Rabu, 10 Desember 2008

Lemak, Kawan atau Lawan?

Lemak atau minyak biasanya diidentikkan dengan kegemukan, penyakit jantung, hipertensi dan kolesterol. Well, tidak sepenuhnya benar anggapan ini. Lemak juga dibutuhkan oleh tubuh kita karena menghasilkan lebih banyak energi ketimbang karbohidrat dan protein. Di samping itu, lemak dapat melarutkan vitamin seperti A, D, E dan K. Lemak harus diwaspadai, tapi bukan dihindari.

Lemak ada macam-macam. Tipe pertama adalah lemak trans. Lemak ini terdapat dalam kue kering, margarin, makanan cepat saji dan lain-lain. Tipe kedua adalah lemak jenuh, yang merupakan lemak hewani. Tipe ketiga adalah lemak tak jenuh yang terdapat dalam beberapa minyak goreng dan ikan. Omega 3, omega 6 dan omega 9 adalah contoh dari lemak tak jenuh.

Di tahun 2001-2002 sebuah penelitian mengatakan total konsumsi minyak di seluruh dunia mencapai 92 juta meter kubik. 29 juta di antaranya adalah minyak kedelai dan 25.4 adalah minyak palem. Kedua jenis minyak ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai contoh minyak kedelai rendah lemak jenuh dan tinggi lemak trans. Sebaliknya minyak palem tinggi akan lemak jenuh dan hampir tidak mempunyai lemak trans. Lemak jenuh tidak baik untuk kesehatan.

Lemak trans merupakan salah satu dari penyebab penyakit jantung. Lemak ini diperoleh dengan hidrogenasi parsial dari minyak goreng yang hasilnya kita kenal dengan nama margarin. Hidrogenasi parsial dilakukan untuk menaikkan kestabilan oksidasi sehingga aromanya tidak akan berubah pada waktu yang lama. Secara alami, lemak trans juga diproduksi oleh mamalia seperti sapi. Oleh sebab itu susu sapi dan keju mengandung 2%-5% lemak trans.

Di Indonesia, margarin tidak melalui proses hidrogenasi parsial sehingga tidak mengandung lemak trans. Namun lemak trans ditemukan dalam beberapa produk yang lain seperti biskuit dengan isi krim, snack, kue-kue kering dan kentang goreng. Lemak trans dapat membuat produk seperti kue terasa lebih lembut di mulut, lebih gurih dan lebih enak. Biasanya anak-anak suka. Lemak ini tidak bisa dideteksi dengan indra perasa kita. Kita bisa tahu lewat komposisi dan tabel nilai gizi. Hanya saja, nama "lemak trans" disamarkan dengan nama yang lebih panjang seperti "partially hidrogenated vegetables oil" atau "lemak terhidrogrenasi".

Lemak trans lebih beresiko dibandingkan lemak jenuh. Lemak trans dapat meningkatkan kolesterol dalam darah lebih cepat dibandingkan lemak jenuh sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung.

Sejak Januari 2006 Badan Pangan Amerika (FDA) menginstruksikan penulisan informasi lemak trans di packaging karena ini adalah informasi yang penting yang harus diketahui konsumen.

Hati-hati dalam memilih makanan Anda. Apapun alasannya, lemak itu tidak baik selama dikonsumsi berlebihan. Jaga makanan Anda supaya umur Anda panjang.

Tidak ada komentar: