Senin, 04 Mei 2009

Alasan

Musim kontes sudah berakhir. Ahh.. leganya. Tidak usah diet yang superketat lagi. Waktunya untuk makan bebas namun terkendali. Latihan beban pun tidak usah dipaksakan berat dan dua sesi sehari lagi. Setelah dua bulan lebih menjalani diet yang menyiksa dan menderita, latihan yang tidak tanggung-tanggung beratnya, akhirnya hasilnya terlihat juga. Bentuk tubuh yang lebih bagus, tubuh yang lebih sehat, perut yang sixpack dan juga otot-otot tubuh yang mulai terlihat.

Di akhir musim kontes ini, saya memetik banyak pelajaran menarik. Salah satunya yang mau saya sharingkan hari ini adalah "alasan". Manusia punya kecenderungan sifat tidak mau kalah, dan kalau sudah kalah, tidak mau mengaku kalah, alias tidak sportif mengakui kekalahannya.

Ada satu cerita menarik dari teman saya. Dia sudah mempersiapkan untuk mengikuti ajang body contest ini sejak dua bulan lalu. Dengan berbagai persiapan, ia melakukan diet, latihan keras, suplemen fitness dan semuanya sudah ia persiapkan dengan sebaik-baiknya. Bahkan ketika ada retret di luar kota, teman saya ini sampai bela-belain bawa telur dan abon untuk menu dietnya, alias dietnya tidak boleh bolong sekalipun retret. Wuih... niatnya patut diacungi jempol.

Tetapi entah apa yang salah dari pada dirinya, badannya tidak menjadi semakin bagus malah semakin hancur. Entah salah diet, kurang istirahat atau salah latihan, yang jelas bentuk fisik tubuhnya menurun. Setahu saya, teman saya itu sangat keras kepala dan sulit mendengarkan masukan-masukan dari teman-temannya. Dia selalu menganggap dirinya paling benar!

Hasilnya, kontes tahun ini teman saya itu tidak mendapatkan apa-apa. Tidak lolos ke babak semifinal apalagi lolos audisi. Wah.. saya tahu ini salah satu kekecewaan paling besar yang dia pernah alami. Dua bulan persiapan yang superketat, semua penderitaan yang ia lewati, usaha yang keras, dan tak terhitung lagi uang yang dihabiskan. Wah... Saya turut bersedih dan terdorong untuk menghiburnya.

Tapi niatanku langsung berubah menjadi antipati mendengar jawabannya. Jawabannya seperti ini, "Lha.. ngapain musingin aku? Orang aku sendiri ga niat koq ikutan yang kayak begituan."

What the...??!? Ga niat!? Alasan macam apa itu?!? Alasan yang sangat-sangat tidak sportif. Kalau emang dia ga niat, kenapa sampai bela-belain bawa abon dan telor waktu retret dan makannya lain sendiri? Kalau memang ga niat, kenapa sampai latihan dua kali sehari??? Mengapa tidak langsung jujur mengakui kalau ada yang salah dengan dirimu, dan kamu menyadarinya dan akan memperbaiknya, dan kamu berjanji akan berusaha lebih keras tahun depan?? Mengapa harus memberikan alasan-alasan yang tampaknya membenarkan dirimu? Apa kamu tidak mau mengaku kalah? Malukah dirimu sehingga kamu membuat satu paradigma yang tampaknya membenarkan?

Itulah manusia, apalagi manusia cowok! Punya satu kebiasaan yang buruk yang tidak mau mengaku kalah. Selalu mencari-cari alasan kalau sudah kalah. Ya ini lah ya itu lah. Mengkritik orang yang menang dan mencari-cari celahnya. Mengapa tidak dengan sportif mengakui, "Ya, orang itu lebih baik daripada aku. Dan memang aku kurang persiapan. Tahun depan aku coba lagi dan aku pasti bisa lebih baik!" Bukankah kita harus sportif?

Sobat JINS, apabila saat ini Anda sering bertingkah seperti teman saya itu, selalu mencari-cari alasan, tidak mau mengaku kalah, dan tidak sportif, maka (maaf) Anda tidak pantas disebut seorang pria/wanita yang dewasa secara kerohanian. Anda tak lebih dari seorang yang bermimpi, menganggap diri sendiri paling hebat dan seharusnya Anda yang menang. Anda kekanak-kanakan!

Akuilah segala kelemahanmu di hadapan Tuhan. Minta Ia memakai segala kelemahanmu dan mengubahnya menjadi kekuatanmu. Perbaiki apa yang salah. Jangan lari dari kenyataan. Jangan selalu berdalih dan beralasan. Temukan kelemahanmu, perbaiki dan jadilah pemenang! Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar: