Rabu, 07 Januari 2009

Bola Bekel


Sobat JINS, pernah tahu bola bekel? Itu tuh permainan yang biasa dimainkan waktu kita masih SD. Nah sekarang coba ambil satu buah bola. (Bagi yang tidak tahu bola bekel bisa menggantinya dengan bola basket)

Percobaan 1:
Lepaskan bola bekel dari sebuah ketinggian tertentu. Bola itu akan memantul kembali dengan ketinggian yang tidak lebih tinggi dibandingkan dengan ketinggian semula.

Percobaan 2:
Banting bola bekel ke lantai dari sebuah ketinggian tertentu. Bola itu akan memantul kembali dengan ketinggian yang lebih tinggi dari ketinggian semula.

Percobaan 3 (lakukan dengan bola basket):
Kempeskan bola basket dan coba dribble bola itu. Apakah bisa?

Kesimpulan:
Baik bola basket dan bola bekel sama-sama tidak akan memantul lebih tinggi apabila tidak diberi tekanan atau kekuatan. Bola hanya akan memantul lebih tinggi bila ketika melepasnya disertai dengan tekanan atau kekuatan. Bola juga tidak akan memantul apabila tidak dalam keadaan penuh terisi udara.

Manusia seperti bola. Bila seseorang diberi suatu 'tekanan' maka ia akan berusaha lebih keras. 'Tekanan' di sini bukan harus dimarahi atau target yang berkonsekuensi. 'Tekanan' di sini lebih berbicara kepada seberapa besar keinginan untuk mencapai cita-cita, suatu kedisiplinan dalam mengejar impian tersebut, seberapa kuat pertahanan diri akan godaan-godaan dan 'angin' yang berhembus.

'Tekanan' di sini juga berbicara tentang masalah. Banyak orang cenderung menghindari masalah. Tapi tahukah kita semakin kita menghadapi banyak masalah, semakin kita belajar untuk menyelesaikannya, semakin dewasa kita dan semakin dekat pula kita dengan kesuksesan itu.

Sebaliknya apabila kita mengkhususkan diri untuk terus berkutat di sebuah persoalan sepele, maka kita juga akan begitu-begitu saja selamanya. Kita tidak ada tekanan, tidak ada motivasi dan tidak akan mencapai cita-cita kita.

Di percobaan 3, kita perlu "angin" untuk membuat kita memantul. 'Angin' di sini berbicara mengenai iman dan roh kita, api kita. Untuk terus dapat 'memantul', kita perlu bimbingan Roh Kudus untuk diam dalam diri kita. Kita perlu api Surgawi yang menyala-nyala dan membakar semangat kita. Kita perlu merasakan rasanya kasih mula-mula itu. Begitu kita kendur satu hari saja, maka kita akan kehilangan semangat itu.

Bagaimana cara menjaga 'angin' dalam 'bola' kita?

Dengan semakin mendekatkan diri dengan Tuhan. Cara paling mudah dan murah adalah dengan berdoa, saat teduh dan memuliakan namaNya. Dengan cara itu kita akan selalu diperbaharui setiap harinya. Tidak peduli seberat apapun masalah kita, Roh Kudus akan selalu mengisi kekosongan di ruangan hati kita dan me-recharge semangat kita setiap harinya.

So, keep on fire and JLU!!!

Tidak ada komentar: