Rabu, 16 Juli 2008

Lion's Pride (or Arrogance?)

Masih ingat cerita Adi, seorang pemuda desa yang merantau ke kota yang menjadi sukses di usianya yang sangat muda (baca kisah sebelumnya)?

Kini jaringan bisnis Adi semakin meluas. Usahanya semakin hari semakin diberkati. Bahkan Adi sudah membuka cabang daripada usahanya dan juga mulai merambah bidang usaha yang lain. Sukses dan muda! Tidak ada orang yang berani mengolok-olok dia lagi. Semua orang menghormatinya.

Kini setiap kata-katanya selalu memotivasi teman-temannya. Adi ingin juga agar teman-temannya juga turut sukses dalam usahanya masing-masing. Setiap pembicaraan yang dia bawa selalu bernada dukungan dan motivasi. Ia terus memberi contoh tentang dirinya yang bisa sukses di usia muda, yang lain pun pasti bisa.

Tapi dasar manusia.

Adi mempunyai seorang sahabat yang sangat karib dengannya. Namanya Jim, seorang yang sangat mengagumi Adi dan banyak belajar darinya. Jim seorang yang biasa-biasa saja (dari segi keuangan dan usaha), tapi Jim berkeinginan kuat untuk menjadi sukses juga seperti Adi. Oleh karena itu Jim sangat mengagumi Adi dan terus belajar dari Adi. Adi sendiri pun sangat menghargai Jim.

Adi sering memberi motivasi kepada Jim agar bisa seperti dirinya. Ia terus menerus menceritakan pengalaman dan latar belakangnya kepada Jim. Jim pun makin termotivasi. Tapi lama kelamaan, motivasi dan semangat yang diberikan Adi sudah semakin bergeser arah dan tujuannya. Bukan lagi memotivasi dan memberi semangat, tetapi lebih cenderung ke arah kesombongan.

Sekarang bukan hanya kepada Jim saja Adi memberi motivasi. Kepada semua orang Jim selalu menceritakan tentang kisah suksesnya (yang sudah pasti membuat Anda cemburu). Semuanya selalu tentang Adi, Adi dan Adi. Buah kesombongan semakin tampak.

Jim-lah yang paling menyadari perubahan pada diri Adi. Ia merasa Adi mulai menjauh darinya. Sekonyong-konyong Adi mempunyai "gerombolan" yang baru: klub businessman sukses yang kaya raya. Adi semakin jarang hang out dengan Jim. Tak jarang Adi mengkritik Jim dengan pedas hanya karena kesalahan kecil yang ia perbuat.

Dasar manusia...

Kalau sudah di atas, manusia akan cenderung sombong dan merasa lebih dari orang lain.

Amsal 16 : 18
"Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan."

Bagi Adi-Adi yang di luar sana, waspadalah! Bila saat ini Anda dipercayakan dengan sebuah berkat yang luar biasa, jangan sombong. Ingat, itu semua bukan milik Anda. Itu semua berkat dari Tuhan dan suatu saat Tuhan bisa mengambil kembali.

Bila saat ini Anda termasuk orang yang sukses, jangan mengeksklusifkan diri Anda. Jangan pandang rendah orang lain. Jangan menganggap Anda hebat. Jangan sombong. Hargailah sekeliling Anda yang belum (bukan tidak) seperti Anda.

Bagi Anda yang saat-saat ini sedang menghadapi orang semacam Adi, berdoalah buat mereka. Mintakan pengampunan dari Tuhan supaya teman Anda tidak dihukum Tuhan. Tetap berikan mereka yang terbaik, jangan jauhi mereka.

Belajarlah seperti Jim. Sekalipun Adi sudah menjauh, Jim tetap mengagumi Adi dan akan terus berusaha menjadi seorang sahabat bagi Adi.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar: