. Tapi, saya tidak mau down terus. Setiap kali saya malas, ya langsung saya kerja lebih giat. Kalau saya ingin istirahat, saya langsung cari apa saja yang bisa dikerjakan. Kalau saya bosan, saya langsung bikin rencana baru tentang apa saja yang akan saya lakukan hari itu.”

Dia bercerita: “Tiga tahun yang lalu, saya ditegur oleh atasan saya. Soalnya saya lagi malas banget. Beberapa hari di kantor saya hampir tidak mengerjakan apa-apa dan hanya main game. Lalu atasan saya datang. Beliau hanya bertanya, Kalau kamu sedang malas bekerja, bagaimana jika perusahaan juga sedang malas membayar gajimu?”

Pemuda itu melanjutkan, “Setelah berkata demikian, beliau pergi. Saya jadi malu sendiri. Saya tidak ingin perusahaan malas membayar gaji saya, tentunya perusahaan juga tidak ingin saya malas bekerja. Jadi, sejak saat itu saya tidak mau menuruti rasa malas, lelah, bosan dan lainnya.”

“Caranya?” tanya Deni.

“Kalau saya sedang merasa malas, saya langsung berdiri dan lompat-lompat di tempat. Kira-kira 20 kali lompat. Dulu saya sering ditertawakan teman-teman saya ini, tapi sekarang banyak yang mengikuti cara saya. Dengan melompat-lompat sebentar, maka peredaran darah menjadi lebih lancar, rasa malas pun hilang. Begitu juga kalau saya mengantuk, saya langsung melompat-lompat sebentar, maka rasa
mengantuk akan lenyap. Pokoknya saya melakukan kebalikan dari setiap perasaan negatif yang saya rasakan.”

“Begitu juga kalau saya sedang pusing dengan masalah pribadi saya. Langsung saya menelepon klien yang membutuhkan bantuan saya, sehingga saya tidak memikirkan masalah saya sendiri. Kadang saya
langsung menghadap atasan dan mendiskusikan masalah pekerjaan. Saya tidak mau mengasihani diri sendiri. Masalah saya tidak akan selesai dengan berpusing-pusing atau bermalas-malasan kan? Apa uang saya akan bertambah kalau saya malas bekerja? Tidak kan? Jadi, untuk apa?”

Waktu mendengar penjelasan pemuda itu, Deni hanya mengangguk-angguk. Tapi kini, ketika dia merasa sedang malas, Deni teringat akan pemuda di kereta. Segera Deni berdiri dan melompat-lompat di tempat sebanyak 20 kali. Eh benar, ternyata badannya terasa lebih segar. Dia pun mulai bekerja lagi. Ternyata dia merasa semangatnya timbul lagi. Manjur juga yah?

Semangat Deni timbul. Untuk apa memulai tahun yang baru dengan rasa malas? Apakah rasa malas akan mengubah keadaan menjadi lebih baik? Jelas tidak! Jadi apa gunanya malas? Do something! Be active! Be successful!

Sumber: Malas oleh Lisa Nuryanti, Director Expands Consulting & Training Specialist

Minggu, 03 Mei 2009

Ehud

Hakim-hakim 3 : 13-30
"Ehud"

Sobat JINS, awal minggu ini JINS mau membahas tentang seorang pahlawan Israel yang mungkin tidak terlalu terkenal bernama "Ehud". Di kisah Hakim-hakim di atas, karena kesembronoan bangsa Israel sehingga menimbulkan murka Allah, maka Allah menghukum mereka di bawah penjajahan raja Moab bernama Eglon.

Tapi karena kebaikan dan belas kasih Allah, akhirnya Allah mengirimkan seorang penyelamat bernama Ehud. Siapakah Ehud sebenarnya? Mari kita kupas satu per satu siapa Ehud ini sehingga dia disebut-sebut pahlawan, dan hikmah apa yang bisa dipetik dari kisahnya.

Singkat cerita, Ehud adalah seorang yang biasanya membawa upeti kepada raja Moab. Ia kemudian ditugaskan oleh Allah untuk membunuh raja Moab dan membebaskan bangsa Israel. Ia seorang yang kidal tapi cerdik. Akhirnya setelah membunuh raja Moab, bangsa Israel pun hidup bebas delapan puluh tahun lamanya. Di sini moral ceritanya bukan kita diajarkan untuk membunuh orang yang tidak kita suka. Tetapi di baliknya ada lebih banyak moral lagi.

Kurir

Pekerjaan Ehud hanya seorang kurir. Ia bukan pengusaha, bukan prajurit, bukan pekerjaan-pekerjaan elit lainnya. Ia hanya seorang kurir (coba bayangkan tukang susu atau pak pos di rumah). Bukan pekerjaan yang bagus! Tapi Tuhan tetap memakai ia luar biasa. Dan dalam misinya, Tuhan tidak mengubahkan dia menjadi orang lain. Ia tetap sebagai kurir, namun dengan pekerjaannya itu ia bisa melaksanakan perintah Tuhan.

Intinya, Tuhan tidak pernah mengubah kita menjadi seseorang yang lain. Tuhan selalu mempergunakan apa yang kita miliki dan melipatgandakannya. Ingat 5 roti dan 2 ikan untuk makan ribuan orang? Yap, Tuhan selalu punya cara untuk mempergunakan apa yang kita miliki untuk kemuliaan kerajaanNya. Tuhan tidak pernah mengubah kita menjadi orang lain untuk menjalankan misiNya.

So, siapapun Anda sekarang, apapun pekerjaanmu, jangan minder. Jangan risih. Apabila kita siap, Tuhan akan menggunakan kita tidak jauh-jauh dari apa yang kita kerjakan sehari-hari.

Kidal

Jaman itu, kidal berarti tidak mempunyai satu keahlian yang khusus. Kidal berarti memakai tangan kiri untuk setiap kebiasaan yang dilakukan oleh tangan kanan pada umumnya. Dan di jaman itu, orang kidal dianggap orang yang biasa-biasa saja, tidak mempunyai keahlian khusus. Begitu pula orang-orang menganggap Ehud waktu itu. Ehud dianggap sebagai orang yang biasa-biasa saja.

Tapi Tuhan beda. Ia mempergunakan ke"biasa-biasa"an Ehud untuk rencanaNya. Lihat saja bagaimana Ehud menempa pedang pendek dan menyembunyikan ke pangkal pahanya. Karena ia kidal, ia tidak ketahuan ketika ada pemeriksaan masuk ke rumah peranginan raja Moab. Ia dengan mudah menusuk dengan tangan kirinya sedangkan musuhnya tidak waspada dengan tangan kirinya.

Di jaman Daud, pasukan elit khusus raja semuanya kidal. Karena prajurit kidal akan membuat prajurit normal dengan tangan kanan kesulitan bertahan sehingga serangan akan mudah masuk. Jadi, kidal adalah anugerah. Kelemahan kita akan dipakai Tuhan luar biasa! Asalkan kita mau dengan baik-baik mendengarkan suaraNya.

Cerdik

Meskipun Ehud hanya seorang kurir yang kelihatannya tidak berpendidikan tinggi, ia cerdik. Di firman Tuhan sudah dikatakan kalau kita harus tulus seperti merpati dan cerdik bagai ular. Lihatlah bagaimana Ehud menyembunyikan pedang pendeknya, bagaimana ketika ia melarikan diri; bagaimana ketika ia mengabarkan misinya sukses dengan meniupkan sangkakala.

Dengan kesemuanya itu, kelemahannya, pekerjaannya, Ehud dipakai Tuhan luar biasa! Ia mampu menyelesaikan misi Tuhan dengan menggunakan semua yang ia punyai. Hingga akhirnya bangsa Israel terbebas delapan puluh tahun lamanya berkat jasanya. Wow...

Sobat JINS, percayakah bahwa Tuhan akan mempergunakan kita seperti Ia mempergunakan Ehud? Ia akan memakai apa yang ada di dalam diri kita dan bukan apa yang tidak kita punyai untuk kemuliaanNya. Ia akan menggunakan kelemahan kita untuk menjadikan sesuatu yang kuat. Ia hebat dan luar biasa karena apapun yang diberikan kepada kita tidak akan sia-sia.

So, sobat JINS, mulai hari ini janganlah rendah diri akan segala kekuranganmu. Minta Tuhan singkapkan apa yang menjadi rencanaNya sehingga semua kelemahan kita jsutru akan menjadi kekuatan kita. Seperti Ehud.

Selasa, 14 April 2009

Belajar Berenang

Sebuah email yang cukup menggelitik... Check this out.

Pernah melihat bapak-bapak kursus privat renang ? Saya untungnya sudah. Pagi ini, di kolam renang langganan kami. Dua orang lelaki dewasa -bertubuh tinggi besar- masing-masing dengan pelatih mereka, baru belajar berenang. Benar-benar menggelikan. Air bermuncratan kemana-mana, belum lagi melihat wajah yang memerah, ekspresi ketakutan yang kadang tampak serta dengus nafas mereka yang begitu jelas, membuat mau tidak mau keduanya menarik perhatian. Tetapi yang paling unik dari adegan tersebut justru para pelatihnya. Yang satu wajahnya demikian serius. Saya berani bertaruh jika bertemu dengannya, Anda pasti menyangka dia berprofesi sebagai guru matematika. Sejak duduk di Sekolah Dasar hingga sekarang, wajah seserius dia, tidak pernah saya jumpai di kolam renang.

"Kemaren," cerita pelatih ini, "saya habis ngelatih, PM (Polisi Militer) berenang. Wah susahnya bukan main. Mana cuman punya target 2 minggu lagi. Padahal targetnya harus 25 meter. Saya sih sudah bilang ke dia.'Pak mana cukup belajar berenang 2 minggu'.tapi ya kita coba juga. Akhirnya hanya bisa 10 meter doang !!".

Cerita perkenalan yang membuat *down* siapa saja yang baru berniat belajar berenang. Tapi itu belum seberapa, cara berkenalan, mengarahkan dan lain sebagainya, pelatih ini lebih mirip seorang penyuluh mengenai bahaya flu burung. "Relaks.jangan kaku.. santai saja kakinya !!!!", teriaknya dengan wajah yang sangat tidak familiar. Tanpa senyuman. Hasilnya mudah ditebak, si murid bertambah gugup. Dan mereka berdua lebih tampak bergumul, ketimbang belajar berenang. *Asli*, lama-lama berada didekatnya membuat berenang menjadi sama sulitnya dengan terbang !!!

Berbeda dengan yang pertama, pasangan yang kedua sangat menikmati kebersamaan mereka. Jika pasangan pertama lebih banyak menghabiskan waktunya ditepi kolam, dimana sang murid banyak mendengarkan "petuah-petuah" dari pelatihnya, pasangan kedua, langsung *nyebur*. "Berenang itu gampang Pak.dan menyehatkan" , kata pelatih kedua,"Cuma perlu teori sedikit, terus coba deh. Asal iramanya sudah ketemu, siapapun pasti bisa berenang. Yang pasti diperlukan ketenangan. Tapi walaupun gampang, sebaiknya dikolam cetek dulu, jadi kallo klelep, kaya tadi, minum airnya gak banyak..ha.. ha..ha.." . Merekapun tertawa bersama. Dan lihatlah, tanpa perlu diteriakin sang murid tampak relak dan sangat menikmatinya.

Pelatih pertama sering sekali mengucapkan kata "sulit", pelatih kedua cenderung menggunakan kata "tantangan". Contohnya begini, namanya belajar berenang pastilah kedua orang murid itu, sesekali 'tidak sengaja' tersedak, meminum air kolam seteguk, dua teguk. Pelatih yang pertama langsung berseru "Yang paling sulit dari berenang, adalah mengatur nafas. Itu memang sulit". Sedangkan pelatih kedua, berkata "Disinilah *tantangan*nya. Pernafasan. Tapi it's ok..semua orang yang belajar berenang, pasti pernah minum air kolam". Luar biasa !!

Sungguh-sungguh adegan langka. Saya sangat beruntung menyaksikan keduanya dengan mata kepala, serta telinga saya sendiri. Dua orang pelatih dengan dua orang murid yang berbeda, dikolam renang yang sama, dalam waktu bersamaan. Jadi teringat pengalaman pertama kali terjun kedunia *enterpreneur* sebagai seorang *photographer* dan *resign* dari sebuah Bank Swasta terbesar di Indonesia. Dunia enterpreneur yang memang asing, menjadi begitu menakutkan. Sampai ketika sekali waktu saya bertemu dengan seorang begawan enterpreneur Indonesia, Bob Sadino. Waktu itu, saya diminta oleh Kintamani publishing untuk membuatkan konsep sekaligus mengeksekusi foto-foto untuk cover 2 buku Om Bob berjudul "Belajar Goblok dari Bob Sadino" dan "Mereka Bilang Saya Gila" yang sekarang sudah beredar luas. Om Bob, dalam satu kesempatan curhat, sempat menasehati saya. "Kamu masih sangat muda De (Made.sebutan untuk orang Bali, anak kedua..he..he. .), dunia enterpreneur itu sangat mengasikkan. Yang diperlukan bukan sekolah atau segudang teori. Dunia enterpreneur, meskipun juga membutuhkan teori, lebih membutuhkan praktik real dilapangan. Karena dilapanganlah kamu akan belajar nyata, tidak saja dari kesuksesan tetapi juga dari kesalahan. Langkah pertama adalah, cintai dunia itu. Kemudian terjun langsung kedalamnya.Kallo mau jadi jagoan karate kita harus banyak-banyak bertanding, bukan banyak baca buku"

Betapa benarnya Si Om. Seringkali pendekatan kita terhadap segala sesuatu secara psikologis, sangat menentukan tingkat keberhasilan kita*. *Suatu masalah atau pekerjaan baru menjadi seratus kali lebih sulit dan mengerikan jika pendekatan kita terhadapnya salah. Tetapi jika pendekatan kita benar dan positif, hampir bisa dipastikan, setiap kesulitan yang menghadang akan berubah menjadi tantangan yang menyegarkan. Jadi jika Anda ingin lingkungan kerja Anda penuh ketegangan dan low creativity, mudah, maki-maki anak buah Anda, apalagi mereka karyawan baru ketika melakukan kesalahan, buat mereka melihat betapa mengerikan dan fatalnya melakukan kesalahan. Kurangi tawa Anda, bila perlu angker-lah setiap saat. Pertahankan meeting-meeting yang dingin tanpa sentuhan kemanusiaan. Dijamin apa yang Anda iginkan akan terwujud. Tetapi. jika Anda merindukan performance yang luar biasa dari anak buah Anda, jika Anda merindukan setiap orang dalam team Anda melakukan yang terbaik dan terhebat untuk perusahaan, lakukan sebaliknya.

Sedikit menyambung soal kedua pelatih dan muridnya diatas. Anda bisa tebak, kira-kira yang mana dari kedua orang itu akan lebih cepat bisa berenang. Baru setengah jam dikolam renang, pelatih kedua telah berhasil membuat muridnya berenang dua tiga kayuhan, sementara pelatih pertama masih sibuk memberikan jurus-jurus jitunya, dibibir kolam renang. Nggak nyangka..berenang seperti halnya *enterpreneurship, profesional* ataupun skill apapun dalam hidup ini, harus dilakukan terutama dengan hati. Jadi jika sampai saat ini guru, mentor, dosen Anda terus-menerus menekankan betapa sulitnya sesuatu, dan lupa menekankan betapa manfaat, atau keuntungan atau betapa menyenangkannya sesuatu itu, tinggalkan saja mereka. Kepandaian mereka mempersulit segala sesuatu, hanya akan membuat kesulitan baru untuk Anda. Sebagai gantinya. Cari orang lain, lingkungan lain yang membuat pekerjaan, bisnis, hobby, bahkan tantangan Anda menjadi demikian menyegarkan !

Sumber : Email kiriman bapak Made Teddy Artiana, S. Kom

Minggu, 14 Desember 2008

10 Reasons Why...

10 alasan mengapa aku telat masuk kerja hari ini:
1. Aku terlambat bangun karena kemarin bergadang menonton bola.
2. Aku sakit perut dan tidak bisa menemukan koran pagi.
3. Aku keasyikan membaca koran pagi.
4. Aku memang bangun pagi, lalu aku tertidur lagi. Eh... keterusan.
5. Macet.
6. Aku tidak mendapatkan angkot.
7. Sepeda motorku mogok lagi.
8. Hujan deras, bos!
9. Aku harus mengantarkan anak ke sekolah dulu.
10. Aku ada perlu, jadi aku harus mampir dulu sebelum ke kantor.

10 alasan mengapa aku tidak mencapai target bulan ini:
1. Target terlalu tinggi.
2. Susah mencari nasabah.
3. Cuaca buruk, sehingga tidak bisa bekerja.
4. Aku bekerja di bawah tekanan.
5. Banyak calon nasabah menolak.
6. Aku banyak urusan dan pekerjaan lain.
7. Atasanku suka menindasku.
8. Aku sedang malas sekarang.
9. Aku sibuk pelayanan.
10. Aku sudah punya pacar sekarang dan waktuku untuk dia.

10 alasan mengapa aku tak menyukai temanku yang satu itu:
1. Dia cerewet.
2. Dia orangnya suka menjelek-jelekkan orang lain.
3. Dia orangnya suka menumpang.
4. Dia tidak sehobi denganku.
5. Dia suka menindasku.
6. Dia pinjam uang padaku dan belum mengembalikan sepeser pun.

7. Dia suka menyindirku.
8. Dia tidak mendengarkan kata-kataku.
9. Dia selalu mengacuhkanku.
10. Dia menusukku dari belakang.

See? 30 alasan ini kuketik dengan begitu mudah tanpa perlu berpikir panjang. Begitu mudahnya untuk mencari-cari alasan. Begitu sepelenya untuk mencari kejelekan-kejelekan orang lain. Begitu mudah mengkritik sesuatu. Begitu gampangnya berpikiran NEGATIF terhadap seseorang.

Coba sekarang sobat JINS pikirkan:
10 alasan mengapa datang di kantor lebih awal;
10 alasan mengapa Anda dipromosikan;
10 alasan mengapa Anda mau mengampuni teman kita yang satu itu.

Bandingkan waktu Anda memikirkan jawaban-jawaban itu. Di sela-sela Anda pasti membuka satu "celah" kecil yang memberikan komentar negatif terhadap diri Anda atau teman Anda atau atasan Anda.

Memang sulit untuk berpikir POSITIF. Berpikir positif adalah kebiasaan, bukan karena orang itu mempunyai sesuatu yang positif untuk dipuji. Jadi, daripada kita berpikir yang macam-macam yang membuka celah bagi Iblis untuk menanamkan keminderan, kebencian dan kejengkelan.

Sekarang,
10 alasan mengapa aku masuk kerja lebih awal hari ini:
1. Aku cinta pekerjaanku.
2. Aku bangun lebih pagi hari ini.
3. Urusanku lebih cepat selesai hari ini.
4. Aku fokus ke bidangku saat ini.
5. Semangatku sedang terbakar.
6. Aku berpikir seperti seorang manager. Dan seorang manager harus memberikan contoh yang baik.
7. Perusahaanku membutuhkanku.
8. Karyawan lain membutuhkanku.
9. Sistem relasi perusahaan membutuhkanku.
10. Aku ingin memberi lebih lagi untuk perusahaanku.

10 alasan aku suka temanku yang satu itu:
1. Dia perhatian.
2. Dia rajin dan ulet.
3. Dia pintar bermain musik.
4. Dia pintar melawak.
5. Dia sabar.
6. Dia selalu membelikanku makan siang ketika dompetku ketinggalan.
7. Wajahnya seperti Spongebob.
8. Dia yang mengajariku cinta Tuhan.
9. Dia suka membantuku.
10. Dia cantik/ganteng.

Jadi, mulai hari ini terapkan pikiran POSITIF akan setiap hal yang Anda lihat dan temui hari ini. Berhentilah mencari-cari alasan dan mencari-cari kesalahan orang lain.

Rabu, 10 Desember 2008

Work

Suatu hari Brenda dengan muka lesu dan gundah mengajak seorang sahabatnya untuk bertemu. Ia sedang galau dan gelisah. Karena ia kini sedang terlibat di antara dua pilihan yang sulit.


Brenda bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan. Gajinya lumayan dan fasilitas yang ia dapatkan tidak buruk. Di samping itu, ia juga memiliki beberapa usaha kecil sebagai sampingan di luar jam kerjanya.


Tapi beberapa hari yang lalu Brenda diberi tawaran yang sangat menarik oleh seorang pemilik supermarket. Ia akan didudukkan pada jabatan manager dengan banyak fasilitas. Gaji yang akan diterimanya sudah pasti dua kali lipat dari gajinya sekarang. Ia juga akan mendapatkan sebuah mobil yang akan menjadi miliknya bila ia bekerja empat tahun.


Hanya saja... pekerjaan baru menuntutnya berada di kota kecil sedangkan usaha dan bisnisnya baru saja mulai berkembang hari-hari ini. Brenda benar-benar bingung. Ia harus memilih bisnisnya atau pekerjaan baru dengan segudang tawaran menggiurkan?


Kemudian ia mulai mencurahkan semua pergumulannya pada sahabatnya. Sahabatnya mendengarkan dengan penuh sabar dan mendengarkan sampai selesai.


Sahabat Brenda hanya menatap mata Brenda dalam-dalam lalu berkata, "Brenda sayang, sekarang, apa tujuanmu bekerja? Jawablah dahulu baru kamu akan bisa memilih pekerjaan mana yang cocok buatmu."


Sekarang bayangkan Anda berada di dalam dua pilihan yang sulit, katakanlah, memilih di antara dua pilihan yang sangat menguntungkan Anda di mana hanya boleh salah satu saja yang Anda ambil. Bila Anda menjadi Brenda, mana yang akan Anda pilih?


Sulit?


Baiklah, seperti kata sahabat Brenda, "Apa tujuanmu dalam bekerja?" Sudahkah Anda memikirkan tujuan Anda dalam bekerja? Apakah tujuan Anda dalam bekerja? Uang? Karir? Materi? Atau bahkan pasangan hidup?


Di Alkitab dijelaskan soal perihal bekerja. Dalam perumpaan tentang talenta (Matius 25:14-30) dikatakan, hamba yang tidak mengembangkan talentanya akan dihukum. Alias, manusia yang tidak bekerja tidak akan berkenan kepada Allah juga.


Bekerja berbicara soal pelayanan kita kepada Tuhan. Apapun bentuk pekerjaanmu, selama itu halal dan berkenan pada Tuhan, kita sudah melayaniNya. Kita tidak harus hidup selibat, ataupun pelayanan di gereja, ataupun menjadi seorang full timer di gereja baru disebut melayani Tuhan. No! Bekerja di dunia sekuler juga melayani Tuhan!


Lantas kalau bekerja adalah melayani Tuhan, apa tujuannya dalam melayani Tuhan? Ada 3 hal tujuan dalam melayani Tuhan:


1. Untuk membalas kebaikan kasihNya.
Melayani sama saja dengan membalas kebaikan Tuhan. Ia sudah mati di kayu salib demi menyelamatkan Anda dan saya, mengapa kita masih perhitungan denganNya? Kita tidak akan bisa membalas budi pada Tuhan. KasihNya terlalu besar! Tapi kita bisa melayaniNya dengan sepenuh hati kita.


2. Untuk kemuliaan Tuhan di muka bumi.
Masyurkan namaNya di seluruh bumi, buat seluruh bumi menjadi muridNya. Dalam bekerja, usahakan selalu memancarkan pribadi Yesus dalam setiap perbuatan kita (Matius 5:16). Buat semua teman-teman kita menjadi terberkati dan bukan dirugikan. Pancarkan kasih Yesus supaya setiap orang melihat besarnya Allah dalam diri kita.


3. Untuk tetap hidup.
Tanpa bekerja, siapa yang dapat hidup. Alkitab berkata, iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati. Kita beriman tapi kita tidak pernah benar-benar turun tangan, apalah gunanya? Dengan bekerja kita akan tetap hidup. Dan dengan kehidupanlah kita akan bisa bekerja. Dunia orang mati tidak akan bisa melayani Tuhan


Alkitab mengupas banyak sekali tentang pekerjaan. Mulai dari kewajiban, pelayanan, hingga kemuliaan namaNya. So, suatu hari bila Anda dihadapkan lagi pada situasi tentang pekerjaan yang harus Anda pilih, ingatlah akan tujuan Anda bekerja, bukalah Alkitab Anda dan tanya Tuhan yang sejelas-jelasnya. Biarkan Tuhan yang menjadi panutan dalam jalan Anda karena pekerjaan Anda toh akan demi kemuliaanNya suatu hari nanti.

Jadi, apa tujuan Anda bekerja?

Jumat, 31 Oktober 2008

Pelajaran Berharga: Kelinci & Kura-kura (Another Version)

Ini cerita dongeng yang dari kecil hingga dewasa ini sering JINS dengar. Tapi ternyata ada versi lain dari dongeng ini lohh...

1. Suatu hari kura-kura dan kelinci berargumentasi siapakah di antara mereka yang terhebat. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengadakan lomba lari. Siapa yang paling cepat tiba dialah yang menang. Singkat cerita, kelinci yang terlalu percaya diri tertidur di tengah perlombaan dan akhirnya kura-kuralah yang menang.

Ini adalah versi yang mana kita mendengarnya sedari kecil. Moral dari cerita ini adalah: jangan terlalu percaya diri seperti seekor kelinci dan milikilah sifat pantang menyerah (perlahan tapi pasti) seperti kura-kura.

2. Tetapi kemudian, ada kelanjutan cerita dari kedua makhluk ini.
Kelinci menyadari dia terlalu percaya diri dan menyesal. Akhirnya ia menantang ulang kura-kura untuk mengadakan lomba lari lagi. Kura-kura setuju. Perlombaan ulang diadakan. Dan kelinci berlari (atau melompat yah?) terus tanpa berhenti sampai finish dan akhirnya kelinci memenangkan lomba itu.

Moral cerita ini? Cepat dan konsisten akan selalu mengalahkan perlahan tapi pasti. Bila ada dua orang dalam organisasimu, satunya lambat dan bisa diandalkan, dan satunya lagi bisa diandalkan juga namun cepat tanggap, yakinlah orang yang cepat tanggap itu lebih cepat memperoleh promosi dibandingkan yang perlahan.

Baik untuk lambat asal selamat, tetapi lebih baik lagi apabila kita cepat namun bisa diandalkan.

3. Ceritanya belum berakhir sampai di sini. Kali ini kura-kura mengambil waktu untuk berpikir sejenak. Ia menemukan bahwa kalau ia tak akan pernah mengalahkan kelinci apabila ia "berperang" di medan berbukit ini. Ia berpikir keras dan akhirnya menemukan sebuah ide. Ia kembali menantang ulang kelinci. Kali ini mereka sepakat untuk berlomba memakai jalur yang ditetapkan kura-kura. Seperti biasanya, kelinci memimpin. Tetapi akhirnya kelinci harus terhenti di tepi sebuah sungai lebar sedangkan garis finish ada beberapa kilometer jauhnya di seberang sungai itu. Kura-kura yang bisa berenang akhirnya menyeberang sungai itu dan memenangkan perlombaan itu.

Moral cerita ini? Pertama, carilah dulu kelebihan Anda, di medan mana Anda bisa lebih unggul dibandingkan yang lain, kemudian maksimalkan kelebihan Anda dan berperanglah di medan Anda untuk menjadi yang terbaik.

Misalnya Anda seorang pembicara yang baik dalam sebuah organisasi, selalu cari kesempatan untuk mempresentasikan visi misi Anda di depan senior untuk mendapatkan promosi.

Bila Anda seorang analis yang baik, buatlah sebuah penelitian dan kembangkan. Bekerja dengan kelebihan Anda bukan hanya membuat Anda dipromosikan, tetapi juga mengasah kelebihan Anda dan meningkatkannya.

Ceritanya sudah berakhir? Belum.

4. Seiring waktu, kelinci dan kura-kura mulai bersahabat baik dan mengambil waktu untuk berpikir BERSAMA. Keduanya menyadari kalau perlombaan terakhir bisa menjadi lebih baik. Akhirnya mereka mengadakan perlombaan lagi. Tapi kali ini mereka berlomba sebagai tim.

Awal perlombaan, kelinci menggendong kura-kura dan membawanya ke tepian sungai. Di tepi sungai itu, kelinci menaiki kura-kura dan kura-kura membawa kelinci menyeberang ke seberang sungai. Sesampainya di tepi, kelinci menggendong kura-kura lagi dan mereka masuk garis finish secara bersamaan dengan waktu yang sangat singkat bila dibandingkan dengan perlombaan mereka sebelumnya!

Moral cerita dari kisah ini: memang baik punya sebuah skill/kemampuan individual. Tetapi apabila Anda sulit bekerja sama dalam satu tim atau sering mengacaukan tim, performa Anda akan selalu di bawah karena ada saat di mana Anda bekerja dengan buruk sedangkan orang lain bisa menghasilkan secara maksimal. Dengan bekerja bersama, akan dapat mencapai hasil maksimal dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

Teamwork (kerja sama) adalah membiarkan orang yang relevan dan kompeten dalam timnya untuk memimpin yang lain untuk mencapai tujuan maksimal.

Minggu, 26 Oktober 2008

Leaders vs. Followers


Ketika seorang leader melakukan kesalahan, ia berkata, "Itu salahku."
Ketika seorang follower melakukan kesalahan, ia berkata, "Bukan salahku."

Seorang leader bekerja lebih keras dan mempunyai lebih banyak waktu.
Seorang follower selalu merasa terlalu sibuk untuk melakukan sesuatu.

Seorang leader melalui sebuah masalah.
Seorang follower memutari masalah itu tetapi tidak pernah melewatinya.

Seorang leader membuat dan menepati komitmennya.
Seorang follower membuat dan melupakan janjinya.

Seorang leader berkata, "Saya baik, tetapi masih kurang maksimal."
Seorang follower berkata, "Saya tak seburuk orang-orang itu."

Seorang leader mendengarkan.
Seorang follower menunggu giliran mereka untuk bicara.

Seorang leader menghormati atasan mereka dan belajar sesuatu dari mereka.
Seorang follower tidak menyukai atasan mereka dan selalu mencari cacat dalam performa mereka.

Seorang leader bertanggung jawab atas pekerjaan mereka.
Seorang follower berkata, "Saya hanya akan bekerja di sini."

Seorang leader berkata, "Seharusnya ada jalan untuk membuatnya lebih baik."
Seorang follower berkata, "Memang sudah seperti ini dari dulu..."

Minggu, 19 Oktober 2008

Malas

"I love Monday!"

Mungkin itu yang sering diucapkan orang. Tujuannya, supaya memberi semangat kepada kita untuk lebih giat bekerja, produktif, tidak malas dan berapi-api. Senin hari yang paling sibuk bekerja, tumpukan to-do list paling tinggi dan tekanan paling besar. Kemungkinan besar lembur terjadi di hari ini.

Tetapi, sobat JINS, pernahkah kalian merasakan namanya malas? Suatu kondisi di mana kita merasa tidak ingin mengerjakan apa-apa selain tidur (atau makan).

Well, saya kemarin baru saja merasakan "kemalasan" itu. Hari kemarin saya benar-benar sedang tidak ingin mengerjakan apa-apa. Malas untuk bekerja, malas untuk pergi ke gereja, malas pelayanan, malas untuk jalan-jalan, malas untuk mengerjakan apa-apa. Cuma ingin tidur, santai dan tidur. Entah kenapa, tapi sindrom malas itu kemarin begitu kental.

Apalagi kemarin kendaraan saya rusak dan harus diservis. Terpaksa telat pelayanan dan selesai pelayanan langsung pulang (biasanya kumpul dulu dengan teman-teman). Udah gitu batal jalan-jalan bersama teman-teman, desain yang menumpuk nggak selesai-selesai, sample barang dagangan nggak dicarikan buat customer. Wuih.. parah deh pokoknya!! Pengennya tidur molo!!

Malam harinya saat saya sate (saat teduh, Red) dengan Babe, saat saya flsahback ke kejadian hari ini (apa saja yang sudah dilakukan selama sehari), saya diingatkan Babe oleh ayat yang pernah diberikan pemimpin rohani saya.

Amsal 24:30-34
"Aku melalui ladang seorang pemalas dan kebun anggur orang yang tidak berakal budi.
Lihatlah, semua itu ditumbuhi onak, tanahnya tertutup dengan jeruju, dan temboknya sudah roboh.
Aku memandangnya, aku memperhatikannya, aku melihatnya dan menarik suatu pelajaran.
'Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring,' maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata."


Wuih... rasanya seperti disambar petir!

Seorang pemalas, ladangnya ditumbuhi ilalang dan onak. Temboknya roboh. Tembok itu melambangkan rumah, artinya rumah tangganya roboh! Wuih! Ngeri!!! Sebegitunyakah orang malas itu? Sebegitu parahnyakah ladangnya yang tidak pernah disiangi? Ilalang tumbuh dan memakan habis benih-benih dari Tuhan. Firman Tuhan tidak bisa bertumbuh, talenta yang kumiliki mati.

Ayat 33 menulis tidur sebentar lagi. Saya jadi teringat perasaan ketika kita mau bangun pagi. "Tidur sebentar lagi ahh..." seringkali kita berkata seperti itu. Atau mungkin bukan juga pas bangun pagi. Mungkin waktu kita bilang, "Nanti saja diselesaikan. Masih banyak waktu koq.." Yup! Yang suka menunda-nunda pekerjaan!! Hati-hati!

Di ayat 34 ditulis kemiskinan akan menyerbu seperti orang bersenjata. Di Alkitab ditulis "serbu" dan bukan datang perlahan-lahan. Langsung bo!! Dan seperti orang bersenjata. Kalau sudah begitu kita hanya bisa pasrah!

Seperti tersambar petir! Sedemikian parahnya Alkitab menggambarkan efek dari kemalasan itu. Onak, tembok rubuh, kemiskinan menyerbu seperti orang bersenjata.

Sejak kemarin saya baca ayat ini langsung terdiam sejenak, merenungkan kembali apa yang sudah saya lakukan. So, mulai hari ini, sebisa mungkin kita siksa kedagingan kita dengan meninggalkan yang namanya "malas". Kalau sobat JINS sudah mulai malas, ingat Amsal 24:30-34.

Tuhan memberkati.

Kamis, 18 September 2008

Pemberontakan Terhadap Perut

Suatu hari ada seseorang sedang bermimpi tentang tangannya, kakinya, mulutnya dan otaknya memberontak terhadap perutnya.

"Kamu benar-benar tidak berguna, perut!" bentak si tangan, "Seharian saya bekerja keras, mengangkat ini mengangkat itu, menggergaji ini, memotong itu, hingga badan kami lecet semua. Sementara kamu, hanya duduk di situ dan menikmati semua makanan!"

"Kami setuju!" teriak kaki dari bawah sana, "Sepanjang hari kami terus berjalan dan menopang tubuh. Sedangkan kamu, perut, hanya mengenyangkan diri sendiri. Bikin tambah berat saja!"

"Betul sekali!" balas si mulut, "kau pikir dari mana semua makanan yang masuk ke kamu itu, dasar perut rakus. Kau pikir siapa yang mengecap dan mengunyah dengan susah payah semua makanan itu? Akhirnya kamu sendiri yang melahapnya habis setelah ditelan! Dasar perut rakus!"

"Dan perut," seru si otak, "kamu pikir enak di atas sini? Memikirkan apa yang harus dilakukan berikutnya untuk mendapatkan makanan lagi? Aku capek, tau!? Dan aku ga dapat apa-apa dari kecapekanku ini. Sedangkan kamu... tidak bekerja apa-apa dan hanya menikmati makanan saja."

Satu per satu bagian tubuh mengeluh dan memarahi perut. Si perut sendiri tidak bersuara sedikitpun.

"Saya punya ide!" seru perut tiba-tiba, "mari kita memberontak terhadap perut. Kita jangan melakukan apa-apa supaya perut tahu betapa pentingnya tugas kita."

"Ide bagus!" jawab tangan setuju, diikuti dengan anggota tubuh yang lainnya.

Sejak saat itu semua anggota tubuh berhenti bekerja. Tangan berhenti bekerja, kaki berhenti berjalan, otak berhenti berpikir dan mulut menolak setiap makanan yang masuk. Bahkan beberapa menit sekali anggota tubuh itu mencemooh perut, "Rasakan kalau tak ada kami..."

Mulanya perut itu berbunyi sedikit karena lapar. Tapi tak lama karena perut itu pun akhirnya diam.

Terkejut, orang yang memiliki anggota tubuh tersebut mulai merasakan kesusahan. Tangannya tidak bisa menggenggam, kakinya tidak bisa menopang tubuh, ia tak bisa makan dan ia tiba-tiba jadi malas berpikir. Dia mulai sakit.

Rasanya sudah beberapa hari ia bermimpi. Ia berpikir, "Sebaiknya pemberontakan ini tidak berlangsung lama atau aku akan mati."

Beberapa hari berlangsung dan keadaan semakin parah. Tangan hanya tergantung di situ dengan lemas. Kaki tidak ada tenaga. Mulut membuka aja susah. Dan otak semakin lambat merespon.

"Aku rasa kita salah, teman-teman," kata si tangan, "Kita pikir perut hanya menyenangkan dirinya sendiri dengan makanan-makanan itu."

"Aku setuju..." kata si otak, "kukira perut hanya menghabiskan makanan untuk dirinya sendiri saja. Tetapi ternyata sebagian besar diberikan lagi kepada kita."

"Jadi, mari kita mulai bekerja lagi," sela si kaki. Dan saat itu juga orang itu bangun dari mimpinya.

Secara ajaib ia bisa mulai menggenggam lagi, mulai bisa berjalan, membuka mulutnya dan berpikir. Ia pun mengatakan pada dirinya sendiri, "Itu sebuah pelajaran bagiku. Semua anggota mengerjakan bagiannya masing-masing atau sama sekali tidak akan ada hasil."

Blogger terkasih,
hidup seperti anggota tubuh.
Setiap orang punya peranan masing-masing dalam kehidupan ini. Tidak ada satu orang yang lebih spesial dibandingkan yang lain. Semua orang punya tugas masing-masing. Ada yang jago di olahraga, ada yang jago berbisnis, ada yang punya karunia untuk mengajar, ada yang pintar berkata-kata. Seperti kata Paulus di 1 Korintus 12:12-26, setiap anggota tubuh kita akan saling melengkapi satu sama lain sehingga setelah kita bersatu kita akan menyerupai Kristus.

Karena itu, jangan pernah remehkan orang lain. Tugas kalian berbeda. Karunia kalian berbeda. Jangan pernah katakan, "Itu bukan urusanku." karena kita semua adalah anggota tubuh Kristus yang mempunyai peranan yang berbeda. Tuhan memberkati.



Selasa, 16 September 2008

Jaguar

Seorang anak pengusaha yang kaya raya baru saja mendapat sebuah mobil baru dari ayahnya. Tak tanggung-tanggung, mobilnya merk Jaguar dengan tipe terbaru! Wow! Bangga sekali anak itu.

Sore harinya ia langsung mengendarai dengan kencang mobil barunya itu. Hitung-hitung uji kekuatan dan sekaligus pamer, begitu. Begitu kencangnya sehingga mobil lain harus mengalah karena takut menggores mobil mewah tersebut.

Pemuda itu terus memacu kencang mobilnya hingga agak melambat ketika tiba di sebuah jalan yang agak kecil. Ia melihat beberapa anak bermain bola di pinggir jalan. Takut kalau bola itu mengenai mobil Jaguar terbaru dan termewahnya, ia segera memacau mobilnya perlahan pada jarak yang aman.

Tiba-tiba DUK!!!! Sebuah batu mengenail badan mobil sisi tempatnya menyetir. Pemuda itu kaget bukan kepalang. Ia segera menepi dan mencari penyebabnya.

Seorang anak kecil berdiri di seberang jalan. Pemuda itu langsung menghampirinya dan segera memarahinya. "Apa-apaan kau anak kecil!? Tak tahu kalau ini mobil mewah?? Ayo tanggung jawab!"

Anak kecil itu menangis terisak, "Maafkan aku, kak. Kakak saya lumpuh dan terjatuh dari kursi rodanya. Saya sendiri tidak kuat mengangkatnya. Saya sudah seharian berdiri di sini dan mencoba menghentikan mobil-mobil untuk membantu kakak saya, tapi tidak ada yang mau berhenti. Terpaksa saya melempar batu untuk menarik perhatian kakak. Maafkan saya, kak."

Pemuda itu menarik kembali kepalan tinjunya yang sebelumnya diarahkan kepada anak itu. Ia kemudian melihat seorang pemuda seusianya duduk di atas trotoar, di sebelah kursi roda. Pemuda itu trenyuh juga hatinya.

Ia kemudian menghampiri kakak dari anak itu, mengeluarkan sapu tangannya, mengusap luka kakak anak itu dan menaikkannya kembali ke kursi roda. "Anda tak apa-apa?" tanya pemuda itu sopan.

Anak itu dan kakaknya kemudian mengucapkan terima kasih dan pergi.

Pemuda itu kembali ke mobilnya dan melihat bekas lemparan anak itu di Jaguarnya yang paling mewah dan paling mahal. Berbekas. Catnya mengelupas. Hatinya miris juga. Tapi akhirnya si pemuda itu tidak jadi memperbaiki bekas itu. Ia tetap membiarkannya apa adanya sehingga bisa menjadi pengingat apabila ketika ia memacu mobilnya terlalu kencang, selalu ada seseorang yang menarik perhatiannya.

Blogger terkasih, begitu pula dengan kita. Kita adalah pemuda itu. Kita sering dikaruniai sebuah "Jaguar" atau berkat yang luar biasa oleh Bapa kita. Seringkali berkat atau "Jaguar" itu kita pacu sedemikian rupa, kencang sekali sehingga kita tidak memperhatikan sekeliling kita: teman-teman kita, saudara kita, keluarga kita.

Percayalah, apabila Anda memacu kesibukan Anda sekencang itu, Tuhan akan selalu mengutus seorang "anak kecil" untuk melempar batu ke Jaguar Anda (yang pasti menimbulkan bekas) untuk menarik perhatian Anda.

So, slow down kesibukan Anda dan mulai memperhatikan sekeliling Anda. Tuhan memberkati.

Rabu, 16 Juli 2008

Lion's Pride (or Arrogance?)

Masih ingat cerita Adi, seorang pemuda desa yang merantau ke kota yang menjadi sukses di usianya yang sangat muda (baca kisah sebelumnya)?

Kini jaringan bisnis Adi semakin meluas. Usahanya semakin hari semakin diberkati. Bahkan Adi sudah membuka cabang daripada usahanya dan juga mulai merambah bidang usaha yang lain. Sukses dan muda! Tidak ada orang yang berani mengolok-olok dia lagi. Semua orang menghormatinya.

Kini setiap kata-katanya selalu memotivasi teman-temannya. Adi ingin juga agar teman-temannya juga turut sukses dalam usahanya masing-masing. Setiap pembicaraan yang dia bawa selalu bernada dukungan dan motivasi. Ia terus memberi contoh tentang dirinya yang bisa sukses di usia muda, yang lain pun pasti bisa.

Tapi dasar manusia.

Adi mempunyai seorang sahabat yang sangat karib dengannya. Namanya Jim, seorang yang sangat mengagumi Adi dan banyak belajar darinya. Jim seorang yang biasa-biasa saja (dari segi keuangan dan usaha), tapi Jim berkeinginan kuat untuk menjadi sukses juga seperti Adi. Oleh karena itu Jim sangat mengagumi Adi dan terus belajar dari Adi. Adi sendiri pun sangat menghargai Jim.

Adi sering memberi motivasi kepada Jim agar bisa seperti dirinya. Ia terus menerus menceritakan pengalaman dan latar belakangnya kepada Jim. Jim pun makin termotivasi. Tapi lama kelamaan, motivasi dan semangat yang diberikan Adi sudah semakin bergeser arah dan tujuannya. Bukan lagi memotivasi dan memberi semangat, tetapi lebih cenderung ke arah kesombongan.

Sekarang bukan hanya kepada Jim saja Adi memberi motivasi. Kepada semua orang Jim selalu menceritakan tentang kisah suksesnya (yang sudah pasti membuat Anda cemburu). Semuanya selalu tentang Adi, Adi dan Adi. Buah kesombongan semakin tampak.

Jim-lah yang paling menyadari perubahan pada diri Adi. Ia merasa Adi mulai menjauh darinya. Sekonyong-konyong Adi mempunyai "gerombolan" yang baru: klub businessman sukses yang kaya raya. Adi semakin jarang hang out dengan Jim. Tak jarang Adi mengkritik Jim dengan pedas hanya karena kesalahan kecil yang ia perbuat.

Dasar manusia...

Kalau sudah di atas, manusia akan cenderung sombong dan merasa lebih dari orang lain.

Amsal 16 : 18
"Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan."

Bagi Adi-Adi yang di luar sana, waspadalah! Bila saat ini Anda dipercayakan dengan sebuah berkat yang luar biasa, jangan sombong. Ingat, itu semua bukan milik Anda. Itu semua berkat dari Tuhan dan suatu saat Tuhan bisa mengambil kembali.

Bila saat ini Anda termasuk orang yang sukses, jangan mengeksklusifkan diri Anda. Jangan pandang rendah orang lain. Jangan menganggap Anda hebat. Jangan sombong. Hargailah sekeliling Anda yang belum (bukan tidak) seperti Anda.

Bagi Anda yang saat-saat ini sedang menghadapi orang semacam Adi, berdoalah buat mereka. Mintakan pengampunan dari Tuhan supaya teman Anda tidak dihukum Tuhan. Tetap berikan mereka yang terbaik, jangan jauhi mereka.

Belajarlah seperti Jim. Sekalipun Adi sudah menjauh, Jim tetap mengagumi Adi dan akan terus berusaha menjadi seorang sahabat bagi Adi.

Tuhan memberkati.

Senin, 14 Juli 2008

The Greatest Revenge

Adi, seorang pemuda desa yang nakal. Di masa SMA, ia sering membuat keonaran di sekolah. Ia jago olahraga dan lemah di pelajaran. Sempat juga diangkat menjadi seorang ketua OSIS. Semasa SMA, hidupnya sering diwarnai oleh putaw dan sabu-sabu. Namun ia sendiri tidak memakai, hanya sering membantu teman-temannya untuk menglinting dan mengkonsumsi. Tak luput juga kehidupannya dari yang namanya seks bebas. Hampir berkali-kali ia terjerumus ke dalamnya.

Lulus dari SMA, Adi merantau ke kota. Di sana ia bekerja sebagai seorang sales. Terbayang-bayang dari kehidupan masa lalunya, ia seringkali mendapat cemoohan dari teman-temannya. "Mana bisa kamu jadi bos? Orang kamu hanya lulusan SMA dan ngga punya modal apa-apa.." ejek teman-temannya. Adi hanya menanggapinya dengan tiga kata, "Lihat saja nanti..."

Mulanya kehidupan Adi di kota sangat sulit. Maklumlah, ia harus mengalami masa transisi dari pemuda desa menjadi seorang pekerja di kota. Kadang-kadang ia terpaksa harus bangun pagi untuk menjual barang-barangnya, pergi keluar kota sendirian hanya untuk membagikan brosur dan proposal, dimarahi bos, dikomplain
customer. Tapi yang paling berat menurutnya adalah cemoohan dari orang-orang di sekitarnya yang selalu mengatakan kalau ia hanya seorang pemuda desa lulusan SMA yang tidak mungkin menjadi seorang yang sukses.

Tiga tahun pertama di kota sungguh perjuangan yang sangat berat untuk bertahan hidup. Berkali-kali ia hampir jatuh di dosanya yang lama (obat dan seks bebas). Berkali-kali juga ia hampir mati karena resiko pekerjaannya. Tapi Adi seorang pemuda yang cerdas. Ia mempunyai jiwa bisnis yang digabungkan dengan sifat uletnya. Dengan modal itulah ia juga bertekad untuk berhenti merokok dan meninggalkan masa lalunya yang kelam untuk melangkah maju. Sementara itu teman-temannya masih terus mengejeknya dan selalu menatapnya dengan pandangan merendahkan.

Tahun 2007 kemaren, Adi membuka satu usaha kecil-kecilan. Hal itu membuat setiap teman-temannya kaget bukan kepalang! Pikir mereka, darimana Adi mendapat modal untuk membuka sebuah usaha? Bukankah Adi hanya seorang pemuda desa yang hidupnya rusak dan lulusan SMA yang tidak punya apa-apa?

Sejak saat itu pandangan teman-teman terhadap Adi pun mulai berubah. Adi bisa membuktikan dirinya bukan seorang pecundang. Adi bisa membuktikan kata-katanya. Ia menjadi seorang yang sukses di usianya yang muda. Ia bisa melakukan sesuatu yang dianggap mustahil oleh teman-temannya. Ia bisa "membalas dendam" kepada teman-temannya.

The greatest revenge is to accomplish what others say you cannot do.

Yap, pembalasan dendam terbesar adalah menyelesaikan sesuatu apa yang orang lain bilang kamu tidak bisa lakukan. Adi melakukannya. Ia dicemooh lingkungannya yang mengatakan ia tak mungkin sukses. Tapi ia menunjukkan kepada semuanya. Ia hanya berkata, "Lihat saja nanti." dan ia benar-benar melakukannya!

Tiga hal yang dipunyai Adi yang membuatnya menjadi seorang yang sukses:

1. Semangat dan keuletan.
Dengan semangat, semuanya jadi mungkin. Meskipun ia secara keuangan tidak mempunyai modal, tapi dengan semangat ia berusaha keras dan gigih untuk mengejar kesuksesan. Adi mengorbankan masa mudanya untuk bekerja. Hasilnya? Ia seorang businessman muda!

2. Telinga yang "tuli".
Artinya, Adi tidak menghiraukan ejekan dan cemoohan orang-orang di sekelilingnya. Sebaliknya semuanya itu dijadikan sebagai cambuk untuk terus maju.

3. Pertobatan di usia muda.
Adi sempat berkata kalau faktor ketiga inilah yang paling menentukan. Ia sangat bersyukur bertobat di usia muda. Dengan bertobat, ia mengubah semua cara pandangnya terhadap hidup. Mulai dari seorang yang suka hura-hura, hingga menjadi seorang yang matang dalam pola pikir dan berbisnis.

Blogger terkasih, Adi adalah contoh nyata. Sosok Adi benar-benar ada. Ia seorang pemuda desa yang sekarang menjadi seorang enterpreneur di usianya yang sangat muda (24 tahun). Dilihat dari latar belakangnya sungguh mustahil bagi Adi untuk sukses. Tapi sekali lagi Adi membuktikannya. Dan ia benar-benar menunjukkan kepada orang lain yang mencemoohnya.

Blogger terkasih, sudahkah Anda "membalas dendam" kepada orang-orang yang telah mencemooh Anda? Bukan dengan menyakiti mereka, tetapi lebih dengan menunjukkan kepada mereka atas apa yang mereka katakan terhadap Anda. Tuhan memberkati!

Minggu, 13 Juli 2008

The Power of Pray

Seorang pengusaha sukses jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke. Sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.

Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!

"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang . . " kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.

Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya; dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit".

Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu"

Tampa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan
air mata di pipi mereka".

Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua? Itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu"

Kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh, " Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata- kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat".

Melihat peristiwa itu, tampa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini. Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah suami yang baik. Dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya. Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini,penyesalan yang luar biasa. Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang !

Dengan setengah bergumam dia bertanya,"Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat, " Ada beberapa yang berdoa buatmu.Tapi mereka tidak Tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini. Itu
semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah".
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia. Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi
sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,"Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu ! ! Kau tidak jadi
meninggal,karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00".

Dengan terheran-heran dan tidak percaya, si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

Bukankah itu Panti Asuhan ? kata si pengusaha pelan. "Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. "

"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu. "

Doa sangat besar kuasanya. Tak jarang kita malas. Tidak punya waktu. Tidak terbeban untuk berdoa bagi orang lain.

Ketika kita mengingat seorang sahabat lama/keluarga, kita pikir itu hanya kebetulan saja padahal seharusnya kita berdoa bagi dia. Mungkin saja pada saat kita mengingatnya dia dalam keadaan butuh dukungan doa dari orang-orang yang mengasihi dia.

Disaat kita berdoa bagi orang lain, kita akan mendapatkan kekuatan baru dan kita bisa melihat kemuliaan Tuhan dari peristiwa yang terjadi.

Hindarilah perbuatan menyakiti orang lain...
Sebaliknya perbanyaklah berdoa buat orang lain.

Karena pahlawan sejati, bukan dilihat dari kekuatan phisiknya,tapi dari
kekuatan hatinya.
Katakan ini dengan pelan, "Ya TUHAN saya mencintai-MU dan membutuhkan- MU,
datang dan terangilah hati kami sekarang...!!!".

Rabu, 09 Juli 2008

Penebang Kayu

Alkisah hiduplah seorang penebang pohon yang sangat kuat. Ia melamar pekerjaan pada seorang juragan kayu dan ia mendapatkannya. Bayarannya lumayan dan juga situasi pekerjaannya mendukung. Untuk alasan itulah penebang kayu itu ingin bekerja sebaik-baiknya.

Bosnya kemudian memberinya sebuah kapak dan menunjukkan tempat ia bekerja.

Hari pertama, penebang kayu itu menebang 18 pohon.

“Luar biasa!” puji si bos. “Teruskan seperti itu ya!”

Penebang kayu itu makin termotivasi dengan pujian si bos. Keesokan harinya, penebang kayu itu bekerja makin keras. Tapi di sore harinya ia hanya menebang 15 pohon. Hari ketiga, ia bekerja lebih keras lagi, tapi di sore harinya cuman mendapatkan 10 pohon. Hari demi hari pohon yang ditebang makin sedikit.

“Saya pasti bertambah lemah,” pikir penebang kayu itu. Ia pergi ke bosnya dan meminta maaf sambil mengatakan kalau ia tak habis pikir juga, mengapa sampai begitu.

“Kapan terakhir kali kamu mengasah kapakmu?” tanya si bos.

“Mengasah? Saya tidak ada waktu untuk mengasah kapak. Saya terlalu sibuk untuk menebangi pohon-pohon…”

Sibuk bukan alasan untuk tidak mengembangkan diri

Blogger yang terkasih, berapa banyak dari kita yang menggunakan kata "sibuk", "sibuk" dan "sibuk" sebagai alasan untuk tidak mengembangkan diri? Seringkali kita tidak merasa telah menggunakan kata "sibuk" untuk menghalangi diri kita berkembang.

Ada seorang teman yang kalau bekerja sering lembur sampai larut malam. Kalau sudah begitu, sehabis pulang sudah langsung tidur. Tidak sempat mempunyai saat teduh dengan Tuhan, tidak sempat pelayanan di gereja, tidak mempunyai waktu untuk teman-temannya yang lain.

Tetapi dampak yang paling berbahaya adalah pada diri kita sendiri. Kita jadi ogah-ogahan untuk melakukan kegiatan yang lain yang membangun kepribadian kita sendiri.Kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita sehingga mungkin kita tidak sempat untuk instropeksi. Kita tidak sadar dengan apa yang sudah kita lakukan kepada orang lain. Kita mungkin telah menyia-nyiakan kesempatan-kesempatan langka yang ditawarkan pada kita untuk menjadi seorang manusia yang lebih lagi. Kita mungkin karena kesibukan kita telah meninggalkan Tuhan. Padahal Tuhan adalah batu pengasah yang paling bagus.

Blogger yang terkasih, kalau kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita, kita akan selalu punya alasan untuk menolak kesempatan-kesempatan yang ditawarkan kepada kita. Kita juga menolak Tuhan yang mau mengasah kita lebih tajam lagi.

Saat ini, berhentilah beberapa menit dari kesibukan Anda. Pejamkan mata Anda dan coba lihat kembali ke dalam diri Anda. Pikirkanlah, apakah yang selama ini yang Anda lakukan benar? Dengan segala usaha dan kesibukan Anda, apa yang Anda peroleh? Pribadi yang lebih baik? Ataukah sebaliknya, pribadi yang mengecewakan Tuhan dan sesama kita?

Tuhan memberkati!!