Minggu, 01 Maret 2009

Life is Unfair (1)

Hidup itu tidak adil! Dan sangat tidak adil kalau hidup itu tidak adil! (Edward Abbey 1927 - 1989)

Ya, ada banyak ketidakadilan dalam hidup. Orang yang tak bersalah dimasukkan ke penjara. Teroris menyusun rencana untuk membunuh warga tak berdosa. Racun pada makanan tidak terlihat mata. Medali Olimpiade dan penghargaan Oscar diberikan atas dasar politik dan bukan prestasi. Ada banyak ketidakadilan dan bagi kita, manusia, memberantas sebuah ketidakadilan adalah sebuah hal yang sangat mulia. Kita harus membuat dunia lebih baik.

Ketidakadilan di atas sering juga terjadi pada diri kita sendiri. Dalam kasus pribadi kita, akan selalu ada banyak alasan untuk itu. Kita sering mengeluh pada diri kita, "Dunia ini tidak adil!" dan disertai dengan banyak alasan-alasan yang menjurus ke arah pribadi kita sendiri. Itu karena tiga per empat dari apa yang kita lihat ada di belakang mata kita, di otak kita. Daripada kita menikmati dunia ini, kita lebih suka MEMBAYANGKAN dunia ideal yang akan kita tinggali.

Sebagai contoh, bos James mempromosikan seseorang yang lain di departemennya untuk ke level lebih tinggi. Mengapa bosnya tidak mempromosikan James daripada yang lainnya? "Dunia ini sungguh tidak adil!", kata James.

Keluhan James seolah-olah menunjukkan kalau ia ingin menegakkan keadilan. Tetapi bagaimana seseorang yang mengejar penghargaan yang bukan untuknya atau ketenaran yang bukan untuknya disebut suatu keadilan?

Samuel Butler (1835-1902) menjabarkan bagaimana James dan orang lain yang mirip James menginterpretasikan suatu keadilan.
"Keadilan adalah pribadi yang mengijinkan aku untuk melakukan sesuatu. Ketidakadilan memaksaku melakukan sebaliknya. Sebagian besar keluhan, jeritan dan seruan 'dunia ini tidak adil' adalah gambaran kalau sistem di dunia ini tidak berjalan sesuai dengan apa yang diimajinasikannya. Mereka belum tumbuh dewasa cara berpikirnya. Pemikiran mereka tentang ketidakadilan adalah irasional dan berdasar pada pemikiran dan permintaan kanak-kanak mereka. Mereka ingin kembali seperti masa kanak-kanak dulu. Kemudian mereka menangis dan merengek agar setiap kebutuhan mereka dipenuhi.

Jika kamu saat ini sedang meneriakkan ketidakadilan yang sama dan berlaku yang sama, sudah saatnya kita mengubah persepsi dan cara pandang kita. Mengapa? Karena cara pandang yang demikian sangat tidak efektif. Cara pandang ini akan menghancurkanmu dari dalam. Mengeluhkan apa yang tidak kita dapat justru mencegah kita mendapatkan hal tersebut. Kedua, karena cara pandang seperti ini akan merusak hubungan kita dengan orang lain. Kita akan selalu berpikiran orang lain bertindak adil terhadap kita. Kita akan menjadi skeptis dan hubungan kita akan memburuk dan bahkan lebih jauh lagi dari kesuksesan itu.

Jadi, bagaimana agar kita bisa melepaskan diri dari belenggu pesmistis, frustasi dan iri? Bagaimana aku melarikan dari dari jalan buntu ini? Simak di postingan besok ya...

Tidak ada komentar: