Suatu hari ada seorang perdana menteri kerajaan memberi tahu kaisarnya, "Yang mulia, ada laporan dari seseorang katanya ada seekor harimau di jalan. Apakah baginda mempercayainya?" Kaisar itu menjawab, "Tidak. Aku tak percaya. Mana mungkin ada harimau lepas di jalan.
Beberapa menit kemudian perdana menteri itu masuk lagi dan memberitahukan kalau sudah ada dua orang yang melaporkan ada harimau di jalanan. "Apakah baginda mempercayainya?" tanya perdana menteri itu lagi. Kali ini kaisar itu tampak ragu-ragu.
Beberapa menit kemudian perdana menteri itu masuk lagi dan memberitahukan, "Yang mulia, sudah ada tiga orang yang melaporkan ada harimau di jalanan. Apakah baginda masih meragukannya?" Akhirnya kaisar itu menjawab, "Ya, aku percaya."
Kemudian perdana menteri itu berkata, "Maafkan saya, bagina, tapi harimau itu sama sekali tidak ada. Hanya karena ada tiga orang yang mengatakan hal itu baginda jadi percaya. Baginda harus berhati-hati terhadap rumor-rumor yang beredar."
Sekedar berbagi saja, minggu-minggu ini saya bermasalah dengan yang namanya "lidah". Baik lidah saya sendiri maupun lidah orang lain.
Lidah mampu menyebarkan berita baik, menyampaikan penghiburan dan memberitakan Injil. Lidah juga bisa menyebarkan gosip, memfitnah orang dan mengejek orang. Dengan kata lain, bila lidahmu baik, engkau akan disukai orang lain. Bila lidahmu kurang baik, akan mencoreng namamu sendiri atau bahkan merugikan orang lain.
Yang terjadi padaku minggu-minggu ini, seorang sahabat yang kupercayakan sebuah rahasia malah berbalik menggunakan rahasiaku itu sebagai "senjata" untuk menjatuhkan citraku. Wow... luar biasa kuasa dari sebuah lidah. Sebuah lidah bisa menyebarkan rumor hingga ribuan kilometer. Seperti quotation seorang temanku yang sangat kusuka, "Panjang Surabaya-Jakarta bisa diukur. Tapi panjang omongan ga bisa diukur."
Di Yakobus 3 : 3-10 mengatakan bahwa lidah ibarat binatang liar yang sangat sulit untuk dijinakkan. Kecil namum mematikan. Bisa dibuat untuk hal baik, bisa untuk hal kurang terpuji.
Memfitnah, mengejek, mengolok-olok, gosip, mengadu domba, itu semua perkara besar yang bisa dilakukan sebuah lidah yang kecil. Sebaliknya memuji Tuhan, menyebarkan Injil, memuji orang lain, makan, merasakan rasa adalah yang sebaiknya kita lakukan untuk menjinakkan lidah kita dan menjadi berkat untuk orang lain.
So, sobat JINS, hati-hatilah terhadap lidahmu.
Senin, 29 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar