Jumat, 20 Februari 2009

7 Area Terlarang Bagi Pria

Siapa bilang pria adalah makhluk berhati baja yang tak bisa terusik perasaannya? Sekali saja Anda, menyinggungnya dalam 7 perkara ini, ia akan langsung pergi dari sisi Anda.

Pekerjaan

Michael Gurian, penulis buku The Male Brain menyatakan, lelaki kerap menempatkan profesinya sebagai suatu hal yang ’sakral’ dan tak tersentuh oleh siapa pun. Pekerjaan adalah cara pria mengekspresikan diri dan salah satu caranya untuk mengungkapkan perhatian kepada keluarga. “Jika ada seseorang, siapa pun itu, yang meragukan, apalagi menghina profesi yang digelutinya, biasanya pria akan bersikap defensif atau bahkan mungkin meradang,” kata Gurian.


Barang-Barang Pribadi

Bagi banyak pria, barang-barang pribadi seperti ponsel, dompet, agenda dan tas kerjanya adalah wilayah pribadi yang tidak boleh dilanggar. Meski barang-barang itu tergeletak begitu saja, Anda tidak diperkenankan mengintip isinya sebelum mendapat izin darinya. Makanya, enggak heran mereka sangat menjaga barang-barang pribadinya ini. Apalagi jika isinya berisi jejak-jejak perselingkuhan.

Keluarga

Steve Biddulph, penulis buku Raising Boys, menyatakan bahwa keluarga adalah bentuk keterikatan pria yang pertama terhadap kehidupan. Karena itu, pada umumnya, seorang pria-yang sejak kecil mengemban ‘tugas’ sebagai ‘pelindung’ bagi siapa pun, menempatkan diri sebagai pembela keluarga. Jadi kalau tidak mau dia meradang, jangan pernah mengusik-usik wilayah ini, terutama menilai kedekatannya dengan ibunya. Menurut Biddulph, pria memang memiliki kedekatan emosi yang lebih tinggi terhadap ibunya, ketimbang ayah.

Koleksi

Laki-laki adalah kanak-kanak abadi, mungkin anggapan ini ada benarnya. Ketika kita sudah meninggalkan boneka Barbie, si dia masih saja anteng dengan koleksi mobil-mobilannya. Bahkan tak sedikit laki-laki yang masih menyimpan koleksi-koleksinya hingga mereka berumah tangga. la akan menganggap Anda telah melanggar privasinya jika Anda coba-coba mengutak koleksinya.

Teman-teman

Salah satu resep hubungan asmara awet, menurut Allan dan Barbara Pease, penulis buku Why Men Don’t Have A Clue & Women Always Need More Shoes, adalah jangan terlalu rewel meributkan teman hangout pasangan Anda. Di antara sesama pria terbentuk suatu hubungan mirip persaudaraan yang biasanya sulit dipahami oleh kaum hawa. Karenanya, ketimbang bersikap nyinyir dan mengatur dengan siapa saja kekasih boleh bergaul, lebih baik Anda berusaha memenangkan cinta pasangan dengan cara mengambil hati para sahabatnya.

Idealisme

Entah itu bentuknya idealisme dalam memegang prinsip hidup, religi, atau semata-mata kesenangan dalam melakukan sesuatu, pada dasarnya pria senang apabila orang lain mampu menghargai dirinya dan menerima sudut pandangnya. Bila Anda sedang berkencan dengan seorang humanis, misalnya, jangan paksa dia menerima tawaran bekerja di sebuah perusahaan yang terkenal amat profit oriented dan tidak memiliki program “balas budi” terhadap lingkungan. Karena Anda akan dianggap ikut campur urusannya.

Size Mr. P

Yang satu ini tidak bisa ditawar-tawar lagi. Meski malu-malu mengakuinya, Mr. P adalah poin paling dominan dalam menentukan kadar kejantanan dan bahkan harga diri seorang pria. Sekali waktu menghina kemampuannya di ranjang, termasuk mengolok-olok size Mr.P, dijamin Anda akan langsung kehilangan respek darinya dalam hitungan sedetik saja. Mencinta seorang pria adalah kegiatan satu paket dengan mencintai ‘adik kecilnya’.

Tidak ada komentar: