Rabu, 07 Oktober 2009
Kakek tua
Ada sebuah cerita menarik bagi sobat JINS.
Dulu ketika saya masih berprofesi sebagai penyiar radio saya sering disuruh mengikuti rangkaian acara roadshow yang diadakan oleh radioku. Yang ingin saya ceritakan bukan betapa menariknya mengikuti roadshow itu melainkan seorang kakek-kakek yang aktif mengikuti setiap roadshow yang diselenggarakan.
Radio dulu tempat saya bekerja memiliki pangsa pendengar orang-orang di atas usia 40 tahun sebanyak 96%! Jadi setiap roadshow yang diadakan seringkali diadakan untuk para kaum senior.
Ada satu orang kakek-kakek berusia hampir tujuh puluh tahun yang sangat aktif dan mengikuti hampir setiap rangkaian roadshow (mulai dari acara kecil-kecilan di radio hingga konser akbar). Di setiap acara kakek itu selalu membawa kameranya. Tidak, bukan pocket kamera, melainkan kamera Nikon yang berat dan bagus itu selalu digantungkan di lehernya.
Padahal, boleh percaya boleh tidak, kakek itu sudah renta dan bahkan jalannya sudah selangkah demi selangkah (dan langkah pendek2). Tapi tidak peduli dengan kondisi tubuhnya, ia yang biasa memakai celana pendek plus kaos oblong selalu siap mengambil foto-foto.
Dan kakek ini sering menjadi gunjingan kami para penyiar. Bukan menggunjingkan hal yang jelek, melainkan kami salut akan kesanggupannya masih bisa berjalan dan mengambil foto2. Kami kagum dengan semangatnya yang meskipun jalan sudah pelan-pelan. Kami juga kagum dengan kesederhanaannya.
Kakek ini membuat kami yang muda-muda ini jadi berpikir. Di usia serenta ini, masih saja mau untuk melakukan hobinya. Padahal begitu banyak anak2 muda yang masih muda tapi sudah bermalas-malasan.
Kakek tua itu rela bangun pagi2 hanya untuk standby di lokasi, sedangkan banyak di antara kami yang masih muda bilang malas kalau nge-job pagi.
Kakek tua itu rela berjalan memutari panggung hanya untuk mengambil gambar dari angle berbeda sedangkan kami yang masih muda ini bilang capek untuk mengantar barang ke sisi panggung satunya.
Kakek tua itu rela membawa kamera yang berat di lehernya sedangkan kami selalu menunjuk orang lain kalau disuruh membawakan sesuatu.
Ternyata orang muda tidak lebih baik daripada orang tua. Banyak di antara kita sudah menjadi malas dan enggan mengerjakan sesuatu. Di hari Minggu orang muda lebih suka tidur sampai siang. Hal ini memalukan sekali bila dibandingkan dengan orang-orang tua yang bangun jam 4 pagi untuk senam di lapangan. Ketika orang-orang muda yang masih kuat untuk berjalan memilih diam di rumah, hal ini mengenaskan karena banyak sekali kaum senior yang ingin berpetualang di alam bebas.
Mumpung kita masih muda, pergunakan masa muda kita dengan sebaik-baiknya. Hargai setiap menit setiap detik yang kita punyai. Karena kita tidak selamanya muda, suatu hari kita akan tua juga. Kalau kita masih muda, lakukan apa yang kau bisa sebelum suatu hari kau sesali di hari tuamu. Jangan malas!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar