Suatu siang saya membawa Jimmy, putra saya yang paling kecil yang masih berumur 5 tahun ke sebuah restoran. Saya mengajaknya makan siang karena ia memperoleh nilai rapor yang bagus. Makanan yang dipesan pun terhidang di atas meja dan saya meminta Jimmy untuk memimpin doa sebelum makan.
"Tuhan, terimakasih Jimmy ucapkan untuk makananannya. Bapa sungguh baik dan akan lebih baik lagi apabila Jimmy mendapatkan tambahan lagi segelas es krim. Amin", Jimmy menutup doanya yang sederhana.
Mendengar doa Jimmy, seorang wanita yang duduk di meja sebelah tertawa terpingkal-pingkal. "Anak-anak jaman sekarang, doanya tidak benar! Tidak tahu caranya berdoa. Masa minta es krim??" celetuknya.
Mendengar itu, putraku berkata padaku sambil terisak, "Apa Jimmy salah, Pa? Apa Tuhan nanti marah sama Jimmy?" Saya langsung mengusap air matanya dan berkata padanya dengan lembut, meyakinkan ia kalau Tuhan tidak akan marah dan doanya sudah benar.
Tiba-tiba seorang pria setengah baya mendekati meja kami. "Nak, paman berani menjamin kalau doamu tadi sangat luar biasa!" ujarnya sambil tersenyum.
"Sungguh?" tanya Jimmy.
Pria itu hanya menganggukkan kepalanya sedikit sambil tersenyum. Sambil berbisik (supaya tidak didengar wanita itu) ia berkata, "Sayang sekali tante itu tidak pernah meminta es krim kepada Tuhan. Padahal terkadang es krim bisa mendinginkan pikiran dan baik untuk hati kita."
Akhirnya, setelah makan siang berlalu, saya memesankan satu gelas sundae untuk Jimmy. Putra saya memandangi es krim itu sejenak sebelum melakukan sesuatu yang saya ingat sampai sekarang. Sambil memegang es krimnya ia berjalan ke arah wanita itu dan memberikannya pada wanita itu. Dengan senyum yang lebar ia berkata, "Tante, ini Jimmy kasih es krim. Kadang-kadang es krim baik untuk hati kita dan hati Jimmy sudah baik."
Blogger terkasih, bukan doa yang benar yang diperhatikan oleh Tuhan melainkan doa orang benar. Bukan sikap benar yang diperhatikan Tuhan, melainkan apa kata hati kita saat itulah yang diperhitungkan. Dengan Tuhan kita tak mungkin berbohong karena apapun isi hati kita Ia selalu tahu.
Mulailah berdoa dengan hati yang benar, hati yang murni dan tertuju hanya kepadaNya. Hati yang tulus, yang tidak dibuat-buat dan hati yang memandang padaNya itulah yang didengar Tuhan. Tuhan memberkati!
Rabu, 03 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar