Di Alkitab, pasal dan ayat paling favoritku ada di kitab Korintus pasal 13. Di sana saya mendapatkan banyak sekali penghiburan dan penguatan. Dan ketika semalam saya membuka-buka Alkitab mencari bahan renungan, mata saya terpaku pada pasal favorit itu lagi.
1 Korintus 13 : 1
"Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing."
Dalam beberapa gereja kita diajarkan tentang karunia berbahasa roh. Ketika kita menerima baptisan Roh Kudus (baptisan selain air), kita akan dapat menyembah Tuhan kita dengan bahasa-bahasa roh yang tidak kita mengerti. Dan itu adalah sebuah karunia.
Tetapi di ayat ini dikatakan, sekalipun kita bisa berbahasa roh dengan fasih sekalipun, bila kita tidak mempunyai kasih, maka itu pun akan sia-sia. Sekalipun kita tahu cara berkomunikasi dengan Allah kita lewat doa-doa, sekalipun kita adalah seorang motivator yang baik, atau bahkan kita bisa berbicara bermacam-macam bahasa, namun tanpa kasih itu semua sia-sia. Kata Alkitab, kita hanya bagaikan tong kosong nyaring bunyinya!!
Mungkin kita juga seorang penghibur yang baik. Ketika ada teman kesusahan dan dia curhat, kita menghiburnya dan dia kembali ceria. Namun apabila yang kita lakukan itu hanya asal-asalan dan sekedar "membuat senang" tanpa dilandasi kasih, maka perbuatan itu tidak ada artinya di mata Tuhan.
1 Korintus 13 : 2
"Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna."
Contohnya, seorang teman saya berprofesi sebagai bos di salah satu perusahaan multi nasional terbesar di Indonesia. Ia mempunyai mobil mewah, rumah mewah, kekayaan yang luar biasa banyaknya. Ia pintar berbisnis, pintar main golf, punya wajah yang tampan, seorang motivator yang luar biasa. Ideal? Belum tentu.
Ternyata selama ini ia di kantor bagaikan seekor harimau. Semua anak buahnya takut kepadanya. Ia suka marah-marah, memaksa karyawannya bekerja di luar jam kerja dan sangat sulit memberikan tunjangan atau pinjaman kepada bawahannya.
Dan Alkitab berkata tentang orang ini: "PERCUMA".
Ia mempunyai segalanya, tapi tanpa kasih. Percuma!!! Ia tidak akan memperoleh perkenanan Allah. Karena di ayat 13 sudah dikatakan, yang paling besar di antara semua hal adalah kasih!!
Sedikit sharing, dua tahun lalu, saya tumbuh menjadi seorang pemuda egois. Saya tidak bisa mencintai, mengasihani, memperhatikan orang lain. Rasanya kalau bertemu orang susah, saya selalu berkata: "Ya urusanmu...". Atau ketika saya melihat seseorang yang baru kenal, saya selalu meledeknya dalam hati, "Dasar cupu!" atau "Amatir". Kalau saya sedang duduk dalam satu forum, saya selalu tidak menghiraukan cerita orang lain tapi selalu menuntut orang lain untuk mendengarkan ceritaku dan kisahku. Pokoknya semuanya tentang aku aku dan aku.
Sampai suatu hari saya bertemu dengan seorang teman yang memberiku ayat ini. Dengan jamahan Roh Kudus, hati saa dihancurkan hingga berkeping-keping tak bersisa. Itulah titik awal pertobatan saya. Dari sana saya mulai berubah.
Saya lebih peduli dengan keluarga saya, saya lebih memperhatikan teman-teman di sekitar saya. Saya mulai belajar untuk mencintai dan mengasihi. Kalau duduk dalam satu forum, saya belajar untuk menempatkan diri pada posisi orang yang sedang bercerita. Saya belajar untuk merendahkan diri saya. Saya belajar untuk mencintai orang lain, menempatkan diri pada posisi orang itu untuk turut merasakan kesenangan atau kesusahan orang itu.
Tidak mudah memang untuk membuang jauh-jauh rasa egois dan kepentingan diri sendiri. Hingga hari ini, saya sudah banyak berubah. Tapi tak bisa dipungkiri rasa egois itu masih ada dalam diriku, meski tidak dominan. Tapi tidak apa-apa. Toh kita semua manusia, dan manusia itu makhluk egois, tul ga?
Senin, 08 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar