Suatu ketika ada seorang putri kerajaan yang sangat cantik. Meskipun masih kecil, ia sangat cantik dan berbakat. Sayangnya, ia tidak begitu disukai karena ia sangat kejam dan semena-mena. Setiap perintahnya harus dituruti, karena kalau tidak, ia akan merajuk pada ayahnya dan orang yang tidak mengabulkan keinginannya akan dihukum mati.
Suatu hari, ayahnya (raja di kerajaan itu) mengundang seorang yang bijak yang baru turun dari gunung. Raja itu sangat sedih melihat perlakuan anaknya dan meminta orang bijak itu untuk mengubah tabiat putrinya yang buruk itu. Orang bijak itu berpikir sejenak dan kemudian menyanggupinya.
Di suatu pagi yang cerah, orang bijak itu mengajak sang putri berjalan-jalan di sebuah taman yang rindang. Mereka bersenda gurau. Putri itu sangat menghormati orang bijak itu karena ia begitu baik pada putri itu. Lalu sampailah mereka kepada sebuah pohon kecil yang masih berupa tunas di tengah-tengah taman.
Orang bijak itu memetik satu helai daunnya dan memberikannya pada putri, "Putri, coba makanlah daun ini."
Putri itu menerimanya dan memakannya. Belum sempat mengunyah, ia segera membuangnya dari mulutnya. "Yuckk!! Apa ini!? Pahit sekali!! Cih cih!! Belum pernah aku merasakan daun sepahit ini!?" Sambil menyeka mulutnya dan beberapa kali meludah, ia menginjak-injak daun itu.
"Apa yang akan putri lakukan terhadap pohon yang menghasilkan daun pahit ini putri?" tanya orang bijak itu.
"Aku akan mencabutnya sampai ke akar-akarnya dan kemudian mematah-matahkannya menjadi beberapa bagian," seru putri itu.
"Mengapa?" tanya orang bijak itu lagi, tenang.
"Karena," jawab putri itu, "pohon sekecil ini saja sudah menghasilkan daun sepahit ini. Apalagi kalau besarnya nanti. Wuih... Bisa-bisa kepahitannya mempengaruhi satu taman!!"
"Putri," kata orang bijak itu tenang, "sadarkah tuan putri seperti daun itu? Putri sekecil ini saja sudah bersikap kejam dan tidak bijaksana. Apalagi kalau sudah besar nanti dan jadi ratu? Apa orang lain tidak akan berpikiran hal yang sama dengan apa yang putri pikirkan sekarang terhadap pohon kecil ini? Rakyat akan mematah-matahkan putri dan menghancurkanmu sebelum putri tumbuh dewasa."
Putri itu terdiam dan berpikir. Dan sejak saat itu putri itu mengubah semua tabiatnya yang buruk. Ia menjadi seorang putri yang ramah, manis dan disenangi siapapun. Sampai suatu hari akhirnya ia menjadi seorang ratu yang bijaksana, menggantikan ayahnya dan kerajaannya hidup makmur.
Jumat, 06 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar