Suatu ketika aku berkesempatan mengobrol dengan Will, teman gereja saya yang sudah sering memenangkan kejuaraan body contest dan modelling nasional. Ia juga seorang yang aktif pelayanan di gereja dan suka kegiatan sosial. Orangnya ganteng, tinggi dan populer di kalangan cewek-cewek. Di kalangan teman cowok, ia juga dikenal tidak sombong dan ramah kepada siapapun.
"Kadang-kadang aku iri sama kamu, Will. Aku juga abis ini pengen fitness ah, biar badanku ini juga lebih kelihatan kencang sedikit."
Will menarik napas panjang. Katanya, "James, selama ini semua teman-temanku hanya melihat aku sebagai seseorang yang sukses aja. Punya fisik bagus, sering juara, populer. Tapi tahukah kalian kalau 5 tahun lalu aku adalah seorang pecundang?"
Aku terperanjat. Will mulai bercerita.
"Lima tahun lalu ketika aku SMA, aku seorang yang sangat biasa sekali. Kuper, tidak percaya diri, badanku kurus - 55 kg dengan tinggi 177 cm, prestasi sekolahku biasa-biasa saja, tidak pandai berolahraga, tidak populer.
Lulus dari SMA aku mulai masuk ke dunia fitness. Pada masa itu, aku sering mendapat cemoohan dari orang-orang di sekelilingku. Maklumlah, kurus banget. Mereka sering bilang 'ga mungkin' lah, 'ga bisa' lah. Sempat down juga sih. Tetapi tak selamanya mendung itu kelabu kan? Di antara orang-orang yang meledekku, masih ada beberapa teman yang selalu memberiku support, semangat dan pola latihanku sudah mulai diarahkan ke jalan yang benar. Mereka mulai memupuk rasa berbesar hati dan percaya diri padaku. Merekalah sahabat mula-mulaku.
Di saat yang bersamaan juga, seorang teman fitnessku mengajakku pergi ke gereja. Dari situ juga aku mulai mengenal Tuhan. Ternyata selama aku hidup, semuanya dari milikku adalah berasal dariNya. Begitu juga dengan tubuh dan jiwaku. Semuanya dariNya. Dari situ aku mulai melatih diriku sedemikian rupa, bekerja keras dan berusaha untuk mengejar ketertinggalanku dari teman-temanku.
Dan seringkali orang lain hanya melihat dari hasil akhir yang kuraih. Tapi tahukah mereka pengorbanan dan perjuangan untuk memperoleh tubuh yang ideal ini, dan juga rasa percaya diri ini?
Tahukah mereka kalau selama lima bulan aku harus bangun jam empat pagi dan latihan kardio meskipun udara pagi dingin menusuk dan jadi pusat perhatian? Tahukah mereka kalau aku harus menahan nafsu untuk tidak memakan makanan yang enak-enak lantaran diet? Tahukah betapa aku ingin menangis ketika menahan napsu untuk curang diet? Tahukah latihan keras yang membuatku tidak bisa bangun keesokan harinya gara-gara badan sakit semua? Dengan begitu banyak pengorbanan yang kulakukan aku masih harus meneguk cemoohan merendahkan dari orang lain...
Selama ini mereka hanya tahu hasil akhirnya, tapi tidak pernah tahu proses yang sangat menderita yang telah kujalani."
Aku manggut-manggut mendengar ceritanya. "Trus, apa yang membuatmu menjalani semua proses yang begitu menyiksa ini?"
"Suatu pagi ketika saya terbangun, tiba-tiba secara ada penglihatan yang tampak olehku. Sebuah penglihatan kalau aku akan menjadi seorang yang sukses dengan mengembangkan talenta yang Tuhan berikan padaku. Sebuah mimpi dan visi ke arah depan yang bisa mengubahkan hidupku total. Sebuah semangat berapi-api yang membuatku serasa terbakar dan memicu jantungku. Semuanya itu demi seorang Will yang lebih baik. Aku ingin mengubur Will yang lama dalam kenangan dan menghidupkan Will yang baru. Will yang takut akan Tuhan, yang mempunyai rasa percaya diri, seorang Will yang beda.
Dan sekarang, inilah aku."
Yehezkiel 36 : 26
"Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat."
Untuk menjadi sukses, ada harga yang harus dibayar. Kadang-kadang harga itu bisa menjadi sangat mahal apabila hadiahnya besar. Will yang kurus kering, kuper dan tidak menarik itu saja bisa menjadi seorang model dan juara. Kita semua tentu saja ingin menjadi manusia yang lebih baik.
Tetapi, apakah semua orang bisa menjadi lebih baik sesuai dengan harapannya?
Sesuatu yang lebih baik tidak bisa didapatkan secara instan. Perlu kerja keras dan usaha yang lebih. Kebanyakan orang stop di tengah-tengah jalan dan menyerah. Nah, lantas apa yang bisa terus mempertahankan jalur kita?
Muhammad Ali menulis satu quotation yang sangat bagus :
"Champions aren't made in gyms. Champions are made from something they have inside them -- a desire, a dream, a vision."
Sudahkah Anda membuat keinginan hari ini? Sudahkah Anda bermimpi hari ini? Lalu visi apa yang Anda peroleh untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik?
Tuhan memberkati!
Jumat, 25 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar