Rabu, 02 September 2009

Kawan Lama


Saya sungguh terkesan!

Itulah komentarku pertama-tama pada perlakuan Alex padaku malam hari ini. Alex merupakan teman lama saya sejak saya di SMP dan kini setelah sekian puluh tahun tidak bersua, ia mengajakku makan malam bersama istrinya.

Alex telah memesan sebuah meja untuk empat orang di sebuah restoran ternama di Jakarta. Malam itu saya datang bersama istri saya. Sengaja anak saya titipkan ke suster karena ini merupakan pertemuan orang dewasa.

Kangen, rindu masa-masa sekolah dulu, saya ingin tahu seperti apa Alex sekarang. Konon katanya istrinya sangat cantik. Karirnya di bidang pertambangan melesat pesat dan ia menjadi orang paling kaya di kampung halamannya. Saya jadi ingin tahu seperti apa sahabatku di SMP dulu.

Malam itu kami datang ke restoran mewah yang dimaksud. Kami makan malam, bercanda, melepas rindu satu sama lain, bernostalgia dan kami menikmati waktu kami. Saya dan istri saya baru berpamitan saat waktu menginjak tengah malam. Kami pulang dengan hati gembira dan bahagia.

Ya, kami menikmati waktu-waktu perbincangan kami dengan Alex. Kami terkesan. Tapi bukan hanya itu alasannya kenapa sayas suka Alex.

Alex memberikan kepada kami lebih dari makanan yang mewah di restoran, lebih dari gurauan-gurauan dan nostalgia. Ia memberikan kami KESAN.

Sungguh saya terkesan bagaimana ia menjadi seorang manusia yang luar biasa dari semua tindakannya. Bahasa tubuhnya membuatku kagum! Bagaimana tidak, ketika kami baru saja menghampiri mejanya, ia berdiri dan menyambut kami sambil mengulurkan tangan untuk berjabat. Kemudian ia juga menarik kursi dan mempersilahkan istri saya untuk duduk. Setelah itu, ia mematikan telepon genggamnya sambil tersenyum.

Ketika kutanya mengapa ia mematikan telepon genggamnya, ia menjawab dengan penuh senyum, "Ini yang biasa kulakukan kalau bikin janji dengan siapa saja. Aku sudah mengatur waktu ini khusus untuk kalian dan aku tidak ingin ada orang lain yang mengganggu, Mereka bisa menunggu pada jam yang lain. Lagipula aku bukan dokter dan tidak sedang dalam keadaan darurat," dan ia mengakhiri perkataannya dengan tawa yang lepas.

Wow.. pikir saya. Sebuah penghormatan yang luar biasa!! Alex kini seorang dewan direksi di sebuah perusahaan pertambangan tapi ia masih begitu respek dengan saya dan istri saya yang masih berstatus "karyawan biasa" ini! Siapakah saya?!? Bila dibandingankan dengan kekayaan dan jabatan Alex saat ini, saya bukan siapa-siapa?! Saya tidak layak menerima penghormatan ini.

Ketika makan malam selesai, saya berbisik di telinga Alex bertanya, "Mengapa kamu melakukan semua ini?"

Dia melihat ke wajahku sebentar lalu tersenyum, "Karena kamu adalah sahabatku."

Seorang sahabat yang baik bukanlah seorang yang memandang harta, kekayaan, materi, jabatan, kedudukan dan siapa sahabat kita. Seorang sahabat adalah seseorang yang mampu memberikan penghormatan kepada orang lain. Seorang sahabat jujur kepada sahabatnya, tulus memberikan segala sesuatu dan tidak mengharapkan balasan.

Dari sikap Alex, saya mengerti perasaan sebagai seorang sahabat yang benar-benar tulus. Sudahkah saya menjadi sahabat yang tulus kepada orang lain? Sudahkah Anda?

Tidak ada komentar: