Suatu hari sepasang sepatu olahraga saling bercakap-cakap. Sepatu kiri berkata pada sepatu kanan, "Kanan, kita selalu sama. Mulai dari bentuk kita, warna kita, aksesoris kita, sol kita, warna tali, semuanya sama. Lama-lama bosan juga nih..."
Sepatu kanan menjawab, "Lah... terus maumu"
"Gimana kalau kita sekali-sekali tampil berbeda? Aku akan menceburkan diri ke dalam lumpur dan membuat diriku kotor. Sehingga warnaku tidak lagi putih bersih. Dengan begitu kita akan tampil lebih keren, berbeda dan sangar deh pokoknya..."
Sepatu kanan menjawab, "Eh jangan... Kalau kamu jadi hitam dan kotor, nanti warna kita tidak sama lagi loh..."
"Ya tidak mengapa. Toh nggak ada salahnya sekali-sekali tampil beda," jawab sepatu kiri.
Akhirnya sepatu kiri menjatuhkan diri ke dalam kubangan lumpur. Ia terus berguling-guling hingga seluruh badannya menjadi hitam dan kotor.
Setelah beberapa saat ia berdiri dan berkata, "Tuh lihat, keren kan aku!? Jadi berwarna coklat... Bosan jadi putih terus."
Tak lama kemudian pemilik sepatu itu datang dan mencoba membersihkan sepatu itu. Tapi karena sudah terlalu kotor, maka sepatu itu pun tetap terlihat kusam. Sayang dibuang, akhirnya sepatu itu ia pakai juga ke sekolah meskipun sepanjang perjalanan terdengar ejekan dari orang lain kalau sepatunya kotor.
Sobat JINS, sama seperti Allah kita, Ia tidak akan membuang kita sekalipun kita berguling-guling di kubangan lumpur dosa. Bahkan kadang-kadang kita seperti sepatu kiri tersebut: merasa lebih bangga dan keren karena telah menjadi kotor dengan dosa. Kita menertawakan dan merendahkan saudara kita karena ia masih "putih bersih". Toh akhirnya pemilik kita juga akan membersihkan kita dari lumpur-lumpur tersebut.
Ingatlah kalau kita yang sudah kotor dengan dosa ini tidak segera membersihkan diri dan bertobat, maka yang kena malu adalah pemilik kita, dalam artian Tuhan. Tuhan Yesuslah yang akan dilihat apabila kita melakukan suatu kebaikan atau keburukan. Masakan kita mau mempermalukan pemilik kita, Yesus, dengan membuat kotor diri kita sendiri?
Kamis, 09 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar