Minggu, 31 Agustus 2008

Adonan Roti di Bulan September

Bulan September! Ahh... Tak terasa sudah delapan bulan berlalu sejak tahun 2008 berjalan. Rasanya baru kemaren lusa saya merayakan pesta old & new bersama keluarga. Rasanya baru kemaren saya merayakan ulang tahunku. Rasanya baru kemaren saya merasakan suatu "sensasi" luar biasa persahabatan dalam Tuhan.

Sembilan bulan telah berlalu. Sembilan bulan kita sudah lebih tua daripada sebelumnya. Apakah kita juga sudah sembilan bulan lebih dewasa dalam hidup?

Bagi saya, jujur saja, bulan Agustus yang barusan lewat adalah bulan paling susah dalam tahun 2008 ini. Bulan di mana saya harus mengalami gesekan-gesekan hebat dengan sahabat saya, kerjaan yang seolah tidak ada habisnya, HP saya rusak, semua buku telepon hilang. Saya juga terpaksa harus merasakan hadirat Tuhan yang semakin menjauh, teguran dari sana sini, kritik pedas, tuntutan-tuntutan atas ketidakdewasaan saya. Satu bulan, selama bulan Agustus, cobaan tidak henti-hentinya datang.

Hari ini tepat tanggal 1 September. Hari yang baru, bulan yang baru. Tentunya dalam hati saya ada sebuah pengharapan yang baru: hari yang lebih baik. Cukuplah kesusahan selama sebulan. Saya mau mengawali awal bulan September ini dengan sesuatu yang baru, serba baru.

Suatu hari yang baru,
bulan yang baru,
pengharapan yang baru akan hari yang lebih baik,
semangat yang baru yang membuat apiku semakin berkobar,
jiwa yang baru yang semakin berapi-api,
hati yang baru yang semua akar kepahitan sudah tercabut bersih,
hubungan yang baru dengan Tuhan,
komitmen yang baru,
berkat yang baru,
pembelajaran yang baru,
dan

AKU yang baru.

Tuhan sungguh baik kepada saya. Lucu sekali tadi pagi ketika saya membaca firman, Tuhan langsung memberikan kepada saya sebuah pandangan yang juga baru.

1 Korintus 5 : 7-8

Tuhan membuang adonan lama dalam diriku yang sudah tercemar oleh ragi-ragi dunia dan menggantikannya dengan adonan roti yang baru. Adonan yang tanpa ragi sama sekali karena kita semua anak-anak Tuhan adalah adonan roti yang tidak beragi, sama seperti Kristus, tanpa cemar.

Pagi ini saya membuat beberapa komitmen yang akan kulakukan selama bulan September. Sebuah terobosan untuk membuang diriku yang lama (berikut semua 'kesialan' dan 'kefasikan'ku) dan biarkan Tuhan membuat adonan rotiku yang baru pada bulan September ini.

Jangan sia-siakan hidup Anda di tahun 2008 ini. Tidak banyak yang sudah saya kerjakan selama delapan bulan yang telah lewat ini. Lalu apakah ada gunanya bila kita terus menoleh ke belakang yang sudah lewat? Mendingan kita fokus ke sisa empat bulan ke depan untuk memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan untuk Tuhan dan orang lain, bukan begitu sobat?

Tidak ada komentar: