Ketika kita dilahirkan ke dunia, Ibu menangis kesakitan.
Meskipun sakit, ia tetap menahan dan memaksakan diri.
Ketika kita masih bayi, Ibu menggendong kita sepanjang hari.
Kita masih belum bisa apa-apa.
Ia yang menggantikan popok kita, memberi kita minum susu, dan merawat kita.
Ketika kita masih kanak-kanak dan sakit, Ibu yang menunggui kita seharian di samping tempat kita tidur.
Sesekali ia memegangi dahi kita untuk memastikan panas kita sudah turun.
Ketika hari pertama kita ke sekolah, Ibu mengantarkan kita.
Kita takut dengan lingkungan baru, teman baru, kelas baru. Tapi ibu selalu ada di luar dan tersenyum kepada kita.
Ketika kita berbuat salah, ia yang menegur kita dengan kasih.
Dalam hatinya ia tidak ingin melakukannya, tapi ia ingin agar hidup kita menjadi rusak.
Dan setiap bulan Ibu menabung untuk bekal masa depan kita.
Ketika kita mengetahui kita telah dewasa untuk pertama kali, kita menanyakan hal itu kepada Ibu.
Di kencan pertama kita, Ibu memandang kita lewat jendela sambil tersenyum dan berpikir, "Anakku sudah dewasa."
Ketika kita sudah bekerja, Ibu yang menghangatkan makanan dan menunggui kita sampai pulang larut karena lembur.
Ketika kita menikah, Ibu menangis terharu dan berharap yang terbaik untukmu.
Dan...
Setiap malam Ibu berdoa untukmu.
Keluaran 20:12
"Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. "
Selamat hari Ibu.
Senin, 22 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar