Salah satu dari ketujuh dosa maut yang menjatuhkan kita ke dalam maut adalah kesombongan. Menurutku, ini adalah dosa yang paling mudah kita lakukan. Bahkan cenderung tidak sadar dengan apa yang kita lakukan adalah sebuah kesombongan di mata Tuhan.
Sombong adalah suatu sikap di mana kita merasa lebih daripada orang lain (lebih pintar, lebih gagah, lebih cantik, lebih kaya, dsb) dan cenderung merendahkan orang lain.
Sedikit cerita, tahun lalu saya sangat diberkati oleh Tuhan. Pekerjaan saya berhasil, kuliah saya selalu mendapat nilai bagus, saya menjadi juara dalam sebuah kontes skala nasional yang cukup bergengsi, saya dibawa ke sebuah pekerjaan yang sudah lama kuidam-idamkan.
Dari sana, dosa kesombongan itu mulai berakar. Saya mulai merendahkan teman-teman saya yang lain. Meskipun saya tidak pernah menyombongkan diri kepada mereka, tetapi saya kerap mendengar ada omongan tentang saya yang semakin sombong. Mula-mula, kuacuhkan saja karena saya pikir itu hanya orang-orang sirik. Tetapi dunia saya mulai berubah. Teman-teman saya yang dulu (teman setia) mulai menjauh. Orang-orang rumah mulai merasakan perbedaan pada diriku. Teman-teman baru (dari dunia sekuler yang jauh dari Tuhan) mulai bertambah. Perubahan sikap pun terjadi.
Lambat laun tidak terasa, sikap sombong itu benar-benar saya tunjukkan lewat caraku berbicara dan bersikap. Semakin menghilang juga lah teman-temanku yang lama (berganti dengan "teman" baru). Dari dosa kesombongan itu, saya mulai jatuh dalam beberapa dosa maut lainnya.
Hampir setahun, setiap aspek dari hidupku diberkati (dan akar kesombongan saya sekarang sudah jadi pohon). Tiba waktunya "pengajaran" dari Tuhan.
Tahun 2008 ini merupakan titik jatuh bagi saya. Setiap hal yang kuperoleh di tahun lalu seolah diserap oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat. Sudah jarang ada job. Ketika saya mengikuti sebuah perlombaan, saya selalu pulang dengan tangan hampa. Saya menuai cercaan dari berbagai pihak. Harus rela berganti pekerjaan dan lain sebagainya.
Bulan Maret tahun 2008 ini merupakan titik jatuhku, sekaligus juga titik di mana saya mengubah hidupku secara drastis. Saya mulai berpikir dan merenungkan apa yang selama ini terjadi padaku.
Kesombongan merupakan awal dari segala macam dosa maut yang lain.
Hari ini saya menulis tentang kesombongan karena saya merasakan ada di antara pembaca JINS yang sedang diberkati Tuhan. Mulai dari promosi jabatan, pekerjaan yang diberkati, kuliah dan sebagainya. Hanya saja, tetaplah membumi. Karena hanya Tuhanlah saja yang boleh sombong. Kita manusia, tidak berdaya di hadapanNya.
Selasa, 28 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar