Rabu, 25 Maret 2009

God of the Journey

Ayat bacaan: Keluaran 33 : 1 - 17

Pernahkah Anda merencanakan untuk berpergian jauh? Entah untuk urusan bisnis, urusan keluarga atau pun hanya berwisata. Apakah Anda mempertimbangkan masak-masak mengenai perjalanan Anda?

Saya punya satu cerita menarik. Tiga bulan lalu saya memutuskan untuk melihat-lihat peluang usaha di kota Makassar. Saya mempunyai modal dan saya bingung memutuskan untuk menanamnya di kota mana. Lalu salah seorang teman saya mengusulkan untuk melihat-lihat di kota Makassar.

Kemudian, saya pun bergumul. Saya meminta penyertaan Tuhan apakah Tuhan mau menyertaiku dalam perjalanan ke Makassar. Saya berdoa, meminta agar Tuhan memberikanku sebuah jalan supaya perjalanan saya ke Makassar tidak sia-sia.

Dan suatu malam ketika saya bertanya padaNya apakah saya boleh pergi Makassar, Tuhan menjawabku dengan ayat ini: Keluaran 33 : 1 - 17.

Dalam perikop itu dikatakan bangsa Israel meminta penyertaan Tuhan dalam perjalanan. Tapi Tuhan menjawab tidak mau karena bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk. Tegar tengkuk di sini artinya mengandalkan kekuatan sendiri, sombong, terlalu percaya diri. Tuhan tidak suka. Ia lebih suka kepada orang yang berserah dan berharap padaNya.

Tapi kemudian setelah dibujuk-bujuk Musa, akhirnya Tuhan menyetujuinya dengan syarat agar bangsa Israel melepaskan semua perhiasannya dan tidak memakainya. Perhiasan di sini berarti segala kemewahan, kesombongan dan beban berat yang dibawa.

Dengan kata lain, apabila saya ingin mendapatkan penyertaanNya, saya tidak boleh tegar tengkuk, mengandalkan diri sendiri dan berserah kepadaNya. Dan saya juga harus melepaskan semua beban, kesombongan dan keangkuhan.

Selama 3 bulan, saya berjuang habis-habisan untuk mengorbankan semua karakter negatifku hanya demi penyertaanNya. Semua kebiasaan buruk kuhilangkan sama sekali (kebayang susahnya menghilangkan kebiasaan buruk). Mengorbankan berbagai acara yang tidak penting hanya untuk mempersiapkan diri untuk perjalanan jauh itu.

Akhirnya...

Saat saya pergi ke sana, entah kenapa sepertinya kota itu begitu welcome dengan saya. Seolah setiap pintu peluang usaha di sana terbuka lebar. Setiap peluang yang saya lirik bisa saya dapatkan dengan mudah. Inspirasi mengalir deras dan yang paling penting, perjalanan saya ke sana tidak sia-sia.

Bagi orang lain, mungkin itu hanya suatu kebetulan. Tapi bagiku, itu adalah penyertaan Tuhan.

Dalam segala hal, andalkan Tuhan. Bukan hanya perjalanan dari satu kota ke kota lain. Perjalanan hidup juga perlu disertai oleh Tuhan. Kita akan kuliah di mana, masuk kerja di perusahaan apa, pasangan hidup dengan siapa, semuanya perlu kita gumulkan dengan Tuhan.

Dapatkan penyertaanNya dan segala sesuatu akan terbuka bagimu. GBU.

Tidak ada komentar: