Kamis, 18 September 2008

Pemberontakan Terhadap Perut

Suatu hari ada seseorang sedang bermimpi tentang tangannya, kakinya, mulutnya dan otaknya memberontak terhadap perutnya.

"Kamu benar-benar tidak berguna, perut!" bentak si tangan, "Seharian saya bekerja keras, mengangkat ini mengangkat itu, menggergaji ini, memotong itu, hingga badan kami lecet semua. Sementara kamu, hanya duduk di situ dan menikmati semua makanan!"

"Kami setuju!" teriak kaki dari bawah sana, "Sepanjang hari kami terus berjalan dan menopang tubuh. Sedangkan kamu, perut, hanya mengenyangkan diri sendiri. Bikin tambah berat saja!"

"Betul sekali!" balas si mulut, "kau pikir dari mana semua makanan yang masuk ke kamu itu, dasar perut rakus. Kau pikir siapa yang mengecap dan mengunyah dengan susah payah semua makanan itu? Akhirnya kamu sendiri yang melahapnya habis setelah ditelan! Dasar perut rakus!"

"Dan perut," seru si otak, "kamu pikir enak di atas sini? Memikirkan apa yang harus dilakukan berikutnya untuk mendapatkan makanan lagi? Aku capek, tau!? Dan aku ga dapat apa-apa dari kecapekanku ini. Sedangkan kamu... tidak bekerja apa-apa dan hanya menikmati makanan saja."

Satu per satu bagian tubuh mengeluh dan memarahi perut. Si perut sendiri tidak bersuara sedikitpun.

"Saya punya ide!" seru perut tiba-tiba, "mari kita memberontak terhadap perut. Kita jangan melakukan apa-apa supaya perut tahu betapa pentingnya tugas kita."

"Ide bagus!" jawab tangan setuju, diikuti dengan anggota tubuh yang lainnya.

Sejak saat itu semua anggota tubuh berhenti bekerja. Tangan berhenti bekerja, kaki berhenti berjalan, otak berhenti berpikir dan mulut menolak setiap makanan yang masuk. Bahkan beberapa menit sekali anggota tubuh itu mencemooh perut, "Rasakan kalau tak ada kami..."

Mulanya perut itu berbunyi sedikit karena lapar. Tapi tak lama karena perut itu pun akhirnya diam.

Terkejut, orang yang memiliki anggota tubuh tersebut mulai merasakan kesusahan. Tangannya tidak bisa menggenggam, kakinya tidak bisa menopang tubuh, ia tak bisa makan dan ia tiba-tiba jadi malas berpikir. Dia mulai sakit.

Rasanya sudah beberapa hari ia bermimpi. Ia berpikir, "Sebaiknya pemberontakan ini tidak berlangsung lama atau aku akan mati."

Beberapa hari berlangsung dan keadaan semakin parah. Tangan hanya tergantung di situ dengan lemas. Kaki tidak ada tenaga. Mulut membuka aja susah. Dan otak semakin lambat merespon.

"Aku rasa kita salah, teman-teman," kata si tangan, "Kita pikir perut hanya menyenangkan dirinya sendiri dengan makanan-makanan itu."

"Aku setuju..." kata si otak, "kukira perut hanya menghabiskan makanan untuk dirinya sendiri saja. Tetapi ternyata sebagian besar diberikan lagi kepada kita."

"Jadi, mari kita mulai bekerja lagi," sela si kaki. Dan saat itu juga orang itu bangun dari mimpinya.

Secara ajaib ia bisa mulai menggenggam lagi, mulai bisa berjalan, membuka mulutnya dan berpikir. Ia pun mengatakan pada dirinya sendiri, "Itu sebuah pelajaran bagiku. Semua anggota mengerjakan bagiannya masing-masing atau sama sekali tidak akan ada hasil."

Blogger terkasih,
hidup seperti anggota tubuh.
Setiap orang punya peranan masing-masing dalam kehidupan ini. Tidak ada satu orang yang lebih spesial dibandingkan yang lain. Semua orang punya tugas masing-masing. Ada yang jago di olahraga, ada yang jago berbisnis, ada yang punya karunia untuk mengajar, ada yang pintar berkata-kata. Seperti kata Paulus di 1 Korintus 12:12-26, setiap anggota tubuh kita akan saling melengkapi satu sama lain sehingga setelah kita bersatu kita akan menyerupai Kristus.

Karena itu, jangan pernah remehkan orang lain. Tugas kalian berbeda. Karunia kalian berbeda. Jangan pernah katakan, "Itu bukan urusanku." karena kita semua adalah anggota tubuh Kristus yang mempunyai peranan yang berbeda. Tuhan memberkati.



Tidak ada komentar: