Udah lama ga nulis dongeng... Hari ini nulis ahh....
Suatu hari, karena suatu hal, seekor elang berhutang budi pada seekor induk burung hantu. Untuk membalas budinya, burung elang tersebut akan menjanjikan satu hal kepada si burung hantu.
"Apa yang kamu minta, burung hantu?" tanya elang.
"Satu hal kecil saja. Jangan makan anak-anakku lagi," jawab induk burung hantu itu.
"Oh itu bukan masalah. Bagaimana aku bisa mengenali kalau itu anakmu?" tanya burung elang.
"Gampang. Anak-anakku adalah burung paling imut di dunia. Mereka paling lucu dan berbulu. Dan mereka sangattttt... imut," jawan burung hantu.
"OK," jawab burung elang dan mereka berpisah.
Suatu malam ketika si elang terbang dalam perjalanan pulang, ia merasa lapar. Kemudian ia melihat ke bawah ke dahan sebatang pohon yang tidak terlalu tinggi. Di sana ia melihat beberapa ekor anak burung (tanpa pengawasan induknya) sedang tidur. Karena lapar yang tidak tertahankan akhirnya ia turun.
Pikirnya dalam hati, "Burung hantu memintaku jangan makan anaknya. Mudah-mudahan ini bukan sarangnya."
Ia mengamat-amati anak-anak burung yang sedang tidur itu. Kemudian pikirnya lagi, "Jelek, tidak imut, tidak lucu, matanya besar-besar dan agak botak. Pasti deh ini bukan anaknya burung hantu." Dan tanpa pikir panjang lagi ia langsung memakan anak-anak burung itu. Setelah kenyang, ia kemudian terbang pulang.
Tak lama kemudian induk burung hantu pulang dengan membawa sejumlah makanan untuk anak-anaknya. Tapi alangkah terkejutnya kalau semua anak-anaknya sudah hilang. Yang tinggal hanya bulu-bulu dan bekas darah.
Sobat JINS, setiap orang tua pasti menganggap anaknya paling lucu, paling imut dan paling hebat sedunia. Tapi kadang-kadang kita tidak perlu mengatakannya kepada orang lain. Terkadang terlalu memuji anak sendiri juga tidak baik bagi anak kita, bahkan bisa mencelakakan anak itu sendiri. Mungkin bagi mereka yang belum punya anak, ada baiknya kita juga jangan terlalu memuji anak rohani atau sahabat-sahabat kita. Pujian baik untuk dilakukan, tapi apabila terlalu sering dilakukan akan kelihatan murahan dan bisa-bisa mencelakakan orang tersebut.
So, hati-hati dalam melontarkan satu pujian.
Selasa, 02 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar