Selasa, 08 Juli 2008

Pelajaran dari film "Kungfu Panda"

Blogger yang terkasih, udah pada nonton film "Kungfu Panda" belum? Film besutan Mark Osborne dan John Stevenson ini meraup sukses yang besar. Ditambah lagi dengan pengisi suara yang terkenal seperti Jack Black, Jackie Chan, Dustin Hoffman dan Angelina Jolie, membuat film ini semakin hidup, meskipun hanya animasi.

Cerita Kungfu Panda ini bermula dari seekor panda bernama Po yang membuka sebuah restoran mie. Sejak dulu, Po selalu ingin menjadi seorang pendekar jago kungfu. Tetapi sayangnya karena fisiknya yang terlalu besar, maka seringkali ia harus mengurungkan niatnya. Ditambah l
agi ayahnya berencana mewariskan seluruh usahanya kepada Po.

Suatu hari di Istana Giok diadakan pemilihan Pendekar Naga. Po yang memang ingin menjadi seorang pendekar, berusaha keras untuk mendaki tangga-tangga yang panjang untuk mencapai Istana Giok. Sayangnya ketika ia sudah tiba di puncak, pintu gerbangnya sudah tertutup. Po terpaksa harus berjuang mati-matian hanya untuk melihat idolanya: Furious Five.

Setelah mencoba berbagai macam cara, akhirnya Po bisa masuk ke Istana Giok dengan menggunakan kursi yang diberi kembang api. Singkat cerita, di dalam Istana Giok, Po langsung dipilih oleh Master Oogway untuk menjadi sang pendekar naga.

Hanya pendekar naga saja yang boleh untuk membaca gulungan kitab naga untuk mempelajari jurus rahasia dan menjadi
pendekar yang terkuat. Pendekar naga jugalah yang harus melindungi China dari kejahatan dan gangguan.

Master Shi Fu, seorang (atau seekor ya?) yang dipercaya oleh Master Oogway untuk melatih Po menjadi seorang pendekar naga sangat meremehkan pada awalnya. Menurutnya Po tidak berbakat, gemuk dan malas. Oleh sebab itu, Shi Fu selalu tidak benar-benar melatih Po.

Bersamaan dengan itu, Tai Lung, seekor macan tutul yang jahat melarikan diri dari penjara. Tai Lung sangat ingin menjadi seorang (atau seekor) pendekar naga. Tapi niatannya di masa lalu tidak tersampaikan karena niat jahat di dalam dirinya. Sekarang ia ingin membalas dendam pada Master Shi Fu dan Master Oogway yang telah memenjarakannya.

Di film Kungfu Panda ini ternyata tersirat banyak sekali pesan moral yang bisa kita petik. Film ini sangat cocok ditonton segala usia karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

The secret to be special is you have to believe you're special.

Po hampir putus asa karena tidak mampu memecahkan rahasia Kitab Naga, yang hanya berupa lembaran kosong. Wejangan dari ayahnya-lah yang akhirnya membuatnya kembali bersemangat dan memandang positif dirinya sendiri. Kalau kita berpikir diri kita adalah spesial, unik, berharga kita pun akan punya daya dorong untuk melakukan hal-hal yang spesial. Kita akan bisa, kalau kita berpikir kita bisa.
Seperti kata Master Oogway, "You just need to believe." .

Teruslah kejar impianmu.

Po, panda gemuk yang untuk bergerak saja susah akhirnya bisa menguasai ilmu Kung Fu. Berapa banyak dari kita yang akhirnya menyerah, gagal mencapai impian karena terhalang oleh pikiran negatif diri kita sendiri? Kalau kita sudah menyerah sebelum mencoba, itu tandanya kita tak ada bedanya dengan seorang pecundang.

Apa juga jadinya apabila Po menganggap serius ejekan Master Shi Fu dan teman-temannya? Mungkin kalau Po mendengarkan ejekan-ejekan mereka, Po akan berkecil hati, menyerah dan saat ini mungkin ia sedang berjualan mie! Akan tetapi Po cuek! Dia tetap berusaha keras mengejar mimpinya. Po menunjukkan kepada teman-temannya kalau dia juga bisa kungfu dan bisa sukses!

Seperti kata Master Oogway, "Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That's why it is called present (hadiah/hari ini)." Jangan biarkan diri kita dihalangi oleh kegagalan masa lalu dan ketakutan masa depan. Ayo berjuanglah di masa sekarang yang telah dianugerahkan Tuhan padamu.

Kamu tidak akan bisa mengembangkan orang lain, sebelum kamu percaya dengan kemampuan orang itu, dan kemampuan dirimu sendiri.

Master ShiFu ogah-ogahan melatih Po . Ia memandang Po tidak berbakat. Kalaupun Po bisa, mana mungkin ia melatih Po dalam waktu sekejap. Kondisi ini berbalik seratus delapan puluh derajat, setelah ShiFu diyakinkan Master Oogway -gurunya- bahwa Po sungguh-sungguh adalah pendekar Naga dan Shi Fu satu-satunya orang yang mampu melatihnya.

Sebagai guru atau orang tua, hal yang paling harus dihindari adalah memberi label bahwa anak ini tidak punya peluang untuk berubah. Sangatlah mudah bagi kita untuk menganggap orang lain tidak punya masa depan. Kesulitan juga acap kali membuat kita kehilangan percaya diri, bahwa kita masih mampu untuk membimbing mereka

Tiap individu belajar dengan cara dan motivasinya sendiri.

Shi Fu akhirnya menemukan bahwa Po baru termotivasi dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya, bila terkait dengan makanan. Po tidak bisa menjalani latihan seperti 5 murid jagoannya yang lain. Demikian juga dengan setiap anak. Kita ingat ada 3 gaya belajar yang kombinasi ketiganya membuat setiap orang punya gaya belajar yang unik. Hal yang menjadi motivasi tiap orang juga berbeda-beda. Ketika kita memaksakan keseragaman proses belajar, dipastikan akan ada anak-anak yang dirugikan.

Kebanggaan berlebihan atas anak/murid/diri sendiri bisa membutakan mata kita tentang kondisi sebenarnya, bahkan bisa membawa mereka ke arah yang salah.

Master ShiFu sangat menyayangi Tai Lung, seekor macan tutul, murid pertamanya, yang ia asuh sejak bayi. Ia membentuk Tai Lung sedemikian rupa agar sesuai dengan harapannya. Memberikan impian bahwa Tai Lung akan menjadi Pendekar Naga yang mewarisi ilmu tertinggi. Sayangnya Shi Fu tidak melihat sisi jahat dari Tai Lung dan harus membayar mahal, bahkan nyaris kehilangan nyawanya.

Seringkali kita memiliki image yang keliru tentang diri sendiri/anak/murid kita. Parahnya, ada pula yang dengan sengaja mempertebal tembok kebohongan ini dengan hanya mau mendengar informasi dan konfirmasi dari orang-orang tertentu.

Hidup memang penuh kepahitan, tapi jangan biarkan kepahitan tinggal dalam hatimu.

Setelah dikhianati oleh Tai Lung, Shi Fu tidak pernah lagi menunjukkan kebanggaan dan kasih sayang pada murid-muridnya. Sisi terburuk dari kepahitan adalah kita tidak bisa merasakan kasih sayang dan tidak bisa berbagi kasih sayang.

Keluarga sangatlah penting.

Di saat merasa terpuruk, Po disambut hangat oleh sang ayah. Berkat ayahnya pula Po dapat memecahkan rahasia Kitab Naga dan menjadi Pendekar nomor satu. Sudahkah kita memberi dukungan pada anggota keluarga kita?
Teruslah mengembangkan diri kita. Jangan berkecil hati, jangan menghakimi orang lain. Teruslah mengejar apa yang selama ini kita cita-citakan. Jangan menyerah sebelum mencoba. Jangan pedulikan kata orang lain yang merendahkan kita. Berikan semua yang terbaik yang ada pada diri kita. Tuhan memberkati!

Tidak ada komentar: