Ada sebuah pepatah mengatakan "What goes around comes around". Apa yang pergi berkeliling selalu kembali berkeliling. Artinya adalah, apapun yang kamu lakukan pada orang lain, selalu akan kembali pada dirimu sendiri. Atau kalau di Alkitab kita mengenal hukum tabur-tuai. Kalau dalam beberapa hal kita sebut itu karma.
Suatu ketika, ada seorang pria yang sedang berselingkuh dengan seorang wanita lain padahal pria itu sudah punya pasangan. Wanita itu juga sudah tahu kalau pria yang disukainya itu sudah punya pasangan. Tapi karena cintanya begitu besar kepada pria itu, wanita itu terus mendesak agar pria itu menceraikan istrinya.
Mulanya pria itu tidak mau, tapi karena wanita itu sangat mendesak, akhirnya ia memutuskan istrinya dengan alasan jarak jauh dan sebagainya dan akhirnya jadian dengan wanita itu.
Wanita itu sangat mencintai pria itu dan memberinya segalanya. Mulai dari tenaganya, kemampuannya, hartanya bahkan cintanya dan kegadisannya. Selama tiga setengah tahun mereka jalani masa-masa bahagia itu.
Tapi suatu hari, tanpa alasan yang jelas dan masuk akal, si pria langsung saja memutuskan hubungan. Tentu saja wanita itu merasa kebingungan dan frustasi. Wanita itu terus menerus menelepon si pria meminta penjelasan, tapi tidak digubris atau dijawab seperlunya saja. Akhirnya selidik punya selidik, pria itu sudah punya orang ketiga (atau orang keempat ya?) dalam hubungan mereka. Kini setelah putus, pria itu jadian dengan wanita lain lagi.
Wanita yang ditinggalkan itu hanya bisa memaki-maki pria itu dan menangis. Ia yang sudah cinta mati pada pria itu, rela memberikan segala-galanya, dan akhirnya ditinggalkan begitu saja.
Pria itu bajingan? Belum tentu! Kalau kita trace mundur lagi, kita akan tahu ada persamaan pola di masa lalu dengan masa sekarang. Di masa lalu, wanita itu mendesak agar meninggalkan istrinya untuk jadian dengannya. Mengapa tidak mungkin kalau cerita masa lalu terulang lagi sekarang? Dan kali ini yang jadi korbannya adalah pelakunya sendiri. Baru deh si wanita itu merasakan sakit yang dialami mantan istri pria itu.
Alkitab mengatakan "apa yang kamu tabur itu yang kamu tuai". Berjalan tiga ratus enam puluh derajat atau satu lingkaran sempurna. Berhati-hatilah dengan apa yang kamu tabur. Kalau yang kamu tabur adalah dosa, yang akan kamu tuai juga kutukan dan maut. Dan berhati-hatilah dalam bertindak. Salah-salah kalau yang kita terkena kutukan.
Ada cerita lain. Seorang ibu-ibu mengaku kalau dulu waktu muda ia menikah karena hamil di luar nikah (MBA). Kini ibu itu berusia lima puluh tahun lebih dan mempunyai lima orang anak. Anaknya yang sulung (cewek) juga MBA. Sedangkan anaknya yang bungsu (cewek juga) akhirnya MBA dengan kakak daripada seorang sahabatku.
Dari sebuah dosa berujung ke kutukan. Di cerita raja Daud, karena perselingkuhannya dengan Batsyeba, ia mengalami kutukan sampai ke garis keturunan di bawahnya. Meskipun Daud sendiri sudah minta ampun pada Tuhan, tapi hukum tabur-tuai itu akan tetap berlaku.
Sobat JINS, berhati-hatilah dalam bertindak. Selalu ingat hukum tabur-tuai, hukum karma. Apa yang kita tabur, itu yang kita tuai. Apa yang pergi berkeliling selalu datang dari belakang kita. Hukum tiga ratus enak puluh derajat. So, be careful for what you've done.
Minggu, 22 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
setuju!
dari dulu aku percaya banget nih sama pemikiran ini.. Lagian emang bener, ada tertulis: apa yg km tabur, itulah yg akan km tuai
"What goes around, comes around.
What goes up, must come down.
It's called Karma baby.
And it goes around." Alicia Keys - Karma
yup2....
kisah di atas adalah suatu kisah nyata di mana sahabatku ngalami sendiri.
so, it's really NOT recommended by anyone. Pls do not try this at home, at work, at office, at gym, at mall, at everywhere!!!
Posting Komentar