Minggu, 15 Februari 2009

Cheerleader

Dibutuhkan : Cheerleader!

Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang
menyelesaikannya bagiku. Aku terbaring di tengah-tengah singa yang
suka menerkam anak-anak manusia, yang giginya laksana tombak dan
panah, dan lidahnya laksana pedang tajam. Bangunlah, hai jiwaku,
bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar! Aku mau
bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, ... (Maz
57:3,5,9,10a)

Ketika gelombang kehidupan sedang menghantam keras kearah usaha,
pekerjaan dan rumah tangga kita, yang paling kita butuhkan adalah
dukungan yang menguatkan kita. Tapi kenyataannya sering kali justru
palingan muka yang kita terima dari orang-orang yang terdekat.
Bukannya hiburan yang diberikan tapi mereka malah menyalahkan kita.
Kurang hati-hatilah, tidak becuslah dan lain sebagainya.

Jadi dimana Cheeerleader yang kita perlukan? Dimana Penggembira yang
menyoraki kita dari pinggir lapangan? Dimana teriakan penyemangat
yang mendorong kita untuk bangkit dan lari lebih kencang dalam
perlombaan kehidupan ini?

Saya jadi teringat perkataan Pdt Jacob Nahuway beberapa waktu yang
lalu. Beliau mengatakan, orang-orang yang berhasil harus berani untuk
melalui jalan yang sepi dan sendirian untuk menuju sukses. Kurang
lebih begitu intinya. Ketika kita sedang mengejar sukses, kita harus
siap menerima cemohan dan perkataan-perkataan negatif dari sekeliling
kita. Kita harus self-encouraging. Kita harus jadi Cheerleader,
Penggembira bagi diri kita sendiri.

Itu yang dilakukan Daud ketika Ia dikejar-kejar Saul yang notabene
adalah mertuanya sendiri. Orang yang mestinya adalah bapak
pelindungnya, justru cemburu dan berusaha menjatuhkan bahkan mau
membunuh Daud.

Saat dia "down", Daud menjadi Cheerleader bagi dirinya sendiri.
Ketika dia loyo, dia berkata, "Bangun ayo Daud !",

"Tuhan akan menyelesaikan masalah ini", "Ayo Bangun Daud !"

Perkataan-perkataan yang membalikkan keadaan Teman-teman, jangan
anggap remeh perkataan yang kita ucapkan terhadap diri kita sendiri.
Apalagi kalau dengan suara yang keras dan mantap. Dilakukan seperti
sorakan penggembira dalam suatu perlombaan. Gunakan perkataan yang
berdasarkan ayat-ayat Alkitab. Dijamin semua stress dan depresi akan
lari jauh-jauh. Rasa tertekan di dalam dada akan berganti menjadi
kelegaan dan rasa damai. Pikiran-pikiran pesimistis akan berubah jadi
serba optimis. Coba saja.

Firman Tuhan katakan:
Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik
menggembirakan dia. (Ams 12:25)

Setiap anak Allah memiliki kuasa dalam perkataannya. Tuhan Yesus
sendiri bilang kalau perkataan kita bisa memindahkan gunung.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung
ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang
hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan
terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. (Mar 11:23)

Mau itu gunung persoalan, gunung penghalang atau gunung kegagalan,
semuanya harus pindah ketika kita mengatakannya dan mengatakannya
dengan percaya. Haleluyah.

Kita sendirilah Cheerleader yang selama ini kita tunggu-tunggu. Kita
sering memberi semangat kepada orang lain. Itu bagus. Tapi sekarang
saatnya kita juga harus belajar untuk menjadi penggembira bagi diri
kita sendiri. Belajar menjadi Cheerleader yang memberi semangat
dengan perkataan-perkataan yang positif.

Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan
memakan buahnya. (Ams 18:21)

Tidak ada komentar: