Seorang ibu dari keluraga Katholik taat merasa tidak nyaman dengan kekasih anaknya. Sang kekasih anaknya bukan dari kalangan tertib iman seperti keluarga mereka. Sementara sang anak jadi jarang ke gereja karena gandrung alias tertutup cinta dengan sang kekasih. Di suatu kesempatan ibundanya berkata...
"Nak, kamu sebagai seorang yang taat beriman harus mengingatkan kekasihmu untuk taat dan rajin ke gereja. Apa jadinya keluarga tanpa agama..bla..bla.." segala nasihat spiritual dogma-dogma keluar dari mulut sang ibundanya.
Sebagai anak yang penurut dia mencoba memberi masukan informasi mengenai keagamaan kepada kekasihnya tersebut.
"Mas...sebaiknya kita harus sering ke gereja, ikut misa, aktif belajar tentang agama kita... dan seterusnya dan seterusnya..." Namun hati sang kekasih mungkin memang keras hati. Sehingga tak berubah perilakunya, tak juga mau ke gereja.
Sang wanita sedih. Ia pun menangis meratap pada Tuhan dalam doanya juga curhat pada sang ibundanya dengan berlinang air mata. Lalu berdua mereka berdoa memohon di bukakan hati sang kekasih. Sehingga entah bagaimana sang kekasih akhirnya mau ke gereja.
"Dik...aku kok nyaman ke gereja..." kata sang kekasih. Wah, betapa senangnya mendengar kata-kata tersebut, doa mereka ternyata dikabulkan Tuhan. Semenjak saat itu sang kekasih rajin ke gereja.
Suatu hari, sang pria mengajak bertemu kekasihnya.
”Dik...kayaknya sudah tiba saatnya kita bicara 4 mata, aku sudah tidak sabar lagi ingin menyatakan perasaanku...”. Sang Gadis senangnya bukan alang-kepalang. Dalam hatinya ia berkata... ”Ahh tercapai juga apa yang aku inginkan, doaku terkabul, dia telah menjadi orang yang taat dan akan melamarku..aaaahhhh..bahagianya...” dengan hati berbunga-bunga dia menyiapkan “moment of greatness” tersebut.
Tak sabar menanti waktu detik demi detik yang terasa sangat lama...sampai lah...”Ting Tong”..bel rumah berbunyi...
”Ah... buah hatiku datang, si kang mas”.
Sang pria disambut pembantu dinrumah dan dipersilahkan duduk di ruang tamu menunggu sementara sang gadis menyiapkan diri, terutama degub jantungnya yang berdebar kencang.
"Huuuuuuuh...," dia menghela nafas panjang dan berjalan ke ruang tamu.
”Malam Kang Mas...”,katanya kemayu.
“Duh kamu cantik sekali”, Kata sang pria dengan sopan...
”Begini dik...”,lanjutnya meneruskan pembicaran... ”Aku benar-benar mengalami puncak kebahagian diriku. Engkaulah yang memberikan segalanya. Maka dengan ini dik aku ingin mengenapi kebahagianku tersebut.”
”Ah...”, si gadis berdebar dadanya sejadi-jadinya.
”Dik... aku ingin mengucapkan ini, setelah 1 minggu aku merenung dan berfikir... putusanku sudah bulat... aku memutuskan mulai sekarang... AKU AKAN MENJADI PASTOR”.
Jumat, 17 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar