Rabu, 23 Juli 2008

Aku bukan psikopat...

Siapakah temanmu? Siapakah sahabatmu? Siapakah sahabat SEJATIMU?

Setiap orang punya teman. Teman adalah seseorang yang kamu kenal. Beberapa di antara mungkin bisa menjadi sahabat bagimu. Sahabat adalah seseorang yang selalu mendukungmu dan berada di sisimu ketika kamu sedang susah. Mereka selalu membantumu. Mereka spesial bagimu.

Namun, siapakah sahabat sejati itu?

Kalau teman dan sahabat ibarat bertepuk dua tangan, maka sahabat sejati hanya bertepuk sebelah tangan. Kedengarannya tidak adil memang, tapi itulah yang menunjukkan kesejatian (dan betapa langkanya) mereka. Apa ciri-ciri dari seorang sahabat sejati?

Sahabat sejati adalah seseorang yang menggenggam tanganmu ketika tidak ada orang yang ingin mendekatimu. Sahabat sejati jugalah yang mau untuk repot-repot meneleponmu atau hanya SMS singkat kepadamu di sela-sela waktunya yang sibuk. Ia akan tetap menghampirimu bahkan di saat kamu sedang sangat-tidak-ingin bertemu dengannya. Kadang-kadang ia akan dicap aneh dan bodoh oleh orang lain karena ia akan tetap mengasihimu meskipun kamu menganggapnya musuh sekalipun (atau menurutmu mereka hanya teman biasa saja). Ia akan tetap peduli denganmu meskipun kamu menjauhinya. Bahkan ia akan terus menghubungimu dan meneleponmu meskipun berkali-kali kamu me-reject telepon darinya (seperti seorang psikopat).

Tetapi, sahabat sejati bukanlah psikopat, bukan pula orang gila yang selalu meneleponmu ketika kamu berkali-kali memutus teleponnya. Seorang psikopat tidak mempunyai unsur yang dimiliki seorang sahabat sejati. Unsur itu bernama "kasih".

Mungkin pembaca J-ins bertanya-tanya mengapa dua minggu terakhir ini sering disinggung mengenai "sahabat". Let me tell you...
Alasan pertama adalah dua hari yang lalu adalah hari persahabatan sedunia (ada yang pernah dengar?).
Alasan kedua, aku sedang berselisih hebat dengan seorang sahabatku di hari persahabatan sedunia.

Aku mempunyai seorang sahabat, sahabat yang sangat-sangat-sangat aku kasihi. Kami sering hang-out bareng, main bareng, kebaktian bareng, makan bareng, pernah tidur bareng. Tidak, kami belum pernah mandi bareng Hehe... Dan begitu kasihnya aku kepadanya hingga calon anakku kelak (halah) akan kuberi nama depan seperti nama depan sahabatku itu (OMG!!).

Tapi, dua minggu lalu aku berselisih dengannya. Kami mulai dingin satu sama lain. Persahabatan kami tidak sehidup dan sehangat dulu lagi. Kami mulai cuek satu sama lain. Kalau hang-out bersama, suasananya seperti kutub utara pindah. Dingin sekali!

Puncak-puncaknya terjadi kemarin hari Selasa. Kami bertengkar! Yap, benar-benar bertengkar! (Hey man, kami juga manusia. Bisa juga marah dan emosi...) Untung kami ributnya via handphone. Bisa dibayangkan kalau kami ribut di gym atau fitness center. Wuih... bisa lempar-lemparan besi tuh...

Intinya setelah keributan itu, suasana hati kami tidak semakin enak. Malah semakin kepahitan satu sama lain. Yah, meskipun kami saling meminta maaf dan lain sebagainya, tapi tetap ada semacam 'kekeringan' dalam hubungan kami.

Ke mana sahabatku yang dulu? Aku rindu sekali seperti dulu lagi. Aku ingin kita bisa bercanda lepas dan asyik lagi. Aku ingin terus menjadi sahabat sejatimu, yang selalu menyediakan waktu untukmu meskipun aku sibuk, meskipun kamu sibuk. Aku ingin seperti seorang psikopat yang selalu meneleponmu meskipun kamu anggap aku orang gila dan aneh. Tapi aku bukan psikopat!

Aku ingin sekali 'ribut besar' sekali dengan sahabatku itu. Aku ingin menumpahkan semua emosiku, kejengkelanku dan kekesalanku kepadanya dalam 5 menit! Wuih, pokoknya aku ingin curhat secara heboh deh dalam 5 menit. Dan aku juga ingin dia seheboh itu padaku dalam 5 menit. Setelah 10 menit itu (5 menit kehebohanku dan 5 menit lagi kehebohannya), kami butuh 2 menit untuk bernapas. Baru setelah itu 15 menit untuk berdoa. Dalam doaku aku berharap kami kembali bisa bersahabat lagi untuk berjuta-juta menit kemudian.

Teruntuk sahabatku:
Bro, saat ini kita memang sedang diuji Tuhan. Kesetiaan di antara kita sejauh mana. Apakah kita masih menjaga anugerah itu? Ingat apa yang dikatakan Amsal 17:17? Suatu hubungan adalah anugerah. Apakah kita mau kehilangan anugerah itu? Kalau jawabanmu tidak, mari kita mati-matian menjaga anugerah tersebut. Kamulah sahabat sejati dalam hidupku (setelah Babe Yesus tentunya). Dan aku yakin, kalau kita bisa melewati badai ini, persahabatan kita akan semakin tajam dan matang dalam Tuhan. I miss you, bro!

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Pershabatan, kalau tidak pernah diasah tidak akan pernah teruji.

Persahabatan, kalau tidak pernah bertengkar, belum bisa disebut sejati.

Persahabatan bukan bagaimana kita memulainya, tapi bagaimana kita membawanya sampai akhir...

Dan di tengah dunia yang penuh dengan kasih yang semakin mendingin, kadang hanya 'psikopat'- 'psikopat' saja yang benar-benar bisa mempertahankan persahabatan sejati.

So, why afraid of being one? I'm trying to be one :p hehehe...

Anonim mengatakan...

- maksudnya psikopat di sini adalah orang-orang yang mengasihi dan menunjukkannya dengan cara yang tidak biasa dan menurut orang lain aneh -