Menangislah … bila harus menangis
Karena kita semua … manusia
Manusia bisa terluka … manusia pasti menangis
(Lagu Air Mata - Dewa 19)
Daud menangis. Petrus menangis. Dan Yesus pun menangis. Bukan mengada-ada lho, tapi beneran ...
Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat TUHAN dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang. (2 Samuel 1:11-12)
Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya: "Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. (Matius 26:75)
Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" Maka menangislah Yesus. (Yohanes 11:33-35)
Apa ada yang salah dengan menangis, sehingga banyak para cowo di dunia ini yang anti menangis ?
Tapi, ternyata para kesatria, rasul dan juga Yesus sendiri pun memberikan suatu contoh bahwa mereka pernah menangis ! Daud yang dikenal sebagai seorang pemberani, seorang pahlawan yang memenangkan ratusan perang, bisa menangis ketika mendengar berita bahwa Saul dan Yonatan sahabatnya mati. Petrus yang terkenal dengan sifatnya yang menggebu-gebu (seperti memotong telinga perwira), juga menangis tak kala dia teringat akan dosa dan kesalahannya menyangkal Yesus saat menjelang penyaliban-Nya di Golgota. Yesus ? Hmm, Dia menangis ketika melihat Lazarus sahabat-Nya meninggal dunia sebelum Dia sendiri membangkitkannya dari kematian.
Menangis bukanlah hal yang cengeng jika kita menangis pada tempatnya. Menangis adalah sebuah ekspresi kita untuk menunjukkan perasaan duka yang ada dalam hati kita sama seperti aktivitas tertawa, melompat, marah dan lain-lain.
Menahan tangis hanya demi gengsi, itulah yang cengeng. Karena jika kita menahan kesedihan dalam hati kita dan menyembunyikannya itu berarti kita tidak berani menghadapi kenyataan. Daud, Petrus dan Yesus adalah contoh yang tepat tentang bagaimana caranya mengungkapkan perasaan hati. Mereka berani menghadapi kenyataan hidup yang begitu pahit sehingga mereka mengekspresikannya dengan menangis !
Air mata diciptakan Tuhan sebagai alat untuk menyentuh surga. Berapa banyak orang-orang yang kembali ke jalan Dia hanya dengan tetesan air mata dari para pendoa syafaat ? Berapa banyak bangsa-bangsa yang terlepas dari belenggu Iblis hanya dengan cucuran air mata evangelism dan volunteer ? Alkitab pun menggunakan air mata untuk membawa kemenangan.
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya. (Mazmur 126:5-6)
Jika air mata ga berguna buat dunia ini tentu juga Allah ga akan menciptakan itu. Hanya saja, kita harus tau kapan saatnya menangis. Dengan bersedih kita bisa menyelidiki kenapa kita begitu dan kemana kita akan melangkah setelah kesedihan itu berlalu.
Hadapilah kesedihan, berilah waktu untuk diri sendiri menikmati kesedihan itu dan izinkan diri kita menangis. Menangislah kepada Tuhan. Dia tau rasanya bersedih. Dia pernah menangis. Dia tau rasanya ditinggal sendirian. Dia mengenal kesedihan alam kubur dan juga segala bentuk penderitaan di bumi ini. Tetapi Dia juga mengenal sukacita kebangkitan kembali. Mengenal sorak sorai kemenangan atas penderitaan, kesedihan dan maut yang pernah dialami-Nya. Dan dengan kuasa-Nya juga, kita bisa kembali bangkit atas kesedihan kita sebelumnya.
Kamis, 30 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar