Tampilkan postingan dengan label sifat dasar manusia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sifat dasar manusia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Oktober 2009

Sekantung Kue


Seorang wanita sedang menunggu di bandara suatu malam. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu,ia membeli buku dan sekantong kue di toko bandara, lalu menemukan tempat untuk duduk.

Sambil duduk wanita tersebut membaca buku yang baru saja dibelinya. Dalam keasyikannya tersebut ia melihat lelaki disebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua dari kue yang berada diantara mereka berdua. Wanita tersebut mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan. Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si Pencuri Kue yang pemberani menghabiskan persediaannya.

Ia semakin kesal sementara menit-menit berlalu. Wanita itupun sempat berpikir: ("Kalau aku bukan orang baik sudah kutonjok dia!"). Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki jugamengambil satu.

Ketika hanya satu kue tersisa, ia bertanya-tanya apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan senyum tawa di wajahnya dan tawa gugup, si lelaki mengambil kue terakhir dan membaginya dua. Si lelaki menawarkan separo miliknya sementara ia makan yang separonya lagi. Si wanita pun merebut kue itu dan berpikir ("Ya ampun orang ini berani sekali"), dan ia juga kasar malah ia tidak kelihatan berterima kasih. Belum pernah rasanya ia begitu kesal.

Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan, dan ia mengumpulkan barang miliknya dan menuju pintu gerbang. Menolak untuk menoleh pada si "Pencuri tak tahu terima kasih!".

Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari bukunya, yang hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas dengan kaget. Disitu ada kantong kuenya, di depan matanya. Koq milikku ada di sini erangnya dengan patah hati. Jadi kue tadi adalah miliknya dan ia mencoba berbagi. Terlambat untuk minta maaf, ia tersandar sedih.

Bahwa sesungguhnya dialah yang kasar, tak tahu terima kasih dan dialah pencuri kue itu. Dalam hidup ini kisah pencuri kue seperti tadi sering terjadi. Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri serta tak jarang kita berprasangka buruk terhadapnya.

Orang lainlah yang selalu salah, orang lainlah yang patut disingkirkan, orang lainlah yang tak tahu diri, orang lainlah yang berdosa, orang lainlah yang selalu bikin masalah, orang lainlah yang pantas diberi pelajaran.

Padahal kita sendiri yang mencuri kue tadi, padahal kita sendiri yang tidak tahu terima kasih.Kita sering mempengaruhi, mengomentari,mencemooh pendapat, penilaian atau gagasan orang lain sementara sebetulnya kita tidak tahu betul permasalahannya.

Minggu, 30 Agustus 2009

Hikmat


Di penghujung tahun kemarin ketika saya pergi ke gereja saya untuk ibadah tutup tahun, di depan gereja saya ada sebuah pohon natal setiggi dua meter dengan banyak kertas tergantung di dahan-dahannya. Ternyata di setiap gulungan kertas-kertas itu tersimpan ayat-ayat di Alkitab yang akan menjadi acuan dan visi kita di tahun 2009 ini. Syarat untuk dapat mengambilnya cukup mudah, hanya dengan berdoa dan mengambil kertas itu.

Kemudian saya berdoa, dan mengambil salah satu gulungan kertas di tempat yang cukup tinggi. Perlahan saya buka isinya dan ayat yang tertulis di sana adalah:

Amsal 4:7
"Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian."

Mulanya saya bingung, apa itu hikmat? Dan dengan cara apa saya memperolehnya?
Ayat di Alkitab itu penuh dengan teka-teki. Di sana cuma ditulis: perolehlah hikmat, tapi tidak ada caranya. Kemudian saya berkonsultasi dengan kakak-kakak rohani saya dan juga menelaah Alkitab dan saya menerima beberapa kesimpulan:

Hikmat dari Allah

Hikmat adalah sesuatu yang diperoleh dari Tuhan sendiri. Hikmat tidak dapat diperoleh dari buku, pelatihan dan sebagainya. Hikmat bukan sesuatu yang diperoleh dari satu proses yang dilakukan manusia. Hikmat itu berasal dari Allah.

Hikmat bukan tentang kecerdasan dan intelejensia.

Hikmat bukan berbicara tentang bagaimana pintarnya orang itu mengambil kesimpulan, juga bukan berbicara bagaimana orang itu kaya karena hasil pemikirannya. Hikmat bukan berbicara tentang bentuk kepintaran yang diperoleh dari buku, sekolah atau pelajaran.

Hikmat adalah kebijaksanaan yang alami

Dalam kitab bahasa Inggris, hikmat adalah wisdom. Wisdom juga bisa diartikan sebagai kebijaksanaan. Kebijaksanaan berbeda dengan kecerdasan. Kebijaksanaan diperoleh dari Allah. Hikmat adalah bagaimana bertindak dengan bijaksana, mengambil keputusan dengan bijaksana yang sesuai dengan nilai-nilai dari Allah sendiri, yang tidak bertentangan dengan kebenaran.

Manfaat hikmat

Mengapa di Amsal 4:7 ngotot minta hikmat dan hikmat? Sepenting itukah hikmat itu?
Coba sobat JINS lihat Raja Salomo. Ketika Tuhan berjanji akan mengabulkan satu permintaan dari Salomo, Salomo tidak meminta emas perak, atau mungkin wanita yang banyak. Yang diminta Salomo adalah kebijaksanaan, hikmat. Dan dengan hikmat itu, menjadikan Salomo sebagai salah seorang dari orang-orang yang paling bijaksana sepanjang sejarah bumi ini tebentuk. Buktinya dari kitab Amsal yang ia tulis. Banyak nasihat yang terkandung dalam kitab itu.

Dan sobat JINS, hal itulah juga yang ingin Tuhan lakukan padaku. Ia ingin agar aku mencari dan terus mencari hikmat itu. Hikmat itu tidak datang dari dunia, melainkan dari Tuhan sendiri. Oleh sebab itu, Tuhan memintaku untuk terus mencari hikmat itu.

Baru setelah hikmat itu kuperoleh, dari sana aku bisa memperoleh pengertian akan kehidupan ini.

Dan inilah blog Jesus Inspires. JINS percaya setiap artikel di blog ini ditulis dengan hikmat. Tanpa hikmat, artikel di sini hanya artikel kosong yang tidak berarti dan tidak bisa memberkati.

God Bless You.

Selasa, 18 Agustus 2009

Apa Yang Kita Sombongkan?

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan?”

Sang Guru menjawab, “Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.

Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya.”

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala “tampak luar” lainnya. Yang kini kita lihat adalah “tampak dalam”. Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.

Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

Kamis, 06 Agustus 2009

Mengapa Formasi Burung Terbang Angka "V"?

Kalau kita tinggal di negara 4 musim, maka saat musim gugur, akan terlihat rombongan angsa terbang ke arah selatan untuk menghindari musim dingin. Angsa-angsa tersebut terbang dengan formasi berbentuk huruf “V”. Kita akan melihat beberapa fakta ilmiah mengapa rombongan angsa terbang dengan formasi bentuk huruf “V”?

Fakta (1) :
Kepakan sayap angsa di depan, memberi “daya dukung” bagi angsa dibelakangnya. Angsa di belakang tidak perlu susah-payah menembus ‘airwall’ di depannya. Hasilnya, seluruh kawanan angsa dapat menempuh jarakterbang 71 % lebih Jauh dari pada kalau setiap angsa harus terbang sendiri-sendiri.
Pelajaran (1) :
Bila arah dan tujuan kita sama, dan kita mau saling berbagi dalam persekutuan, maka pencapaian tujuan kita akan menjadi lebih cepat dan lebih mudah. Mampukah kita untuk saling dorong dan saling dukung satu sama lain dalam pencapaian tujuan bersama ? Sudah seharusnya ! Karena angsa saja bisa !

Ibrani 10 : 25 berkata, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." Karena dalam sebuah persekutuan doa, kita akan mengalami "daya dukung" dari teman-teman seperjuangan kita. Dalam sebuah persekutuan yang sehat, kita akan mampu terbang lebih jauh ketimbang kita sendirian.

Fakta (2) :
Kalau seekor angsa terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan angsa di depannya.
Pelajaran (2) :
Kalau kita memiliki cukup logika umum, kita akan tetap berada dalam persekutuan bersama partner lain dan pengelolanya. Kita membuka diri untuk menerima dan memberi bantuan dari dan kepada partner lainnya. Lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama dalam perserikatan yang akan menjadi milik kita bersama.

Manusia pada hakikatnya tidak bisa berjalan sendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang butuh orang lain. Tidak baik jika manusia hanya berjalan sendiri. Butuh sebuah komunitas yang saling menopang dan menguatkan.

Fakta (3) :
Ketika angsa pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan angsa lain akan terbang menggantikan posisinya.
Pelajaran (3) :
Adalah masuk akal untuk melakukan tugas-tugas yang sulit dan penuh tuntutan secara bergantian dan memimpin secara bersama. Kita yakin potensi semua partner. Tapi, manusia saling bergantung satu sama lain dalam pengetahuan, keterampilan, kemauan, kapasitas, karunia lain yang unik, serta talenta atau sumber daya lainnya.

Seorang pemimpin juga manusia. Seorang manusia tidak ada yang sempurna. Ada kalanya ia jatuh juga. Dan sebagai orang yang terpimpin, hendaknya kita memberikan support dan semangat kepada pemimpin kita untuk bangkit. Seorang terpimpin yang baik selalu siap bila ia ditunjuk menjadi pemimpin sewaktu-waktu.

Fakta (4) :
Angsa-angsa yang terbang dalam formasi mengeluarkan suara riuh-rendah dari belakang memberi semangat kepada angsa yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga.
Pelajaran (4) :
Kita harus memastikan bahwa ucapan kita akan memberi dukungan kekuatan, bukan melemahkan. Semua partner dalam perserikatan akan saling memperkuat, sehingga hasil yang dicapai akan menjadi lebih besar. Dukungan dalam satu kesatuan hati dilandasi nilai-nilai luhur adalah kualitas suara dan ucapan partner yang diharapkan bersama oleh semua partner dalam perserikatan.

Perkataan positif, semangat dan "yel-yel" bisa memberikan dampak positif yang luar biasa. Tim bisa menjadi lebih hidup, lebih bersemangat dan menjadi lebih berkualitas. Biasakan diri mengucapkan kata-kata positif, ucapan pemberi semangat dan hindari berkeluh kesah atas semua kemalangan yang dialami.

Fakta (5) :
Ketika seekor angsa menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua angsa lain akan ikut keluar dari formasi bersama angsa tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan angsa yang jatuh dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat terbang lagi, tidak sampai mati. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka.
Pelajaran (5) :
Kalau saja kita berperasaan seperti seekor angsa, kita akan tinggal bersama partner yang berada dalam kesulitan, seperti ketika segalanya baik, dan berusaha untuk mendorongnya agar dapat bangkit kembali.

Pengkhotbah 4 : 10 berkata, "Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" Di sini ditekankan sekali lagi bahwa pentingnya kita hidup dengan orang-orang yang seiman dan sepadan. Karena tipe orang seperti itulah yang akan membawa kita keluar dari jurang keterpurukan dan penyesalan. Sebaliknya, orang yang mempunyai kerohanian yang tidak sehat justru akan membuatmu semakin putus asa.

Siapa bilang hanya manusia saja yang tidak bisa hidup sendiri? Ternyata hewan juga! Dan apabila hewan saja membiasakan diri dalam kerumunan yang sehat, mengapa kita tidak?

Kamis, 23 Juli 2009

Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir Positif

Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus. Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan isenangi teman dan tetangganya.

Pygmaliondikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.
* Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel. Tetapi Pygmalion berkata, “Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini.”
* Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, “Kikir betul orang itu.” Tetapi Pygmalion berkata, “Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu”.
* Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, “Kasihan, anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya.”

Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.

Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik.

Kawan-kawan Pygmalion berkata, “Ah,sebagus- bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu.”

Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya.

Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion, yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul.. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.
Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.

Misalnya,
* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.
* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.

Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion.

Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif.
* Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.
* Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur, akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.
* Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.

Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain.

Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain. Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.
Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk,kita akan menjadi curiga, “Barangkali ia sedang mencoba membujuk,” atau kita mengomel, “Ah, hadiahnya cuma barang murah.” Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri. Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia.

Sebaliknya, kalau kita berpikir positif, kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, “Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita.”

Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai.

* Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam. Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.

Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan.
Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan.. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah.

MAKE SURE YOU ARE PYGMALION and the world will be filled with positive people only…….. ….how nice!!!!

Jumat, 19 Juni 2009

Hari-hari Baik

Ryutaro Asada, ahli bedah luar biasa, pemimpin Team Medical Dragon itu kembali beraksi. Operasi jantung dengan teknik Batista pertama di Jepang berada dalam tanggung jawabnya. Ia memang terkenal pemberontak jika system birokrasi dan bisnis rumah sakit dijadikan tolok ukurnya. Tetapi jika, tolok ukurnya adalah pasien. Asada adalah seorang pahlawan. Kepalanya, tidak pernah dipusingkan dengan kata persaingan, apalagi berbagai politik atas nama uang dan nama besar, yang kerap kali berseliweran di rumah sakit. Di kepala itu hanya ada pasien. Menyelamatkan Nyawa Pasien, itu diatas segala-galanya.

Dan sungguh aneh, justru karena fokus pada kepentingan pasien itulah, Asada Ryutaro memperoleh embel-embel yang lain yang biasa kita uber-uber. Nama beken, harta, posisi dan lain sebagainya. Yang menarik adalah ketika, salah seorang team bertanya mengenai apakah hari ini adalah hari baik untuk menjalankan operasi jantung Batista pertama. Asada menjawab, "Hanya diri kita yang bisa membuat apakah hari ini akan menjadi hari baik ataukah hari buruk".

Memang ini hanya merupakan adegan sebuah serial film jepang. Team Medical Dragon, demikian judul film seri tersebut. Awalnya saya ingin menonton film ini karena ingin menyaksikan teknik lighting yang tidak biasa. Tetapi akhirnya jatuh cinta pada karakter, alur cerita dan ajaran hidup yang luar biasa didalamnya. Tetapi sejujurnya.. .saya percaya sekali dengan sebuah ucapan Asada.. bahwa tidak ada hari baik atau buruk.

Semua hari sudah diciptakan TUHAN demikian adanya. Sekarang tinggal kita yang mewarnai hari-hari itu, entah hitam entah putih, entah untung, entah sial, entah baik, entah buruk. Tetapi satu hal ketika pikiran kita terfokus kepada pelayanan, komitmen, client, maka kita cendrung akan menjadi hari-hari didepan kita menjadi lebih baik.

Kejadian 1:31a "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik."

Sumber : email kiriman Bapak Made Teddy Artiana

Kamis, 12 Maret 2009

Shut Up and Drive!!!

Setiap sore saya selalu menjalankan aktivitas olahraga di sebuah pusat kebugaran di Yogyakarta. Saya mempunyai impian dari kecil untuk memiliki bentuk tubuh yang ramping dan seksi seperti tokoh-tokoh Baywatch (sebuah film yang saya tonton waktu kecil). Dulu berat badan saya di atas rata-rata (69 kg). Setelah berlatih selama 6 bulan lebih, saat ini saya tinggi 165cm dan berat badan 45kg. Dan saya sudah mencapai hasil yang ideal, dan menarik.

Herannya, akhir-akhir ini di gym sering terdengar berita kurang sedap. Setiap kali saya mau mengikuti kelas aerobik, selalu saja ada perlakuan kurang terpuji dari sesama member. Mereka seolah menjauhi aku, berbisik-bisik di belakangku dan memandangku sinis. Iya, itu, kumpulan
ibu-ibu itu. Bahkan mereka tidak mengajakku berbicara, seolah saya adalah seorang dari planet lain.

Mulanya saya sih cuek saja. Tapi beberapa hari kemudian, ada seorang member yang berkata kepada member lain (dan saya dengar dari member lain itu) kalau saya semakin gendut dan berat badan saya naik. (
What?!?) Iri sampai segitunya kah sampai harus menjelek-jelekkan orang lain?

Lebih parah lagi beberapa hari kemudian saya mendengar kabar kalau saya dituduh operasi
liposuction (alias sedot lemak) di Amerika, sehingga baru badan saya bisa selangsing ini. What the...!?!? Tuduhan macam apa itu!? Benar-benar sangat sangat tidak sopan!!

Orang-orang itu iri denganku. Mereka tidak tahu betapa besarnya pengorbanan yang sudah kulalui sebelumnya. Dari berat badan 69 kg menjadi 45 kg bukan perjuangan biasa! Betapa banyak hal pahit yang kualami. Saya harus diet mati-matian, menahan napsu liar makan saya, berolahraga dengan keras, bangun pagi hanya demi latihan kardio dan sebagainya. Ini hasilnya! Tubuh yang ideal!

Sedangkan kumpulan ibu-ibu itu, mereka tidak pernah berlatih dengan keras, tidak pernah diet. Mereka start bersama dengan saya, tapi bila mereka tidak mendapatkan hasilnya. Itu wajar, karena mereka TIDAK PERNAH MAU MEMBAYAR HARGA! Dan sekarang mereka iri dengan meluncurkan fitnah-fitnah yang tidak benar. Sungguh mengesalkan!

(disadur dari cerita nyata. Nama dan tokoh sudah disesuaikan dengan konsumsi blogger ya...)

Shut up and drive!!

Menurut JINS, dosa manusia terbesar (sifat dasar yang paling bandel) adalah
iri hati. Kita mungkin iri dengan kesuksesan orang lain. Kita pada dasarnya adalah makhluk egois yang selalu ingin menang sendiri. Dan sangat sakit bila melihat orang lain yang start bersama kita memperoleh kesuksesan lebih dulu.

Hey man! Shut up and drive! Berhentilah menyebarkan gosip dan fitnah untuk menjatuhkan orang lain! Berhentilah iri! Fokuskan saja pada jalanan di depanmu. Setirlah hidupmu ke jalan yang lebih baik! Buat apa memusingkan orang lain! Fokus dan fokus saja. Toh kalau orang lain itu jatuh, hidupmu juga tidak lebih baik. So, baby, just shut up and drive!!!

Senin, 26 Januari 2009

Tentang Kerbau

Xin nian dao, xin nian hao!

Gong Xi Fa Cai buat semua sobat JINS!!! (Ga nolak angpo kalo mau kirim hehe...)

Konon katanya orang Cina tahun ini adalah tahun kerbau. Kalau tahun tikus kemarin banyak yang bilang akan gesit seperti tikus (asal jangan seperti bangkai-bangkai tikus di pinggir jalan yang kurang gesit). Lalu apa yang bisa kita pelajari di tahun kerbau ini? Apa saja harapan-harapan di tahun kerbau ini?

Kerbau adalah seekor binatang yang orang Cina percaya sebagai binatang pekerja keras. Siang malam membajak sawah tak pernah lelah. Sifatnya slow but steady (itu kalau sapi). Kalau kerbau bersemangat dan berapi-api. Orang Cina mempunyai banyak sekali ungkapan yang menggunakan kata "niu" (sapi/kerbau, red). Dan juga banyak di antaranya bisa kita pelajari dari seekor niu.

Kerbau pekerja keras.
Kerbau selalu bekerja siang dan malam membantu petani membajak sawah. Ia hanya melenguh dan makan seadanya. Tapi semangatnya untuk bekerja luar biasa. Kadang-kadang aku berpikir melangkahkan kaki di atas sawah itu berat sekali, lebih berat daripada di atas aspal. Tapi seekor kerbau melangkahkan berapa ribu langkah di atas tanah becek itu dalam sehari?

Tenaga kerbau luar biasa.
Kerbau itu kuat loh. Lihat saja siluman kerbau di film Sun Go Kongb (Kera Sakti, red). Di tahun kerbau ini punya kekuatan dan energi seperti kerbau. Jaga stamina, jangan gampang sakit, supaya mempunya tenaga untuk bekerja.

Semangat kerbau mantap bener!
Ga percaya? Coba kamu pakai baju dengan jubah selembar kain merah yang melambai di belakangmu kemudian kamu lari-lari di depan seekor kerbau (baca: banteng) Spanyol. Pasti deh kerbau itu bakal dengan semangat mengejar kamu dan kamu juga bakal semangat ngacirrrrr...... Kalau di Spanyol, matador memancing kemarahan kerbau dengan kain merah hanya untuk dan funshow saja, tapi kita lihat semangat kerbau (banteng) itu. Tidak akan pernah menyerah menyeruduk kain itu.

Kerbau itu kokoh.
Seekor kerbau sedang berdiri tegap sambil mengunyah rumput dengan santai. Kemudian datang seorang sobat JINS dan mendorongnya agar ia berpindah tempat. Sobat JINS itu mendorongnya dengan sekuat tenaga tetapi kerbau itu masih belum bergerak satu senti pun dari tempatnya. Malah ia memandangi orang itu sambil mengunyah rumputnya. Beberapa usaha kemudian dan sobat muda itu pun akhirnya menyerah. Kerbau itu tidak goyah sedikitpun.

So, sobat JINS. Milikilah jiwa keuletan untuk bekerja keras seperti kerbau; semangat yang tak pernah surut, bahkan kita harus membuat orang lain lebih bersemangat; tenaga yang terus terjaga (jaga kesehatan); dan kepercayaan diri, kemantapan hati seperti kerbau yang tidak mudah digoncangkan iblis.

Tapi ingat, ada beberapa hal yang patut kita waspadai di tahun kerbau ini.

Kerbau itu malas?
Kalau kerbau udah duduk dan mengunyah rumput, susah banget untuk diajak bekerja lagi (Hayo... siapa yang kalau pagi hari susah dibangunin?) Kerbau mudah terlena oleh keadaan dan cenderung "jatuh" dalam hal kenyamanan.

Kulit kerbau itu tebal.
Bagi orang Cina, idiom "berkulit tebal" itu artinya bandel, keras kepala dan keras hati. Kadang-kadang kalau hanya dipukul tidak terasa sakitnya (harus dikitik-kitik). Jangan jadi keras kepala dan menutup telinga kita pada suara Tuhan. Ingat, suara Tuhan juga bisa dari teman-teman kita loh!

Kerbau, apalagi banteng, pemarah!
Orang yang suka marah tidak jelas arah tujuannya tidak baik. Seperti banteng Spanyol, dipancing dikit aja udah marah. Wah, kalau sudah begitu hanya bisa ditertawakan orang lain. Milikilah hati yang tidak mudah marah. Di tahun ini, jangan cepat marah-marah ya....

Itulah beberapa hal yang patut kita pelajari dan kita waspadai di tahun kerbau ini. Mumpung 2009 baru berlalu satu bulan, masih ada banyak kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Karena manusia bisa belajar dari apapun, termasuk seekor kerbau.

Kamis, 08 Januari 2009

Kopi

Sekelompok alumni mahasiswa sedang berkunjung ke salah seorang dosen mereka di jaman mereka kuliah dulu. Mereka kini sudah bekerja bahkan beberapa di antaranya sudah berkeluarga. Dan tentu saja mereka berasal dari latar belakang yang berbeda.

Di ruangan dosen itu, sambil bersenda gurau dan mengenang masa-masa kuliah dulu, dosen itu menyuguhkan senampan kopi untuk para mantan mahasiswanya. Ada kopi pada gelas kristal, gelas keramik, gelas kaca, gelas plastik, cangkir dan sebagainya. Semua bentuk gelas dari yang bagus sampe yang jelek ada di sana.

Masing-masing mengambil gelasnya. Dan di akhir pengambilan yang tersisa hanyalaha dua kopi dengan gelas yang tidak bagus.

Ketika semuanya sudah memegang gelas kopinya masing-masing, dosen itu berkata, "Bila kalian perhatikan, semua gelas yang bagus dan kelihatan mahal diambil terlebih dahulu dibandingkan dengan gelas yang kelihatan murah dan jelek. Well, tidak ada salahnya menjadi orang yang lebih mementingkan diri sendiri. Lumrah itu.

Tapi sebaiknya yang harus diperhatikan adalah rasa dari kopi itu sendiri. Sadarkah kalian kalau kopi di semua gelas ini berasal dari sumber yang sama, memiliki rasa yang sama dan warna yang sama? Hanya saja packing dari kopi ini berbeda."

Saya mencoba melihat kisah ini sudut pandang yang lain dari versi aslinya.

Begitulah dengan kehidupan ini. Tuhan melihat hati dan manusia melihat rupa. Kita harus mempunyai hati yang taat, hati yang benar di hadapan Allah (ingat, Tuhan melihat hati). Tapi ingat, kita masih hidup di dunia ini dan dunia ini melihat rupa. Banyak yang mengatakan, rupa tidak penting tapi hati yang terpenting. Ungkapan ini tidak sepenuhnya benar.

Ibarat seenak-enaknya biskuit dalam satu produk, tetapi bungkusnya lusuh dan tidak menarik, maka produk itu tidak akan laku juga. Manusia juga. Mau sebaik malaikat apabila tidak disertai dengan penampilan menarik tidak akan menjadi berkat dan inspirasi bagi orang lain.

Ingatlah di dunia ini kita harus menjadi terang dan berkat bagi sekeliling kita. Bila kita memiliki hati yang baik, tapi dengan penampilan yang (katakanlah) lusuh dan tidak menarik, orang lain juga tidak akan mendatangi kita sehingga kita tidak akan bisa menjadi berkat. Contohlah Pak Andrie Wongso. Ia bisa menjadi berkat dan motivasi bagi orang lain, mempunyai inner yang kuat dan outer yang menarik.


Mulai hari ini, berbenahlah. Ubah penampilan Anda menjadi lebih menarik. Orang lain akan merasa nyaman dengan keberadaan Anda. Dan di saat itulah, manfaatkan sebaik-baiknya momen tersebut untuk menjadi berkat buat orang lain. Jadilah harapan, jangan hanya berharap.

So, kalo bisa cantik luar dalam, mengapa harus cantik di dalam saja?

Rabu, 07 Januari 2009

Bola Bekel


Sobat JINS, pernah tahu bola bekel? Itu tuh permainan yang biasa dimainkan waktu kita masih SD. Nah sekarang coba ambil satu buah bola. (Bagi yang tidak tahu bola bekel bisa menggantinya dengan bola basket)

Percobaan 1:
Lepaskan bola bekel dari sebuah ketinggian tertentu. Bola itu akan memantul kembali dengan ketinggian yang tidak lebih tinggi dibandingkan dengan ketinggian semula.

Percobaan 2:
Banting bola bekel ke lantai dari sebuah ketinggian tertentu. Bola itu akan memantul kembali dengan ketinggian yang lebih tinggi dari ketinggian semula.

Percobaan 3 (lakukan dengan bola basket):
Kempeskan bola basket dan coba dribble bola itu. Apakah bisa?

Kesimpulan:
Baik bola basket dan bola bekel sama-sama tidak akan memantul lebih tinggi apabila tidak diberi tekanan atau kekuatan. Bola hanya akan memantul lebih tinggi bila ketika melepasnya disertai dengan tekanan atau kekuatan. Bola juga tidak akan memantul apabila tidak dalam keadaan penuh terisi udara.

Manusia seperti bola. Bila seseorang diberi suatu 'tekanan' maka ia akan berusaha lebih keras. 'Tekanan' di sini bukan harus dimarahi atau target yang berkonsekuensi. 'Tekanan' di sini lebih berbicara kepada seberapa besar keinginan untuk mencapai cita-cita, suatu kedisiplinan dalam mengejar impian tersebut, seberapa kuat pertahanan diri akan godaan-godaan dan 'angin' yang berhembus.

'Tekanan' di sini juga berbicara tentang masalah. Banyak orang cenderung menghindari masalah. Tapi tahukah kita semakin kita menghadapi banyak masalah, semakin kita belajar untuk menyelesaikannya, semakin dewasa kita dan semakin dekat pula kita dengan kesuksesan itu.

Sebaliknya apabila kita mengkhususkan diri untuk terus berkutat di sebuah persoalan sepele, maka kita juga akan begitu-begitu saja selamanya. Kita tidak ada tekanan, tidak ada motivasi dan tidak akan mencapai cita-cita kita.

Di percobaan 3, kita perlu "angin" untuk membuat kita memantul. 'Angin' di sini berbicara mengenai iman dan roh kita, api kita. Untuk terus dapat 'memantul', kita perlu bimbingan Roh Kudus untuk diam dalam diri kita. Kita perlu api Surgawi yang menyala-nyala dan membakar semangat kita. Kita perlu merasakan rasanya kasih mula-mula itu. Begitu kita kendur satu hari saja, maka kita akan kehilangan semangat itu.

Bagaimana cara menjaga 'angin' dalam 'bola' kita?

Dengan semakin mendekatkan diri dengan Tuhan. Cara paling mudah dan murah adalah dengan berdoa, saat teduh dan memuliakan namaNya. Dengan cara itu kita akan selalu diperbaharui setiap harinya. Tidak peduli seberat apapun masalah kita, Roh Kudus akan selalu mengisi kekosongan di ruangan hati kita dan me-recharge semangat kita setiap harinya.

So, keep on fire and JLU!!!

Senin, 29 Desember 2008

Tiga Ekor Harimau

Suatu hari ada seorang perdana menteri kerajaan memberi tahu kaisarnya, "Yang mulia, ada laporan dari seseorang katanya ada seekor harimau di jalan. Apakah baginda mempercayainya?" Kaisar itu menjawab, "Tidak. Aku tak percaya. Mana mungkin ada harimau lepas di jalan.

Beberapa menit kemudian perdana menteri itu masuk lagi dan memberitahukan kalau sudah ada dua orang yang melaporkan ada harimau di jalanan. "Apakah baginda mempercayainya?" tanya perdana menteri itu lagi. Kali ini kaisar itu tampak ragu-ragu.

Beberapa menit kemudian perdana menteri itu masuk lagi dan memberitahukan, "Yang mulia, sudah ada tiga orang yang melaporkan ada harimau di jalanan. Apakah baginda masih meragukannya?" Akhirnya kaisar itu menjawab, "Ya, aku percaya."

Kemudian perdana menteri itu berkata, "Maafkan saya, bagina, tapi harimau itu sama sekali tidak ada. Hanya karena ada tiga orang yang mengatakan hal itu baginda jadi percaya. Baginda harus berhati-hati terhadap rumor-rumor yang beredar."

Sekedar berbagi saja, minggu-minggu ini saya bermasalah dengan yang namanya "lidah". Baik lidah saya sendiri maupun lidah orang lain.

Lidah mampu menyebarkan berita baik, menyampaikan penghiburan dan memberitakan Injil. Lidah juga bisa menyebarkan gosip, memfitnah orang dan mengejek orang. Dengan kata lain, bila lidahmu baik, engkau akan disukai orang lain. Bila lidahmu kurang baik, akan mencoreng namamu sendiri atau bahkan merugikan orang lain.

Yang terjadi padaku minggu-minggu ini, seorang sahabat yang kupercayakan sebuah rahasia malah berbalik menggunakan rahasiaku itu sebagai "senjata" untuk menjatuhkan citraku. Wow... luar biasa kuasa dari sebuah lidah. Sebuah lidah bisa menyebarkan rumor hingga ribuan kilometer. Seperti quotation seorang temanku yang sangat kusuka, "Panjang Surabaya-Jakarta bisa diukur. Tapi panjang omongan ga bisa diukur."

Di Yakobus 3 : 3-10 mengatakan bahwa lidah ibarat binatang liar yang sangat sulit untuk dijinakkan. Kecil namum mematikan. Bisa dibuat untuk hal baik, bisa untuk hal kurang terpuji.

Memfitnah, mengejek, mengolok-olok, gosip, mengadu domba, itu semua perkara besar yang bisa dilakukan sebuah lidah yang kecil. Sebaliknya memuji Tuhan, menyebarkan Injil, memuji orang lain, makan, merasakan rasa adalah yang sebaiknya kita lakukan untuk menjinakkan lidah kita dan menjadi berkat untuk orang lain.

So, sobat JINS, hati-hatilah terhadap lidahmu.

Kamis, 25 Desember 2008

Tepuk Tangan Dengki

Aku marah!

Aku benci!

Aku sakit!!!

Mengapa dunia ini seolah tidak adil padaku? Mengapa dunia ini tidak pernah adil? Mengapa Tuhan tidak memperlakukan kita sama? Mengapa!?

Mengapa di setiap hal aku selalu yang jadi nomor terakhir? Mengapa di setiap kompetisi yang kuikuti selalu aku yang kalah? Dan sakitnya lagi, mengapa yang selalu juara adalah sahabat terbaikku sendiri?

Aku pulang dengan langkah gontai. Aku marah! Aku dendam! Setiap kali pikiranku menerawang wajah sahabatku, kuanggap seperti monster yang menjijikkan! Seorang monster yang telah merebut sesuatu yang berharga dariku. Mataku kabur, becek oleh air mata. Aku mau menangis tapi aku malu karena aku lelaki. Aku marah! Aku marahhhh!!!!

Rasa terluka itu masih membekas dalam. Aku iri. Mengapa setiap perlombaan selalu dia? Mengapa tak pernah memberikan kesempatan kepadaku? Dalam pikiranku terbayang percakapan-percakapan imajinatif yang kulakukan dengan sahabatku itu. Ribuan kata-kata telah kusiapkan kalau ia hendak menghiburku, ribuan kata-kata yang memenangkanku.

Betul juga. Mengapa tak terpikir olehku?

Aku bisa menang darinya. Aku bisa mencaci makinya, membongkar setiap kelemahan dan celah yang ia tunjukkan waktu lomba tadi. Aku bisa mengkritiknya habis-habisan. Aku bisa mengungkapkan sederetan kesalahan yang pernah ia lakukan. Aku bisa menang lewat kata-kata!

"Lalu, apa gunanya?" tanya seseorang tiba-tiba.

Aku tidak akan mengikuti lomba lagi. Setiap tepuk tangan kemenangan yang ia peroleh merupakan tepukan dengki dariku. Aku tidak menghargainya. Aku kesal karena ternyata aku tak bisa lebih baik darinya. Pada kenyataannya aku hanyalah seorang....


pecundang.


PS: Sebuah coret-coret sederhana. Karena aku prihatin dengan banyaknya anak-anak, teman-teman, dan semua orang yang selalu merasa dirinya kecil, tidak bisa diandalkan, tidak berharga, selalu kalah dan tersisih. Karena di luar sana, ada seseorang yang akan berusaha keras menjadi teman mereka.

Selasa, 16 Desember 2008

14 Guidance of Human Life


Di Cina ada 14 kalimat/pepatah bijak untuk menggambarkan kehidupan manusia di bumi ini. Well, beberapa di antaranya gue banget. What about you?
disadur dari: aizhongwen

  1. Musuh terutama manusia adalah dirinya sendiri.

  2. Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan.

  3. Kebodohan terutama manusia adalah menipu.

  4. Kesedihan terutama manusia adalah rasa iri hati.

  5. Kesalahan terutama manusia adalah merusak diri sendiri.

  6. Sifat manusia yang paling terpuji adalah semangat untuk terus maju.

  7. Ketentraman dan kedamaian terutama manusia adalah suka memberi.

  8. Hadiah terbesar dari manusia adalah pengampunan.

  9. Sifat yang paling dikasihani dari seorang manusia adalah rasa rendah diri.

  10. Harta manusia yang paling berharga adalah kesehatan.

  11. Dosa terbesar manusia adalah membohongi diri sendiri.

  12. Kekurangan terbesar manusia adalah bersungut-sungut dan selalu merasa kurang.

  13. Kehancuran terbesar manusia adalah rasa putus asa.

Manusia tidak ada yang sempurna. Tetapi alangkah baiknya kita selalu menyempurnakan diri setiap harinya agar kita semakin serupa denganNya hari demi hari.

Tuhan memberkati!

Kamis, 04 Desember 2008

New entry - new agenda

Yeah... tak terasa 22 hari lagi kita akan menginjak tahun 2009 nih. 22 hari itu cepet lohhh... Tak terasa malam hari kita menutup mata, begitu buka eh tau tau udah keesokan hari. Udah hitungan hari nih menyongsong 2009.

Sudah siap-siap
membesihkan kamar? Sudah siap membuang barang-barang usang yang udah ketinggalan jaman di tahun 2008? Atau barang-barang usang tersebut masih disimpan sampai tahun depan sampai membusuk?

Yak, mulai hari ini sudah boleh beres-beres. Pemberesan hati dengan orang-orang yang pernah disakiti, pemberesan hati dengan orang-orang yang pernah menyakiti, dan terutama pemberesan hati dengan Tuhan. Buang semua sampah-sampah hati.

Setelah semua barang usang disingkirkan, setelah ruangan hati menjadi lebih lapang, kini saatnya mengisinya dengan perabotan baru (baca: agenda baru). Tahun 2009, apa saja yang ingin Anda capai. Apakah cita-cita Anda bisa diwujudkan dalam tahun ini? Apakah di tahun 2009 Anda menarget sesuatu yang lebih tinggi? Apakah ada yang harus Anda kerjakan dan selesaikan di tahun baru ini?

Tapi pertanyaan terpenting adalah: Apakah Anda sudah merencanakannya? Atau jangan-jangan terpikirkan pun belum pernah? Ayo, tinggal hitungan hari lagi. Bila Anda tidak berencana mulai sekarang, nanti tahun 2009 juga akan Anda jalani dengan biasa-biasa saja. Tidak ada satu perasaan greget yang penuh semangat. Dan Anda sudah pasti akan membuang waktu satu tahun lagi.

Langkah-langkah menyiapkan new entry 2009:

1. Berdoa
Awali segala sesuatu dengan berdoa. Tanya pendapatnya Tuhan apakah Ia sudah menyiapkan rencana-rencana khusus untuk tahun depan. Minta penyertaannya dalam planning ini. Jangan kerja sendiri, minta penyertaan Roh Kudus juga.

2. Beres-beres
Masih ada ganjalan? Masih ada kepahitan? Masih ada masalah dengan orang yang dikasihi? Masih ada permusuhan dengan sesama? Mengapa tak coba untuk membereskan semua ini mulai dari sekarang? Datangi orang-orang yang Anda benci/yang membenci Anda. Dalam hati, berdoa dan berkatalah kepada Tuhan kalau Anda sudah memaafkannya. Atau dengan terus terang meminta maaf kepada orang itu. Sesudah itu buatlah satu komitmen dalam diri Anda kalau Anda sudah benar-benar memaafkan orang itu atau Anda tidak akan membuat kesalahan yang sama dua kali.

3. Tulis agenda
Ambil secarik kertas (sebaiknya buku).. Pejamkan mata Anda sejenak. Bayangkan apa yang Anda inginkan untuk terwujud di tahun depan. Pikirkan rencana-rencana yang harus Anda realisasikan tahun depan. Pastikan rencana Anda masih "membumi". Jangan terlalu mengkhayal. Yang pasti-pasti saja.
Kemudian, tarik napas panjang. Buka mata Anda. Hembuskan. Dan mulai tulis harapan-harapan Anda di atas kertas atau buku. Selesai? Simpan baik-baik kertas/buku itu. Buka lagi tahun depan.

4. Buat komitmen
Buat komitmen-komitmen yang Anda ingin realisasikan di tahun depan seperti berhenti merokok, menelepon nenek setiap Minggu pagi, hemat dalam belanja baju, fitness dua kali sehari, dan sebagainya. Usahakan patuhi komitmen Anda. Buat satu perubahan dalam hidup Anda. Masakan Anda mau hidup seperti ini sampai tua?

5. Berdoa lagi
Tanyakan kepada Tuhan apakah Ia berkenan dengan rencana-rencana yang sudah Anda buat. Parameternya sangat sederhana. Bila Anda memiliki perasaan damai sukacita, maka Tuhan berkenan. Bila Anda bimbang dan ragu dalam kepastiannya, berarti ada yang perlu diubah.

Sudah? Lihat lagi dan review lagi apa yang sudah Anda tulis. Mulai hari ini juga, Anda harus mulai merealisasikannya. Jangan tunda-tunda lagi. Menunda adalah salah satu dari rencana Iblis untuk menjauhkan hidup Anda dari perubahan. So, mulailah 2009 dengan agenda yang baru. Pikirkan dan lakukan mulai dari SEKARANG. Kalo bukan sekarang, kapan lagi?

Menilai Penampilan

Seorang wanita paro baya yang berpakaian tidak begitu rapi turun dari kereta api di Boston bersama dengan suaminya. Mereka berjalan malu-malu di depan kantor rektor. Sekertaris rektor itu memberitahu kalau mereka tidak layak untuk bertemu dengan rektor Universitas Harvard, bahkan ia juga meledek mereka dengan berkata mereka bahkan tak layak untuk di Cambridge.

"Kami mau bertemu dengan rektor," kata pria paro baya itu.

"Beliau sibuk," jawab si sekertaris ketus tanpa melihat kepada pasangan suami-istri tersebut.

"Kami akan tunggu," jawab wanita itu.

Selama berjam-jam, sekertaris itu mengacuhkan mereka, berharap mereka akan bosan dan pulang. Tapi mereka tetap di sana. Sekertaris itu menjadi agak jengkel dan akhirnya memutuskan untuk memanggil rektor (meskipun dia ragu-ragu). "Mungkin setelah bertemu pak rektor mereka akan pulang," dia memberitahu pak rektor. Dan rektor itu pun setuju. Ia kemudian berjalan keluar ruangannya dan dengan raut wajah yang tegas (baca: tidak ramah) ia mendatangi pasangan suami istri yang memakai pakaian kusut dan setelan rumahan yang tak rapi.

Sang istri memberitahu rektor, "Kami mempunyai seorang anak laki-laki yang pernah kuliah di sini. Ia sangat mencintai Harvard. Ia bahagia di sini. Tapi setahun lalu ia meninggal dalam sebuah kecelakaan. Sekarang saya dan suami saya meminta dengan hormat, dapatkah Anda membuatkan sebuah memorial atau tugu sederhana untuk anakku?"

"Bu," jawab rektor dengan ketus, "Kita tidak bisa begitu saja membangun sebuah tugu untuk orang-orang yang pernah masuk Harvard dan kemudian meninggal. Tempat ini akan kelihatan seperti pemakaman!"

"Oh bukan, Anda salah paham!" jawab sang istri cepat, "Kita bukan mau sebuah tugu. Kita mau sebuah gedung di universitas kami dinamai nama anak kami. Kita yang akan memberi Harvard sebuah gedung baru, maksud kami, membangunkan."

Rektor itu mengamati wanita itu dari atas ke bawah dan ke atas lagi. Seorang wanita dengan baju lusuh dan setelan rumah. Kemudian jawabnya, "Sebuah gedung? Pernahkah Anda berpikir berapa uang yang akan dihabiskan untuk membangun sebuah gedung? Untuk membangun sebuah Harvard yang mewah seperti ini kita menghabiskan tujuh setengah juta dolar!!!" ujarnya sambil mengejek.

Untuk beberapa saat, wanita dan suaminya itu terdiam. Rektor itu merasa senang karena akhirnya menemukan cara untuk mengusir mereka.

Sang istri berpaling kepada suaminya, "Cuma segitukah untuk membangun sebuah universitas? Mengapa tak terpikir dari dulu saja kita membangun satu?" Rektor itu bingung dan tidak mengerti.

Dan begitulah Tuan dan Nyonya Leland Standford pergi ke Palo Alto, California dan mereka membangun sebuah universitas dengan nama anak mereka. Sebuah memorial yang tidak dianggap oleh Harvard.

Moral dari kisah ini yaitu jangan menilai seseorang dari penampi....? .. Lan!! Seratus, anak-anak!

Rabu, 03 Desember 2008

Panggung Sandiwara

Masih ingat dengan lirik lagu Nike Ardilla "Dunia ini... panggung sandiwara yang harus kita mainkan." Well, topik ini masih sangat mengusikku. Setelah beberapa hari yang lalu saya menulis "Topeng", kini saya ingin memperdalam lagi dengan tulisan ini.

Mengutip dari blog seorang teman yang menuliskan tentang "Topeng" juga, saya sangat terinspirasi oleh tulisannya. Tapi kini "panggung sandiwara" yang saya tuliskan di sini agak berbeda dengan persepsi om Udin.

Lalu, tentang apa panggung sandiwara di sini?

OK, bayangkan Anda pernah mempunyai seorang sahabat (bisa pacar, bisa sahabat. Tapi yang di sini saya ambil contoh sahabat). Dengannya, Anda bisa dekkkeeeeeettttt sekali. Anda bercerita banyak ke dia. Mulai dari keluarga, teman, sampai ke permasalahan Anda. Anda bahkan sudah berbagi rahasia pribadi diri Anda dengannya. Anda percaya dengannya. Anda begitu menghargainya. Anda sangat menghormatinya seolah Anda tidak pernah bersahabat begitu dekat sebelumnya dengan orang lain.

Begitu pula dengannya. Dia juga sering mengatakan kepada Anda, "Kamulah sahabatku." Dan juga dia sudah membawa Anda lebih mengenal ke dalam kehidupan pribadinya. Dia sering meminta saran Anda dan sering menelepon Anda.

Paling tidak untuk sekian waktu dia membantu Anda. (Topengnya KEREN SEKALI!!! Wajah aslinya saja sampai tidak kelihatan!)

Tapi kemudian, seolah tidak ada angin tidak ada petir, tiba-tiba saja hujan (halah...). Maksudnya tiba-tiba saja dia meninggalkan Anda, menjauhi Anda, tidak menyapa Anda lagi, begitu sombong, begitu dingin. Ketika Anda berpapasan dengannya, seolah dia tidak melihat. Ketika Anda menyapanya, dia cuma tersenyum kecut. Ketika Anda berusaha menanyakan "Ada apa di antara kita?" atau "Aku salah apa?", dia hanya menjawab, "Tidak apa-apa" atau "Kamu koq kek anak kecil aja" dan menjawab seolah tidak ada apa-apa di antara kalian.

Kemudian Anda mulai instropeksi dan bertanya-tanya, sebenarnya Anda salah apa. Anda mulai melihat ke dalam diri Anda dan mulai menelaah satu per satu latar belakang yang mungkin menghalangi persahabatan kalian. Dan Anda menemukan sesuatu. Satu jawaban yang cukup memuaskan diri Anda.

Dia sudah tidak ada kepentingan lagi denganmu. Manisnya dah habis. Sisa sepahnya saja. Mana bisa dimakan lagi? Ya apa boleh buat, buang aja deh...

Hey, man!! Saya adalah salah satu dari sekian milyar manusia yang sangat sangat sangat menjunjung tinggi namanya PERSAHABATAN itu! Saya sangat sangat sangat menghargai seorang sahabat (sejenis maupun lawan jenis) dan saya akan memberikannya yang terbaik. Dan saya akan sangat marah dan kecewa kalau ada oknum-oknum yang memanfaatkan ajang yang namanya "PERSAHABATAN" hanya untuk "disedot manisnya" saja.

Memang dunia ini panggung sandiwara! Semua dari kita adalah pemerannya. Ada protagonis ada antagonis. Ada yg tulus ada yang palsu. Mau "manis"nya seseorang? Gampang, tinggal tepe-tepe aja (tepe itu tebar pesona, red). Begitu orang itu terjerat, sedotttt... Manisnya hilang, di-lepeh (bahasa Indonesianya: dibuang) saja! Apa yang manusia lihat kan cuma 'topeng'.

Inilah yang kurasakan ketika saya menulis "Topeng" dan "Panggung Sandiwara" ini. Saya belajar untuk menanggalkan topeng saya dan menunjukkan wajah asliku. Cuma saya juga harus siap dengan wajah teman-temanku yang mungkin akan menanggalkan topengnya. Nggak boleh kabur ya... Hehe..

Sobat JINS, ingat-ingatlah hal ini. Pakai topeng, sah-sah saja. Banyak teman, dapat promosi dan sebagainya. Toh manusia melihat topeng dan rupa. Cuma ingat satu hal. Tuhan melihat hati. Ia bahkan tidak terpengaruh sama sekali dengan segala macam topeng yang kita kenakan.

Dunia ini panggung sandiwara, yang harus kita mainkan. Ada peran wajar, ada peran berpura-pura... Tapi tak peduli di pentas manapun Anda main, pastikan sutradaranya Yesus ya. Peace!!

Rabu, 29 Oktober 2008

Be Afraid

Ada satu peribahasa Cina yang sangat kusuka:

"Be afraid not of going slowly; be afraid only of standing still."

Jangan takut untuk maju meskipun perlahan. Yang harus kita takutkan adalah kita takut untuk duduk dan diam di tempat tanpa berbuat apa-apa.

Maksudnya? Manusia punya kecenderungan untuk tinggal dan bersantai di satu "zona nyaman". Zona nyaman adalah satu keadaan di mana kita sudah merasa nyaman dengan apa yang kita miliki, yang kita lakukan dan yang kita dapatkan.

Kalau dalam dunia kerja, mungkin kita sudah merasa nyaman dengan pekerjaan kita sehingga kita tidak melihat adanya peluang lain di (mungkin) daerah lain atau lapangan pekerjaan lain yang lebih menjanjikan. Atau juga mungkin kita sudah terlalu nyaman ikut nebeng orang tua kita sehingga ingin selamanya seperti itu.

Dalam konteks kerohanian, zona nyaman dapat digambarkan sebagai keadaan yang stagnan, tidak berubah, tidak meningkat, bahkan cenderung penurunan. Kita mulai merasa aman dengan keadaan kita, tidak ada masalah dan tidak membutuhkan pertolonga Tuhan. Kita mulai merasa nyaman dengan berkat yang kita dapat, dengan harta yang kita miliki. Kita mulai malas untuk memberitakan Injil keselamatan, mulai kendor dalam hubungan pribadi dengan Tuhan dan mulai tidak bertanya padaNya mengenai masalah hidup kita.

Itulah yang kutakutkan.

Lebih baik berjalan meskipun pelan daripada duduk diam.
Lebih baik berjalan pelan dan menuju ke arah yang benar daripada berlari ke arah yang salah.

Ada kalanya kita harus memberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman tersebut. Kita harus berani menantang dunia, melampaui batas dan mengejar target hidup kita yakni kekekalan. Jangan lemas, jangan santai. Semangat! Ingat, setiap langkah yang kita lakukan meskipun perlahan lebih berharga daripada menikmati apa yang sudah kita punya dan terlena di dalamnya.

Selasa, 28 Oktober 2008

Kesombongan

Salah satu dari ketujuh dosa maut yang menjatuhkan kita ke dalam maut adalah kesombongan. Menurutku, ini adalah dosa yang paling mudah kita lakukan. Bahkan cenderung tidak sadar dengan apa yang kita lakukan adalah sebuah kesombongan di mata Tuhan.

Sombong adalah suatu sikap di mana kita merasa lebih daripada orang lain (lebih pintar, lebih gagah, lebih cantik, lebih kaya, dsb) dan cenderung merendahkan orang lain.

Sedikit cerita, tahun lalu saya sangat diberkati oleh Tuhan. Pekerjaan saya berhasil, kuliah saya selalu mendapat nilai bagus, saya menjadi juara dalam sebuah kontes skala nasional yang cukup bergengsi, saya dibawa ke sebuah pekerjaan yang sudah lama kuidam-idamkan.

Dari sana, dosa kesombongan itu mulai berakar. Saya mulai merendahkan teman-teman saya yang lain. Meskipun saya tidak pernah menyombongkan diri kepada mereka, tetapi saya kerap mendengar ada omongan tentang saya yang semakin sombong. Mula-mula, kuacuhkan saja karena saya pikir itu hanya orang-orang sirik. Tetapi dunia saya mulai berubah. Teman-teman saya yang dulu (teman setia) mulai menjauh. Orang-orang rumah mulai merasakan perbedaan pada diriku. Teman-teman baru (dari dunia sekuler yang jauh dari Tuhan) mulai bertambah. Perubahan sikap pun terjadi.

Lambat laun tidak terasa, sikap sombong itu benar-benar saya tunjukkan lewat caraku berbicara dan bersikap. Semakin menghilang juga lah teman-temanku yang lama (berganti dengan "teman" baru). Dari dosa kesombongan itu, saya mulai jatuh dalam beberapa dosa maut lainnya.

Hampir setahun, setiap aspek dari hidupku diberkati (dan akar kesombongan saya sekarang sudah jadi pohon). Tiba waktunya "pengajaran" dari Tuhan.

Tahun 2008 ini merupakan titik jatuh bagi saya. Setiap hal yang kuperoleh di tahun lalu seolah diserap oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat. Sudah jarang ada job. Ketika saya mengikuti sebuah perlombaan, saya selalu pulang dengan tangan hampa. Saya menuai cercaan dari berbagai pihak. Harus rela berganti pekerjaan dan lain sebagainya.

Bulan Maret tahun 2008 ini merupakan titik jatuhku, sekaligus juga titik di mana saya mengubah hidupku secara drastis. Saya mulai berpikir dan merenungkan apa yang selama ini terjadi padaku.

Kesombongan merupakan awal dari segala macam dosa maut yang lain.

Hari ini saya menulis tentang kesombongan karena saya merasakan ada di antara pembaca JINS yang sedang diberkati Tuhan. Mulai dari promosi jabatan, pekerjaan yang diberkati, kuliah dan sebagainya. Hanya saja, tetaplah membumi. Karena hanya Tuhanlah saja yang boleh sombong. Kita manusia, tidak berdaya di hadapanNya.

Jumat, 24 Oktober 2008

Dua Laut

Ada dua laut di Palestina.

Yang satu terlihat begitu indah, airnya segar dan ada banyak ikan di dalamnya. Di sekelilingnya ada banyak pohon-pohon yang rimbun dan hijau, memanjangkan akar-akarnya hingga ke sungai yang bermuara di laut itu untuk minum. Tak jauh dari sana banyak anak-anak kecil bermain dan Ia duduk di sana sambil menikmati keceriaan anak-anak itu. Ia sangat menyukai daerah itu. Dan sambil mengajar, Ia memberi makan lima ribu orang di bukit tak jauh dari laut itu.

Sungai Yordan membuat laut ini menjadi semakin berkilau, seolah-olah tersenyum pada mentari. Di arah utara, laut ini tempat bermuara sungai Yordan. Orang-orang membuat rumah di sana untuk menikmati pemandangan yang begitu indah. Burung-burung membuat sarang-sarang di pohon di sana dan kehidupan di sana begitu hidup.

Ke arah selatan, sungai Yordan bermuara ke laut satunya. Laut satunya tidak mempunyai ikan, tidak ada suara dedaunan, tidak ada kicau burung, dan tidak ada rumah di sekitarnya. Bahkan hampir tidak ada orang yang mau lewat kecuali kalau sudah kepepet. Udara di sana terkesan berat dan tidak ada manusia ataupun hewan yang mau minum di sana.

Mengapa dua sungai ini begitu berbeda? Padahal sama-sama merupakan muara dari sungai Yordan, sama-sama mempunyai sumber yang sama. Bukan masalah airnya, bukan tanahnya dan juga bukan negara di mana kedua laut ini dekat.

Ini bedanya. Laut Galilea menerima air dari Yordan tetapi tidak menyimpannya sendiri. Untuk setiap tetes yang ia peroleh ia selalu mengalirkannya kembali. Ada keseimbangan antara memberi dan menerima.

Laut yang satunya lebih licik, ia menimbun semua air yang diterimanya sendiri. Laut itu juga bukan tipe dermawan. Setiap tetes yang ia dapatkan, ia simpan sendiri.

Laut Galilea memberi dan menjadi hidup. Laut satunya tidak pernah memberi, makanya diberi nama Laut Mati. Juga ada dua macam manusia di dunia ini, seperti ada dua laut di Palestina.

Ketika Iblis Mengadakan Obral ...

Suatu hari Iblis memutuskan untuk membuka toko obral. Di sana, ia memajang produk-produk andalannya. Di depan, ia memajang sebuah kapak yang dapat dengan mudah memotong batu-batu pijakan manusia dan menghancurkannya hingga berkeping-keping. Juga ada sebuah kaca pembesar. Kaca pembesar itu dapat memperbesar kepentingan diri sendiri. Selain itu, katanya, kaca pembesar itu juga bisa memperkecil orang lain, juga memperkecil kepercayaan diri.

Di tembok sebelah dalam, tergantung beberapa peralatan berkebun seperti pupuk untuk menumbuhkan pohon kesombongan dan akar kepahitan, cangkul bermerk "DustaSaja", sekop "Iri Hati" untuk menggali jebakan untuk menjatuhkan tetanggamu, pemotong rumput tipe Gossip yang bisa memotong hubungan baik, dan masih banyak lagi. Harga? Tentu saja mahal! Tetapi pembeli di situ jangan kuatir. Semua kartu kredit hidup diterima. Dan lagian, bagi yang tidak mempunyai kartu kredit bisa membeli dengan cicilan tiada batas tempo! "Bawa pulang dan pakai dulu!! Silakan! Silakan!!" seru Iblis menjajakan dagangannya.

Seorang pengunjung melihat ada dua macam peralatan tergantung di pojok tembok yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Bedanya, kedua peralatan itu sedikit tersembunyi. Penasaran, pengunjung itu menanyakan apa itu.

"Oh, kedua peralatan itu sudah sering kugunakan. Hanya kedua peralatan ini sudah pasti akan bekerja kalau semua barang-barang ini rusak. Kedua peralatan ini bisa digunakan untuk memperbaiki semua peralatan yang saya jual."

"Apakah itu?" tanya pengunjung itu.

"Namanya Keraguan dan Keputusasaan."