Kamis, 09 Juli 2009

Be Ee Je

Beberapa waktu lalu saya pernah membaca satu artikel bagus mengapa ada orang yang sukses dan ada orang yang gagal. Beberapa waktu juga saya pernah menulis sebuah artikel tentang orang cenderung berkelit dari kenyataan ketika ia gagal dalam memperoleh sesuatu. Sebenarnya, ada banyak prinsip dan sikap hidup yang menentukan sukses tidaknya seseorang. Salah satunya adalah belajar tidak menyalahkan.

Di sini JINS mau membagi tiga sikap diri yang bisa menyeret seseorang menjadi pecundang, tidak berhasil dan memiliki gambar diri yang salah. Ingat, kesuksesan ditentukan oleh citra diri yang baik, karakter-karakter yang membangun dan lingkungan yang mendukung. Ketiga sikap diri yang meruntuhkan ini disebut BEJ (Blame, Excuse, Justify)

Blame

Blame artinya menyalahkan. Manusia cenderung menyalahkan orang lain apabila tujuannya tidak tercapai, outcome yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atau pun kegagalan-kegagalan lainnya.

Ketika seseorang miskin, ia mulai menyalahkan lingkungannya, negaranya yang miskin, presidennya yang tidak becus dan lain sebagainya. Ia bahkan pula menyalahkan orang tuanya, keluarganya yang tidak kaya, mengapa orangtuanya tidak kaya dan sebagainya.

Berhentilah menyalahkan! Tidak ada gunanya! Siapapun atau apapun yang Anda salahkan itu tidak ada gunanya! Tidak akan membuatmu jadi kaya sekejap! Coba lihat ke dalam dirimu sendiri. Berapa besar persentase faktor kegagalan dalam diri Anda bila dibandingkan dengan faktor luar? Bahkan kita pun jangan terlalu menyalahkan diri kita sendiri atas apa yang kita lakukan.

Excuse

Alasan. Alasan dan alasan. Selain menyalahkan, manusia juga cenderung beralasan. Contoh paling sederhana adalah misalnya kita terlambat ke kantor, kita pasti beralasan mulai dari rumah jauh, jalanan macet, telat bangun dan sebagainya.

Dalam konteks kesuksesan dalam mencapai impian, misalnya.. "Saya kan masih muda, belum punya modal, belum berpengalaman," atau "Saya kan sudah pensiun, jadi saya tidak kuat lagi." Sesuatu hal yang menyedihkan adalah yang mereka katakan adalah KEBENARAN. Memang benar yang mereka katakan adalah kebenaran, tapi sikap diri seperti ini TIDAK ADA GUNANYA! Satu-satunya manfaat dari Excuse ini adalah menghentikan dia menjadi kaya, mencegahnya melakukan take action untuk menjadi lebih baik.

Justify

Pembenaran. Ketika ada orang lain yang lebih sukses dari dia, dia bilang, "O.. terang aja. Dia kan anak orang kaya," atau "Dia kan disekolahkan di luar negeri, pinter bahasa Inggris". Atau ketika dia melihat orang yang dulunya anak kurang berada yang sekarang sukses dia bilang, "O.. terang aja, dia meski anak orang miskin tapi koneksinya luas, orangnya ulet. Makanya dia bisa kaya." Tapi begitu ditanya, "lha kalau kamu kenapa?" dan dia jawab, "Lah saya kan anak orang menengah, makanya daya juangnya juga menengah dan setengah-setengah." Sobat JINS, coba lihat alasannya...

Lihat ketiga ciri di atas. Ketika orang macam ini tidak berhasil, dia akan selalu TELL STORY, dan dia menceritakan BEJ.

Lalu bagaimana cara agar tidak BEJ?

Salah satu kebiasaan orang sukses adalah selalu BELAJAR dalam segala hal, bukan menyalahkan. Ketika dia belum berhasil, dia selalu bertanya, apa yang sudah saya pelajari, apa yang bisa membuatku lebih sukses, lebih hebat dan lebih berkualitas, lebih maju, dan lebih-lebih lainnya.
Mungkin bila suatu ketika Anda belum berhasil dan Anda bertemu dengan orang yang lebih berhasil daripada Anda, daripada BEJ, sebaiknya ganti pertanyaan Anda dengan "Apa yang bisa kupelajari dari orang ini?" Tanyakan ini pada diri Anda setiap hari dan hidup Anda akan menjadi lebih baik dan lebih dekat pada kesuksesan.

Tidak ada komentar: