Bacaan 1 Samuel 17
Sobat JINS sudah pasti tahu kisahnya Daud melawan Goliath kan? Daud saat itu masih sangat kecil sedangkan Goliath tinggi besar dan mengerikan. Dengan hanya menggunakan ketapel kecil saja akhirnya Daud bisa mengalahkan Goliath yang sebegitu besarnya.
Tapi kita hari ini akan membedah 1 Samuel 17.
Saat itu bangsa Israel sedang melawan bangsa Filistin. Mereka berhadap-hadapan dan bangsa Israel diintimidasi empat puluh hari lamanya (ayat 16). Selama empat puluh hari itu, bangsa Israel diintimidasi oleh bangsa Filistin oleh jagoan mereka: seorang yang bertinggi besar, dan sangat mengerikan, Goliath namanya. JINS percaya selama proses intimidasi itu juga, mungkin bangsa Filistin juga menghujat Allah Israel, menghina dan menginjak-injak martabat orang Israel. Tapi herannya tidak ada seorang pun bangsa Israel yang mau maju dan melawan by one dengan Goliath (ayat 8).
Ya jelas tidak ada yang berani lah. Orang Goliath ngeri gitu... (ayat 4-7). Goliath begitu menakutkan dan menimbulkan teror. Bahkan raja saja terpaksa mengadakan sayembara (ayat 25). Kebayang deh seberapa kepepetnya bangsa Israel itu. Tapi toh akhirnya mereka cuma bisa menerima nasib dan menerima olok-olokan dari bangsa Filistin. Sakit hati? Pasti. Tapi apa daya tidak ada seorang pun yang berani (bukan mampu) untuk menantang Goliath.
Dugaan JINS, pasti tentara-tentara Israel itu saling menunggu dan menunjuk. "Kamu aja yang maju..." atau "Tunggu aja sampai ada yang maju dulu baru aku maju." Itulah mental orang Israel waktu itu (apa bedanya dengan mental orang Indonesia jaman sekarang?). Tidak ada yang berani mengambil inisiatif. Tidak ada yang berani maju.
Dan kemudian tampillah Daud. Apakah perjalanan Daud hingga ia menjadi seorang pahlawan mulus? Tidak! Ia mengalami banyak cemoohan, bahkan dari keluarganya sendiri (ayat 28). Ia tidak mendapat dukungan dari keluarganya, bahkan raja pun meragukan kemampuannya (ayat 33). Bangsa Israel pun tidak mengenal dan tidak peduli siapa Daud ini. Mati ya sudah. Apa peduliku?
Tapi satu hal yang orang Israel lupakan: Daud penuh penyertaan Tuhan (ayat 37). Orang yang penuh penyertaan Tuhan tidak perlu pedang untuk berperang (ayat 39 dan 47). Tuhan selalu menggunakan sesuatu yang sederhana (hanya batu dan ketapel - ayat 40). Di sini kita lihat bukan orang yang penuh yang luar biasa yang akan memenangkan sebuah pertempuran.
Akhirnya Daud menang. Mari kita lihat beberapa faktor kemenangan Daud:
1. Daud menang karena penyertaan Tuhan. Daud mengandalkan Tuhan, ia tidak berjalan sendiri, ia tidak bertempur sendiri. Ia meminta penyertaan Tuhan dalam setiap hal yang ia lakukan.
2. Daud dinilai orang yang tidak mampu (mengalahkan Goliath) tapi ia MAU. Sekali lagi Tuhan bukan mencari orang yang mampu, tetapi orang yang mau. Sekalipun kamu tidak punya kemampuan asalkan punya kemauan, segala hal yang kamu lakukan pasti ada jalan.
3. Daud sederhana. Ia menolak memakai pedang Saul (kebayang ga pedang Saul yang mewah dan prestise itu?). Ia memilih memanfaatkan sesuatu yang sederhana dan simple. Toh akhirnya yang sederhana ini juga akan dipakai oleh Tuhan untuk mempermalukan sesuatu yang besar.
4. Daud pantang menyerah. Ia mendapatkan kecaman dari keluarganya, mendapat cemoohan dan ejekan dari sana sini. Apakah ia mendengarkan mereka? Tidak! Ia bahkan semakin bersemangat untuk menunjukkan kepada mereka-mereka yang telah mengejeknya (ayat 29). Ucapannya di ayat 29 maksudnya: "kamu itu cuma bisa melihat saja. Don't just stare. Do something!"
5. Dan menurut JINS yang paling penting adalah mental dare to be different. Di saat mental orang-orang Israel jatuh melihat kegagahan Goliath, Daud tampil beda. Ia malah menantang Goliath. Di saat orang Israel melihat sempitnya kesempatan yang ada, Daud malah melihat sebagai peluang. Daud mengambil inisiatif, menjadi pioner dan maju berperang. Ia tidak ikut-ikutan orang lain. Ia beda! Coba bayangkan kalau Daud tidak pernah inisiatif, wuih.. tidak akan pernah menang tuh bangsa Israel.
So, belajarlah dari Daud. Jadilah seorang yang berbeda. Jangan takut untuk tampil beda selama kamu mempunyai penyertaan Tuhan dalam hidupmu. Tuhan memberkati.
Selasa, 17 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar