Suatu sore yang cerah di sebuah taman bermain, seorang ibu duduk di sebelah seorang pria setengah baya. Kedua orang itu sedang mengawasi anak mereka masing-masing yang sedang asyik bermain.
"Itu putriku yang sedang naik sepeda itu, di sebelah sana..." kata bapak itu.
"Oh anak perempuan yang cantik," kata ibu di sebelahnya, "itu putraku di sebelah sana. Sedang bermain sepak bola," ujarnya sambil menunjuk seorang anak laki-laki yang memakai sweater warna merah.
Setelah beberapa saat mengobrol dengan ibu itu, bapak itu memanggil putrinya, "Melissa, sudah mau pulang? Ini sudah sore..."
"Lima menit lagi yah..." seru putri bapak itu dan ia kembali melanjutkan bermainnya dengan riang.
Ayahnya mengangguk dan membiarkan putrinya bermain beberapa saat lagi. Sepuluh menit kemudian bapak itu memanggil putrinya lagi, "Melissa, sudah mau pulang?"
"Lima menit lagi yahh... Plissss..." seru anak perempuan itu dengan senyum kecilnya.
Ayahnya mengangguk sambil melempar senyum kepada putrinya.
"Ya ampun, Anda benar-benar seorang ayah yang sabar..." kata ibu yang duduk di sebelahnya.
Bapak itu tersenyum dan berkata, "Kakaknya, Tommy, meninggal setahun yang lalu, tertabrak oleh supir mabuk. Dulu saya terlalu sibuk bekerja sehingga tidak punya banyak waktu dengannya. Sekarang saya akan mengorbankan apa saja hanya untuk lima menit lagi dengan Melissa. Saya berjanji dengan diriku sendiri saya tidak boleh lagi melakukan kesalahan yang sama pada Melissa.
"Bagi Melissa, dia mempunyai waktu lima menit lagi untuk bermain. Tetapi bagi saya, saya mempunyai waktu lima menit lagi untuk melihat dia tersenyum."
Hidup adalah tentang prioritas kita. Apa yang menjadi prioritas dalam hidup kita? Lima menit lagi untuk pekerjaan? Pelayanan? Ataukah kita memprioritaskan lima menit lagi untuk duduk di kaki Tuhan mendengarkan kata-kataNya? Lima menit lagi untuk mencintai orang lain? Lima menit lagi untuk menunjukkan cinta kasih kita kepada sesama?
Mulailah menyisihkan "lima menit lagi" untuk Tuhan, untuk menunjukkan cinta kasih kita kepada saudara dan sahabat kita, dan lima menit lagi untuk memaafkan orang lain. Tuhan memberkati.
Senin, 25 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar