Kamis, 25 September 2008

Api dan Air

Seorang malaikat berjalan-jalan di pinggiran sebuah kota. Di tangan kirinya ada sebuah obor yang menyala dan di tangan kanannya ada seember air dingin. "Apa yang akan kamu lakukan dengan obor dan ember itu?" tanya seorang pejalan kaki.

Malaikat tersebut menjawab, "Dengan obor ini aku akan membakar dan meruntuhkan istana kerajaan Surga; dan dengan air ini aku akan menyiram, mendinginkan dan mematikan api neraka. Kemudian kita lihat manusia mana yang benar-benar mencintai Tuhan."

Sobat JINS, apakah Anda mencintai Tuhan hanya karena iming-iming nikmatnya kerajaan Surga pada waktu kebangkitan kita nanti? Apakah Anda mencintai Tuhan hanya karena ingin terhindar dari panasnya api neraka? Apakah Anda sungguh-sungguh mencintai Tuhan karena kebaikanNya dan pengorbananNya? Silakan Anda jawab sendiri...

Rabu, 24 September 2008

Kupu-kupu

Suatu ketika, ada seorang bocah hendak menangkap kupu-kupu. Ia meletakkan sebuah toples kaca di atas sebuah bangku. Di dalamnya ia isi dengan bunga yang harum.

Tak lama kemudian, seekor kupu-kupu yang cantik masuk. Langsung cepat-cepat anak itu mengambil tutup toples dan langsung menutupnya. Kupu-kupu di dalam itu masih tidak sadar kalau ia sudah terkurung. Ia masih menikmati madu dari bunga-bunga yang harum di dalamnya.

Suatu hari kupu-kupu itu melihat ada sebuah taman yang indah yang dipenuhi dengan banyak sekali bunga. Bunga yang berwarna-warni ditambah dengan sinar matahari yang cerah... Wah.. sungguh menyenangkan. Ia ingin sekali menuju ke sana.

Ia mulai mengepakkan sayapnya dan terbang tetapi DUUKKK... Ia menabrak kaca toples tersebut. Tidak menyadari, ia terus terbang dan DUKK.. menabrak lagi. Masih tak sadar kalau ia sudah terkurung dan ada sebuah kaca yang transparan, ia mencoba dan terbang sekali lagi. Dan hasilnya juga sama...

Beberapa hari berlalu dan akhirnya kupu-kupu itu berhenti mencoba dan akhirnya mati di dalam toples itu.

Sobat JINS, betapa kita manusia juga sama dengan kupu-kupu itu. Kita senang dengan kebahagiaan sementara. Kita bergumul dan bermain-main dengan dosa, untuk memperoleh kesenangan sesaat. Tanpa sadar, kita sendiri telah terkurung di dalamnya. Saat kita baru menyadarinya, semuanya sudah terlambat. Kita melihat adanya suatu kebahagiaan di luar, suatu keindahan yang beratus-ratus kali lipat dibandingkan dengan apa yang ada di dalam toples. Kita mencoba melepaskan diri dari kurungan itu, tetapi dosa dan maut itu seperti kaca: transparan, tidak kelihatan dan membunuh pelan-pelan.

Sobat JINS, detik ini juga, minta seseorang untuk membuka tutup toples tersebut. Selamatkan jiwa Anda dari maut. Hindari segala dosa dan ketidakbenaran. Minta seseorang untuk melepaskan Anda. Orang itu adalah Yesus.

Selasa, 23 September 2008

Menemukan Kepingan Uang

Ada seorang anak kecil menemukan sepeser uang di tanah. Dia sangat gembira sekali karena tanpa bekerja ia mendapatkan sepeser uang. Hari-hari berikutnya selama masa hidupnya, ia terus berjalan menyusuri jalan-jalan, menundukkan kepalanya dan melihat ke tanah, membuka matanya lebar-lebar kalau-kalau ada uang yang jatuh.

Suatu ketika anak yang telah tumbuh menjadi dewasa (dan tua) itu meninggal karena tertabrak mobil. Seumur hidupnya anak itu menemukan 3 koin seratusan, 2 koin seribuan, 5 koin lima ratusan dan 8 koin lima puluhan. Jadi total uang yang ia temukan adalah lima ribu dua ratus rupiah.

Tanpa bekerja ia dapat uang!! Wow!! Tapi dia harus merelakan tidak pernah menikmati 31,369 kali matahari bersinar, 157 bujur pelangi yang indah, awan-awan yang silih berganti mengarungi langit biru, burung-burung yang berterbangan dan senyum hangat orang-orang yang melewatinya. Semuanya hanya karena menemukan sesuatu yang sia-sia.

Apakah Anda anak ini?: Kepala tertunduk ke bawah hanya untuk menemukan sesuatu yang kecil, sedikit jumlahnya dan sia-sia? Sebagai gantinya untuk uang lima ribu dua ratus ribu, ia harus kehilangan keindahan-keindahan di sekelilingnya. Is it worthy?

Jangan terlalu berharap untuk menemukan sedikit kekayaan. Selama kita masih hidup, nikmatilah keindahan-keindahan dunia ini. Jangan terlalu ngotot mencari uang. Uang bisa dicari, tetapi ada yang lebih berharga daripada itu: membuat orang lain berbahagia dan mencari kerajaan Allah.

Love the Show or Love the Star?

Kemarin dua hari berturut-turut ada KKR VICTORY di Bumi Moro Surabaya. Wuiiihhh... Rame bener yang datang!! Beribu-ribu orang menghadiri KKR tersebut. Sekitar 2000 orang merespon altar call dan beratus jiwa memberi dirinya dibaptis!! WOWW!! Sungguh Tuhan benar-benar bekerja!! Dan tidak rugi datang dua hari berturut-turut!! Ada sesuatu yang pasti didapat.

Ada hal yang menarik ketika penulis mengajak teman-teman penulis untuk menghadiri KKR. Sudah menghabiskan pulsa sekian puluh ribu untuk menelepon, sekian jam dan hari untuk berkunjung di rumah teman-teman, membagi brosur di pusat perbelanjaan.

Sehari sebelumnya sudah banyak teman-teman penulis (jiwa baru) yang menyanggupi untuk datang. Kurang apa coba? Transpor, akomodasi dan semuanya sudah penulis sediakan. Mereka hanya perlu menyediakan waktu. Tapi pas hari H-nya, banyak di antara mereka yang membatalkan secara mendadak. Ada yang alasan ulang tahun keponakannya, ada yang sudah janji sama orang tuanya dan yang paling parah ada yang malas ke KKR hanya karena mau tidur!

Wuih!! Bete abis!!!

Padahal mereka bukan termasuk jiwa baru. Ada yang sudah berjemaat, tetapi mereka malas-malasan kalau ke KKR (kalau ke pesta Natal atau Paskah saja mau, tapi kalo diajak ke KKR alasan ini lah itu lah). Padahal di KKR tersebut, percayalah, tidak rugi! Malah untung!

Kalau sudah begitu, tipe manusia-manusia yang seperti ini hanya suka acara gerejanya atau suka dengan bintang utama acara gereja ini? Sudah jelas kan bintang utama dari KKR bukan pengkhotbahnya, melainkan TUHAN sendiri. Tapi herannya masih ada aja orang yang lebih suka acaranya ketimbang bintang utamanya...

Yang paling parah yang alasan mau tidur itu... HOI!! Mana semangat mudamu!?!? Masih muda sudah loyo!? Jadi anak muda yang bersemangat donk!! Jangan lemas terus!! Tidur molo yang dipikirin!!

Seruan yang sama juga berlaku buat para pembaca yang masih muda tapi sudah malas-malasan! Hati-hati kalau masa muda kalian seperti ini, masa tua kalian akan bekerja susah payah!

FIGHT!!!

Minggu, 21 September 2008

Untuk Apa Manusia Diberi Umur Panjang?

Pada hari yang pertama Tuhan menciptakan sapi. Tuhan berkata, "Kamu harus menemani petani. Kamu harus bekerja di ladang di bawah terik matahari, membajak dan menghasilkan susu untuk mendukung petani itu. Aku akan memberimu umur enam puluh tahun."

Sapi berkata, "Hidup yang susah ini enam puluh tahun harus kujalani? Lebih baik aku ambil dua puluh tahun saja dan kukembalikan lagi empat puluh tahun padaMu."

Tuhan setuju.

Hari kedua, Tuhan menciptakan anjing. Tuhan berkata pada anjing, "Duduklah dan berjagalah di depan rumah. Menggonggonglah pada setiap orang yang mau masuk dan yang lewat. Aku akan memberimu umur dua puluh tahun."

Anjing itu berkata, "Terlalu lama kalau dua puluh tahun harus menggonggong. Gini saja, sepuluh tahun saja Tuhan. Dan sepuluh tahun lagi usiaku kukembalikan padaMu."

Tuhan setuju (whew).

Hari ketiga, Tuhan menciptakan monyet. "Hiburlah manusia, lakukan lawakan-lawakan dan buat mereka tertawa. Aku akan memberimu umur dua puluh tahun."

Monyet berkata, "Terlalu lama aku harus menghibur manusia. Sepuluh tahun saja, dan sepuluh tahun sisanya kukembalikan padaMu."

Dan Tuhan menyetujuinya lagi.

Pada hari keempat Tuhan menciptakan manusia. KataNya, "Makan, tidur dan bersenang-senanglah. Bersantai-santailah dan nikmatilah kehidupanmu. Aku akan memberimu umur dua puluh tahun."

Manusia berkata, "Koq cuma dua puluh tahun?!? Gini saja, aku akan mengambil umur empat puluh tahun yang dikembalikan sapi tadi, sepuluh tahun yang dikembalikan anjing tadi dan sepuluh tahun dari monyet tadi. Jadi total umur saya delapan puluh tahun. Bagaimana, Tuhan?"

Tuhan sekali lagi menyetujuinya.

Oleh karena itu, manusia makan, tidur, bersenang-senang, bersantai-santai selama awal dua puluh tahun hidupnya;

empat puluh tahun berikutnya manusia bekerja keras membanting tulang di bawah terik matahari hanya untuk menghidupi keluarganya;

sepuluh tahun berikutnya untuk melucu dan melawak seperti monyet untuk cucu-cucunya;

dan sepuluh tahun terakhir duduk di depan rumah, dan meng"gonggong"-i siapapun yang mendekat.

Kamis, 18 September 2008

Pelajaran Berharga: Batu & Pasir

Dua orang sahabat berjalan bersama-sama menyusuri sebuah gurun yang kering dan berangin.

Suatu hari kedua sahabat itu bertengkar dan seorang di antara mereka menampar yang lainnya. Yang ditampar hanya diam. Ia kemudian jongkok dan menuliskan di atas pasir: "Hari ini sahabat terbaikku menampar aku di sini."

Mereka terus berjalan hingga akhirnya tiba di sebuah oasis. Di sana mereka mandi dan berenang.
Kemudian tanpa diduga, kaki orang yang ditampar tadi tesangkut rumput liar dan tenggelam. Untunglah sahabatnya menolong dia.

Setelah tiba di tepian dan setelah semuanya tenang kembali, orang yang ditolong tadi menulis dan mengukir di sebuah batu, "Hari ini sahabat terbaikku menolongku di sini sebelum aku mati tenggelam."

Temannya yang pernah menampar dia dan juga yang menyelamatkan dia barusan bertanya dengan penuh penasaran, "Setelah saya menyakitimu, kamu menulis di atas pasir. Tetapi setelah aku menolongmu kamu menulis di atas batu. Mengapa?"

Temannya dengan tersenyum menjawab, "Ketika seseorang menyakitimu, apalagi sahabat terbaikmu menyakitimu, kita cukup menuliskannya di atas pasir. Biarkan angin pengampunan yang akan meniupnya dan menghapusnya. Tetapi ketika seseorang menolongmu, tuliskan di atas batu supaya kekal dan angin tidak bisa menghapus jejaknya."

Belajarlah menuliskan luka-lukamu di atas pasir dan kebaikan-kebaikan orang lain di atas batu.

Pelajaran: Hukum Tentang Biji

Coba perhatikan pohon apel. Untuk sebuah pohon ukuran besar, bisa-bisa berbuah hampir lima ratus buah per pohonnya. Setiap buahnya memiliki sepuluh biji. Jadi kira-kira ada lima ribu biji per pohon apel! Kita mungkin pernah bertanya, "Mengapa perlu sebegitu banyaknya biji-biji untuk menumbuhkan beberapa pohon apel saja?"

Alam mengajari kita banyak pelajaran berharga. Salah satunya, "Ada banyak biji pada sebuah pohon apel. Tetapi yang benar-benar menjadi sebuah pohon hanya sedikit. Jadi, kalau Anda ingin mimpi Anda menjadi kenyataan, Anda perlu mencoba lebih dari satu kali.

Ini artinya:

  • Anda terkadang menghadiri dua puluh sesi wawancara (interview) hanya untuk mendapatkan satu pekerjaan.
  • Anda mewawancara (meng-interview) ratusan calon karyawan dan hanya menemukan seorang di antaranya yang berkompeten.
  • Anda terkadang harus menawarkan kepada lebih dari lima puluh orang hanya untuk menjual satu mobil, penyedot debu, polis asuransi dan sebagainya.
  • Dan Anda mungkin akan menemui banyak kenalan dan kerabat Anda hanya untuk menemukan seorang sahabat sejati dalam hidup Anda.
Kalau kita sudah mengerti "Hukum Tentang Biji" ini, kita tidak akan kecewa. Kita tidak akan merasa terus sebagai "korban". Dengan memahami hukum ini, berusahalah dan terus bangkit untuk mencoba kembali. Jangan pernah menyerah!

Tidak ada yang bilang hidup itu mudah dan nyaman untuk dijalani. Hanya saja Anda perlu memahami diri Anda, bekerja dan berusaha terus menerus untuk mendapatkan hidup yang lebih baik. Tuhan memberkati!

Bebek

Iblis selalu mengintimidasi kita dengan mengingatkan kita pada dosa-dosa kita di masa lalu. Padahal Allah sendiri di atas sana sudah melihat semua kesalahan-kesalahan kita dan mengampuni kita. Mengapa kita masih terbayang-bayang dengan semua masa lalu kita? Belajar dari kisah Budi dan Wati di "Bebek".

Selengkapnya .. >>

Pemberontakan Terhadap Perut

Suatu hari ada seseorang sedang bermimpi tentang tangannya, kakinya, mulutnya dan otaknya memberontak terhadap perutnya.

"Kamu benar-benar tidak berguna, perut!" bentak si tangan, "Seharian saya bekerja keras, mengangkat ini mengangkat itu, menggergaji ini, memotong itu, hingga badan kami lecet semua. Sementara kamu, hanya duduk di situ dan menikmati semua makanan!"

"Kami setuju!" teriak kaki dari bawah sana, "Sepanjang hari kami terus berjalan dan menopang tubuh. Sedangkan kamu, perut, hanya mengenyangkan diri sendiri. Bikin tambah berat saja!"

"Betul sekali!" balas si mulut, "kau pikir dari mana semua makanan yang masuk ke kamu itu, dasar perut rakus. Kau pikir siapa yang mengecap dan mengunyah dengan susah payah semua makanan itu? Akhirnya kamu sendiri yang melahapnya habis setelah ditelan! Dasar perut rakus!"

"Dan perut," seru si otak, "kamu pikir enak di atas sini? Memikirkan apa yang harus dilakukan berikutnya untuk mendapatkan makanan lagi? Aku capek, tau!? Dan aku ga dapat apa-apa dari kecapekanku ini. Sedangkan kamu... tidak bekerja apa-apa dan hanya menikmati makanan saja."

Satu per satu bagian tubuh mengeluh dan memarahi perut. Si perut sendiri tidak bersuara sedikitpun.

"Saya punya ide!" seru perut tiba-tiba, "mari kita memberontak terhadap perut. Kita jangan melakukan apa-apa supaya perut tahu betapa pentingnya tugas kita."

"Ide bagus!" jawab tangan setuju, diikuti dengan anggota tubuh yang lainnya.

Sejak saat itu semua anggota tubuh berhenti bekerja. Tangan berhenti bekerja, kaki berhenti berjalan, otak berhenti berpikir dan mulut menolak setiap makanan yang masuk. Bahkan beberapa menit sekali anggota tubuh itu mencemooh perut, "Rasakan kalau tak ada kami..."

Mulanya perut itu berbunyi sedikit karena lapar. Tapi tak lama karena perut itu pun akhirnya diam.

Terkejut, orang yang memiliki anggota tubuh tersebut mulai merasakan kesusahan. Tangannya tidak bisa menggenggam, kakinya tidak bisa menopang tubuh, ia tak bisa makan dan ia tiba-tiba jadi malas berpikir. Dia mulai sakit.

Rasanya sudah beberapa hari ia bermimpi. Ia berpikir, "Sebaiknya pemberontakan ini tidak berlangsung lama atau aku akan mati."

Beberapa hari berlangsung dan keadaan semakin parah. Tangan hanya tergantung di situ dengan lemas. Kaki tidak ada tenaga. Mulut membuka aja susah. Dan otak semakin lambat merespon.

"Aku rasa kita salah, teman-teman," kata si tangan, "Kita pikir perut hanya menyenangkan dirinya sendiri dengan makanan-makanan itu."

"Aku setuju..." kata si otak, "kukira perut hanya menghabiskan makanan untuk dirinya sendiri saja. Tetapi ternyata sebagian besar diberikan lagi kepada kita."

"Jadi, mari kita mulai bekerja lagi," sela si kaki. Dan saat itu juga orang itu bangun dari mimpinya.

Secara ajaib ia bisa mulai menggenggam lagi, mulai bisa berjalan, membuka mulutnya dan berpikir. Ia pun mengatakan pada dirinya sendiri, "Itu sebuah pelajaran bagiku. Semua anggota mengerjakan bagiannya masing-masing atau sama sekali tidak akan ada hasil."

Blogger terkasih,
hidup seperti anggota tubuh.
Setiap orang punya peranan masing-masing dalam kehidupan ini. Tidak ada satu orang yang lebih spesial dibandingkan yang lain. Semua orang punya tugas masing-masing. Ada yang jago di olahraga, ada yang jago berbisnis, ada yang punya karunia untuk mengajar, ada yang pintar berkata-kata. Seperti kata Paulus di 1 Korintus 12:12-26, setiap anggota tubuh kita akan saling melengkapi satu sama lain sehingga setelah kita bersatu kita akan menyerupai Kristus.

Karena itu, jangan pernah remehkan orang lain. Tugas kalian berbeda. Karunia kalian berbeda. Jangan pernah katakan, "Itu bukan urusanku." karena kita semua adalah anggota tubuh Kristus yang mempunyai peranan yang berbeda. Tuhan memberkati.



Rabu, 17 September 2008

Sambil Tertawa Minum Air (1)

Nama

Seorang manajer di sebuah perusahaan melihat ada seorang pegawai baru lalu memanggil pegawai baru itu ke ruangannya.

"Siapa namamu?" tanya manajer itu?

"John, pak," jawab pegawai baru itu.

Manajer itu tampak marah, "Saya tidak tahu seperti apa tempat bekerjamu dulu, tetapi di perusahaan ini kami tidak memanggil seseorang dengan nama depannya. Itu melanggar etika dan menjatuhkan martabat. Aku hanya memanggil mereka dengan nama keluarga mereka seperti Smith, Jones, Baker... mengerti?? Dan di sini kamu dan semua karyawan memanggilku Mr Robertson.

"Nah sudah jelas? Sekarang, katakan siapa nama keluargamu?"

Pegawai itu dengan mengeluh menjawab, "Darling. Nama lengkap saya John Darling."

"Saya setuju. Saya panggil kamu John saja..."


Si Anto

Si Anto adalah anak SD kelas satu. Selain juara di kelasnya, dia cukup ganteng lah... Dia punya teman satu kelas namanya Clara, si cantik dan manis.

Singkat cerita si Anto jatuh cinta dengan Clara dan Clara pun ternyata punya hati sama Anto. Suatu hari karena udah ga tahan lagi si Anto pun berkata pada Clara, "Clara, aku suka padamu. Sayang ya kita masih kecil. Kalau kita udah dewasa nanti kita menikah ya..."

Dengan wajah yang memerah merona si Clara menjawab, "Anto, bukannya aku menolak. Aku sih mau aja. Tapi dalam keluarga kami, kami hanya menikah sesama kerabat aja. Paman menikah dengan bibi, kakek menikah dengan nenek dan bahkan papa menikah dengan mama... Padahal kamu kan bukan kerabat aku, Anto."

Mendengar jawaban si Clara si Anto tidak masuk satu minggu karena patah hati....

Selasa, 16 September 2008

Jaguar

Seorang anak pengusaha yang kaya raya baru saja mendapat sebuah mobil baru dari ayahnya. Tak tanggung-tanggung, mobilnya merk Jaguar dengan tipe terbaru! Wow! Bangga sekali anak itu.

Sore harinya ia langsung mengendarai dengan kencang mobil barunya itu. Hitung-hitung uji kekuatan dan sekaligus pamer, begitu. Begitu kencangnya sehingga mobil lain harus mengalah karena takut menggores mobil mewah tersebut.

Pemuda itu terus memacu kencang mobilnya hingga agak melambat ketika tiba di sebuah jalan yang agak kecil. Ia melihat beberapa anak bermain bola di pinggir jalan. Takut kalau bola itu mengenai mobil Jaguar terbaru dan termewahnya, ia segera memacau mobilnya perlahan pada jarak yang aman.

Tiba-tiba DUK!!!! Sebuah batu mengenail badan mobil sisi tempatnya menyetir. Pemuda itu kaget bukan kepalang. Ia segera menepi dan mencari penyebabnya.

Seorang anak kecil berdiri di seberang jalan. Pemuda itu langsung menghampirinya dan segera memarahinya. "Apa-apaan kau anak kecil!? Tak tahu kalau ini mobil mewah?? Ayo tanggung jawab!"

Anak kecil itu menangis terisak, "Maafkan aku, kak. Kakak saya lumpuh dan terjatuh dari kursi rodanya. Saya sendiri tidak kuat mengangkatnya. Saya sudah seharian berdiri di sini dan mencoba menghentikan mobil-mobil untuk membantu kakak saya, tapi tidak ada yang mau berhenti. Terpaksa saya melempar batu untuk menarik perhatian kakak. Maafkan saya, kak."

Pemuda itu menarik kembali kepalan tinjunya yang sebelumnya diarahkan kepada anak itu. Ia kemudian melihat seorang pemuda seusianya duduk di atas trotoar, di sebelah kursi roda. Pemuda itu trenyuh juga hatinya.

Ia kemudian menghampiri kakak dari anak itu, mengeluarkan sapu tangannya, mengusap luka kakak anak itu dan menaikkannya kembali ke kursi roda. "Anda tak apa-apa?" tanya pemuda itu sopan.

Anak itu dan kakaknya kemudian mengucapkan terima kasih dan pergi.

Pemuda itu kembali ke mobilnya dan melihat bekas lemparan anak itu di Jaguarnya yang paling mewah dan paling mahal. Berbekas. Catnya mengelupas. Hatinya miris juga. Tapi akhirnya si pemuda itu tidak jadi memperbaiki bekas itu. Ia tetap membiarkannya apa adanya sehingga bisa menjadi pengingat apabila ketika ia memacu mobilnya terlalu kencang, selalu ada seseorang yang menarik perhatiannya.

Blogger terkasih, begitu pula dengan kita. Kita adalah pemuda itu. Kita sering dikaruniai sebuah "Jaguar" atau berkat yang luar biasa oleh Bapa kita. Seringkali berkat atau "Jaguar" itu kita pacu sedemikian rupa, kencang sekali sehingga kita tidak memperhatikan sekeliling kita: teman-teman kita, saudara kita, keluarga kita.

Percayalah, apabila Anda memacu kesibukan Anda sekencang itu, Tuhan akan selalu mengutus seorang "anak kecil" untuk melempar batu ke Jaguar Anda (yang pasti menimbulkan bekas) untuk menarik perhatian Anda.

So, slow down kesibukan Anda dan mulai memperhatikan sekeliling Anda. Tuhan memberkati.

Jumat, 12 September 2008

Pribadi SUKSES

Orang sukses adalah orang yang melihat seonggok batu dan melihat akan sebuah patung indah yang akan dipahat kemudian. Orang yang sukses biasanya mengendarai mobilnya ke sebuah kota tua dan melihat sebuah perumahan mewah yang akan dibangun. Orang yang sukses melihat kesempatan di setiap aspek hidupnya.

Untuk menjadi sukses, seseorang harus tetap terjaga dan membuka pikiran, selain itu dia juga harus kreatif, percaya diri dan dibekali dengan skill yang cukup, disiplin dalam menggapai sebuah kesempatan.

Seseorang yang sukses pernah berkata, "Temukan apa yang dapat kau temukan sebelum sebuah tindakan dilakukan." Kerjakan PR-mu, lakukan penelitian. Berjaga-jagalah, bersiap-siaplah akan setiap persiapan sebelum kesempatan itu datang.

Seseorang yang sukses selalu melihat masa depan yang cemerlang di masa kini. Mereka selalu melihat kesempatan dalam kesempitan, bukan malah tergencet. Mereka tidak malas. Mereka selalu mencari kesempatan itu, dan tidak hanya menunggunya. Sukses artinya selalu mencari jalan untuk menggapai cita-cita.

Sukses terdiri dari dua unsur.

Pertama, kreativitas. Kreativitas dalam melihat sekeliling Anda dan mengolahnya menjadi sebuah kesempatan. Diperlukan kreativitas untuk melihat dunia sekeliling Anda dari kacamata yang sedikit berbeda. Diperlukan kreativitas untuk menjadi berbeda dengan sekeliling Anda.

Kedua, keberanian. Keberanian untuk menilai secara berbeda, yang bahkan kadang-kadang melawan arus. Keberanian untuk melakukan pendekatan lain, keberanian untuk berdiri sendiri (kalau memang diharuskan) dan keberanian untuk terus maju.

Dan yang terakhir, kesuksesan bukan tentang seberapa banyak uang yang bisa Anda dapat! Sukses juga bisa berarti merasa nyaman dengan diri Anda sendiri, berubah, dan mencari kesempatan yang dapat membawa perubahan besar terhadap masa depan Anda. Untuk itu, Anda perlu mengasah mulai detik ini: insting dalam kreativitas, keberanian, rasa percaya diri dan target sukses Anda.

Aku pernah bertemu...

Aku sudah pernah bertemu dengan seorang pemuda yang sudah menjadi seorang enterpreneur sukses di usianya yang masih sangat muda. Aku juga sudah pernah bertemu dengan seorang manajer di sebuah perusahaan terkemuka dan manajer itu masih berusia di bawah dua puluh empat tahun!

Aku sudah pernah bertemu dengan seorang wanita hebat yang bisa mengelola keuangan perusahaan dan keluarga dengan sangat baik. Ia adalah seorang wanita dengan bakat enterpreneur yang luar biasa. Aku juga sudah pernah bertemu dengan seorang anak SMP yang belajar berbisnis dengan jujur.

Di sisi lain...

Aku pernah bertemu dengan pria berusia empat puluh tahunan yang masih saja terus bergonta-ganti pekerjaan. Aku pernah mengenal seorang ibu yang terus beralasan ketidakberuntungan menjadi faktor ia gagal.

Aku pernah bertemu dengan seorang bapak tua yang masih gagah dan memimpin sebuah perusahaan yang didirikannya sejak muda. Aku juga pernah bertemu dengan seorang pemuda mantan direktur sebuah perusahaan yang dirintis orang tuanya yang sekarang sudah bankrut.

Aku pernah punya teman yang selalu tidur-tiduran di rumah baik hari biasa maupun akhir pekan. Aku juga pernah punya teman yang selalu merasa waktu dua puluh empat jam tidak cukup untuk pekerjaannya.

Aku punya teman yang sukses di usia dua puluh tahunan, usia tiga puluh tahunan dan empat puluh tahunan. Aku juga punya teman yang masih seorang karyawan biasa di usia lima puluh tahunan, enam puluh tahunan bahkan tujuh puluh tahunan.

Blogger terkasih, waktu sangat berharga. Anda mau sukses di usia muda atau mau menjadi orang gagal? Kalau Anda mau sukses, mengapa tidak dimulai dari sekarang?

Malam hari ketika Anda menutup mata dan membuka mata kembali keesokan harinya, Anda akan mendapati satu hari sudah berlalu. Lakukan saja tiga ratus enam puluh lima hari, maka satu tahun usia Anda sudah dipotong. Apabila Anda tidak berusaha maksimal dalam satu hari, maka Anda akan membuang satu hari yang percuma dalam hidup Anda.

Hidup itu singkat, dan tak terasa. Manfaatkan secara maksimal, atau Anda sendiri yang akan tertinggal.

Rabu, 10 September 2008

Doa dan Iman

Saat makan siang dengan beberapa teman, salah seorang dokter bedah bertanya kepada saya," dokter, operasi terhebat apakah yang pernah Anda lakukan?"

Saya bingung harus menjawab operasi yg mana. Saya sudah banyak melakukan operasi Dan semuanya menuntut keahlian, kesabaran, ketelitian yg tinggi. Kemudian saya teringat pada operasi yg dijalani oleh gadis kecil yg hanya mempunyai harapan 10% saja untuk hidup.

Malam itu para perawat membawa seorang gadis kecil yg berwajah pucat masuk ke-ruang operasi. Waktu itu pikiran saya sedang dipenuhi berbagai macam persoalan yang berat. Ketika para perawat sedang mempersiapkan pembiusan, gadis kecil ini bertanya kepada saya ....

"Dokter bolehkah saya menanyakan sesuatu ?"

"Ya sayang, apa yg ingin kamu tanyakan?"....

"Setiap malam sebelum tidur saya selalu berdoa, sekarang sebelum operasi dimulai, bolehkah saya berdoa?"......

"Baiklah anak manis, engkau memang harus berdoa, jangan lupa berdoa juga untuk saya.".........

Kemudian gadis kecil itu melipat kedua tangannya Dan berdoa......"Yesus, engkau gembala yang baik, berkatilah domba kecilMu malam ini, dalam kegelapan, kiranya Engkau dekat denganku,lindungi aku sampai datangnya sinar mentari esok pagi" Dan berkati pula dokter yg akan mengoperasiku."

Setelah menutup doanya gadis kecil itu berkata "sekarang saya sudah siap Dokter".

Mata saya berkaca2, melihat betapa besar iman yang dimiliki gadis kecil tersebut. Malam itu sebelum saya mulai operasi, saya berdoa......

"Tuhan yg baik, engkau boleh tidak membantuku dalam operasi yang lain, tapi kali ini bantulah aku untuk menyelamatkan gadis kecil ini,"

kemudian saya mulai mengoperasi gadis kecil itu Dan keajaiban terjadi, dia disembuhkan.

Saat berpisah Dan melepas gadis kecil itu untuk kembali ke rumah, maka saya sadar sesungguhnya sayalah " pasien" yg menjalani operasi iman. Gaya hidup gadis kecil itu mengajarkan bahwa jika Kita menyerahkan seluruh masalah & beban hidup Kita ke dalam tangan Tuhan, maka Dia akan memulihkan & menolong Kita.

Doa & Iman !......
Membuat Kita yakin bahwa Tuhan mampu memelihara & menjaga harapan yang Kita gantungkan kepadaNya. Doa menjadikan iman sebuah kenyataan. Doa yg dinaikkan dengan iman akan menghapuskan kekuatiran di dalam hati Kita, sehingga DOA itu akan mendatangkan mujizat. Tidak Ada yg mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya, karena itu tetaplah berdoa dengan penuh kenyakinan & pengharapan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 16 : 24
"Sudahkah kamu berdoa dengan iman ? Mintalah maka kamu akan menerima dengan penuh sukacita.........."

Senin, 08 September 2008

Change

AnakKu,

setiap malam kau berdoa padaKu,
untuk memberikan kekuatan kepadamu,
supaya kamu bisa lebih kuat.

Lebih kuat dalam apa?
Membalas orang-orang yang telah menindasmu?
Menyakiti orang-orang yang pernah menyakitimu?

AnakKu,
pernahkah kamu bertanya?
Mengapa kekuatan seperti itu tak pernah Kuberikan padamu?

Karena untuk menyakiti orang lain, tepat sekali!
Dia yang akan kausakiti itu juga anakKu yang lain.
Aku menyayanginya sama seperti Aku menyayangimu.

AnakKu,
seringkali kamu meminta orang itu untuk berubah.
Berubah sesuai dengan apa yang kamu mau.
Mengapa tidak kausuruh saja
angin untuk berubah arah,
atau sungai untuk membalikkan alirannya?
Atau mengganti cuaca dalam sekejap?

Ketahuilah anakKu,
Aku-lah yang akan mengubahkan mereka.
Aku-lah yang akan bertanggung jawab atas diri mereka.
Kamu cuma perlu mengubah dirimu sendiri,
tidak usah pedulikan orang lain.
Karena kamu hanyalah manusia.
Arah angin, cuaca dan aliran sungai pun tidak bisa kau ubahkan.
apalagi hati sesamamu.

Cukuplah kamu berubah sesuai dengan citraKu.
Orang lain yang melihat, orang lain yang menilai.
Dan orang lain akan terinspirasi.
Sisanya adalah tanggung jawabKu.

AnakKu,
ubah dirimu sendiri terlebih dulu
untuk menunjukkan kepada dunia gaya hidupmu yang baru,
gaya hidup Kristus.
Itulah bentuk tanggung jawabmu.

Yesus

Nilai Uang dan Nilai Manusia

Suatu hari seorang penceramah terkenal membuka seminarnya dengan cara yang unik.Sambil memegang uang pecahan Rp. 100.000,00.- ia bertanya kepada hadirin,"Siapa yang mau uang ini?" Tampak banyak tangan diacungkan. Pertanda banyak minat. "Saya akan berikan ini kepada salah satu dari Anda sekalian,tapi sebelumnya perkenankanlah saya melakukan ini." Ia berdiri mendekati hadirin. Uang itu diremas-remas dengan tangannya sampai berlipat2. Lalu bertanya lagi,"Siapa yang masih mau uang ini?"Jumlah tangan yang teracung tak berkurang. "Baiklah," jawabnya, "Apa jadinya bila saya melakukan ini?" ujarnya sambil menjatuhkan uang itu ke lantai dan menginjak2nya dengan sepatunya.Meski masih utuh, kini uang itu jadi amat kotor dan tak mulus lagi.Nah, apakah sekarang masih ada yang berminat?" Tangan-tangan yang mengacung masih tetap banyak. "Hadirin sekalian, Anda baru saja menghadapi sebuah pelajaran penting.Apapun yang terjadi dengan uang ini, anda masih berminat karena apa yang saya lakukan tidak akan mengurangi nilainya.Biarpun lecek dan kotor, uang itu tetap bernilai Rp. 100.000,00.- Dalam kehidupan ini kita pernah beberapa kali terjatuh, terkoyak, dan berlepotan kotoran akibat keputusan yang kita buat dan situasi yang menerpa kita. Dalam kondisi seperti itu, kita merasa tak berharga, tak berarti. Padahal apapun yang telah dan akan terjadi, Anda tidak pernah akan kehilangan nilai di mata mereka yang mencintai Anda, terlebih di mata Tuhan. Jangan pernah lupa - Anda spesial...!!!

Jumat, 05 September 2008

Behind the Song: Janjimu S'perti Fajar

"JanjiMu s'perti fajar pagi hari....
yang tiada pernah terlambat bersinar....
cintaMu s'perti sungai yang mengalir....
dan kutahu betapa dalam kasihMu.........."

Demikian lirik dari reff lagu "JanjiMu Seperti Fajar".
Hampir semua umat Kristen dari berbagai denominasi Gereja bisa menyanyikannya. Saya ingat, suatu kali dalam pelayanan kunjungan ke Rumah Sakit, kami menyanyikan lagu-lagu penghiburan dari kamar ke kamar, untuk menguatkan dan memberi pengharapan kepada pasien-pasien yang sedang terbaring lemah di Rumah Sakit.

Ada seorang pasien yang meminta lagu JanjiMu Seperti Fajar dinyanyikan. Pasien ini menderita kanker stadium lanjut dan sudah sangat lemah. Kerabat keluarga yang dikasihi mengelilinginya, dan bersama-sama kami menyanyikan lagu ini. Tak terasa airmata menetes. Rasa haru yang dalam begitu kuat menguasai kami, dan kasih Bapa terasa dicurahkan atas pasien itu.

Teman-teman juga pasti mengalaminya saat menyanyikan lagu ini. Ada kekuatan baru yang dilimpahkan ke atas setiap yang menyanyikannya. Yang jelas...banyak orang diberkati, tapi nggak banyak yang tahu siapa penulis lagu ini. Penasaran ???

Untuk itu, saya sengaja meminta kepada songwriter, Afen, untuk menuliskan story behind the song. Apa yang dialaminya, sehingga lagu yang sangat powerful ini tercipta. Original lho. From the deepest heart of songwriter "JanjiMu Seperti Fajar".......

Nama saya Afen Hardianto.
Saya tinggal di Malang bersama dengan istri dan 2 anak saya yang perempuan 6 tahun dan yang laki-laki 4 tahun. Saya berpacaran dengan istri saya sejak duduk dibangku SMA. Pada masa kita masih pacaran hubungan kita ditentang oleh keluarga istri saya. Tetapi kita tetap berpacaran sampai akhirnya kita mendapatkan restu untuk menikah. Tanpa saya sadari ternyata saya menyimpan kepahitan dari akibat hubungan kami yang dulunya ditentang.

Dan kepahitan itu saya simpan dan pupuk dan saya bawa di pernikahan sampai menyebabkan hubungan saya dengan istri menjadi kurang harmonis di tahun-tahun awal pernikahan kami. Kemudian masuklah pihak ke tiga yang semakin memperkeruh keadaan rumah tangga kami. Dan rumah tangga saya semakin amburadul.

Saya menolak dan menganggap istri saya sebagai penghalang kebahagiaan saya, sehingga saya membenci istri saya. Rasa cinta terhadap istri sudah tidak ada lagi, yang ada adalah kebencian yang menumpuk. Saya selalu menyakiti hati istri saya, walaupun istri saya tidak membalas tetapi saya semakin menyakitinya.

Saya tidak mempedulikan anak saya, dan saya pun sibuk dengan keegoisan saya sendiri. Yang dilakukan istri saya hanya berdoa dan berpuasa, bahkan saat ia mengandung anak kami yang ke 2, ia berpuasa Ester untuk saya.
Istri saya menutupi segala keadaan yang terjadi dalam rumah tangga kami dari keluarganya. Ia berpegang pada firman Tuhan di Amsal 21:1 : “jika hati raja-raja ada didalam genggaman tangan Tuhan, apalagi hati seorang Afen”

Tetapi saya tetap tidak memperdulikannya sampai pada akhirnya saya menyuruh istri saya untuk pergi dan saya antarkan istri dan anak saya pulang ke rumah orang tua istri saya. Dan orang tua istri saya pun menerima mereka dan juga menghendaki perpisahan ini dan megharapkan akan berujung pada perceraian. Saat itu istri saya berkata kepada saya, ini bukan akhir dari segalanya. Setelah saya meninggalkan istri dan anak saya, saya berpikir saya akan menjalani hidup saya yang baru. Tetapi pada suatu malam pada saat saya sendiri Tuhan mengingatkan saya pada anak saya yang pertama, saya tiba-tiba merasakan rindu dan kangen sekali pada anak saya itu. Waktu itu anak saya masih berusia 1,5 tahun. Hati saya hancur dan saya menangis.

Saya berkata kepada Tuhan :
“ Tuhan apakah akhir dari hidupku akan seperti ini, saya yang dari dulu (SMP) sudah melayani Tuhan sebagai pemain musik tetapi apakah rumah tanggaku akan berakhir dengan perceraian?”
Tiba-tiba Tuhan memberikan melodi kepada saya lagu : "JanjiMu Seperti Fajar", dimana rencana saya lagu ini akan saya simpan untuk saya pribadi. Tetapi pada saat pendeta saya mau rekaman, pendeta saya kekurangan 1 lagu dan ia bertanya kepada saya, apa saya mempunyai lagu. Dengan malu-malu saya tunjukkan lagu JanjiMu Seperti Fajar kepadanya.

Saya benar-benar tidak menyangka lagu tersebut ternyata menjadi berkat bagi banyak orang, termasuk saya dan keluarga. Dan singkat cerita Tuhan memulihkan keluarga saya. Istri, dan anak-anak saya juga sudah kembali bersatu dengan saya. Bahkan anak ke 2 saya yang dulu saya tolak dan lahir secara premature tanpa saya dampingi juga lahir dalam keadaan yang normal dan sehat. Dan setelah keluarga saya kembali bersatu, saya juga baru mengetahui bahwa pada saat keluarga saya berantakan setiap hari istri saya menuliskan kata-kata iman di sebuah buku.

Didalam tulisannya tersebut istri saya mengatakan :

Suamiku Afen pasti dikembalikan Tuhan padaku, keadaan ini adalah baik bagiku karena pasti ada anugerah besar bagiku,
suamiku Afen adalah suami yang takut akan Tuhan,

suamiku Afen adalah suami yang mengasihiku,
semua ini mendatangkan kebaikan bagiku karena Tuhan pembelaku ada di pihakku.

Dan sekarang saya benar-benar merasakan pemulihan yang Tuhan kerjakan di dalam hidupku, bahkan saya juga tidak menyangka bahwa lagu JanjiMu Seperti Fajar menjadi lagu terbaik Indonesian Gospel Music Award 2006, menjadi theme song sebuah sinetron dengan judul yang sama, dan Tuhan memelihara hidup kami sekeluarga juga melalui lagu tersebut.

Terima kasih Tuhan Yesus Memberkati.
(from Afen Hardianto)

....wow...sungguh testimony yang mengharu biru.

Teman-teman pasti lebih dikuatkan lagi ya. Nggak pernah menyesal ikut Yesus, karena di dalam Yesus nggak ada tuh yang namanya dead end. Selalu ada jalan keluar. Selalu ada pengharapan yang baru. Pengharapan yang tidak pernah sia-sia. Kalau Afen (especially his wife) mengalami jalan keluar, kita juga akan mengalami jalan keluar. Because our destiny is being more than a conquerer !!!
Selamat ber juang !!!

Perpisahan

Tuhan yang memberikan, Tuhan juga yang akan mengambilnya suatu hari nanti. Mungkin itulah yang terjadi padaku.

Sejak kecil saya dibesarkan oleh ibu saya. Ayah saya bekerja di luar kota yang jauh. Saya tiga bersaudara, mempunyai seorang kakak perempuan dan adik perempuan. Tidak ada laki-laki di rumah kecuali saya sendiri. Sejak kecil saya tinggal bersama ibu, kakak dan adik perempuan saya, bahkan kedua ekor anjing di rumah kami juga betina. Sebenarnya saya punya dua orang kakak laki-laki, tetapi keduanya sudah meninggal ketika usia mereka masih muda.

Sebagai seorang anak lelaku, sejak kecil saya ingin sekali mempunyai seorang koko (sebutan untuk kakak laki-laki dalam bahasa Cina), seorang kakak yang bisa mendengarkan ceritaku, bermain bersamaku, bisa berbagi denganku. Kalau saya sedang ada masalah dengan "cinta monyet" saya, ia bisa membantuku dan memberi masukan-masukan. Saya ingin mempunyai seorang kakak yang bisa mengarahkanku, membimbingku sekaligus menjadi temanku.

Saya memang tak pernah memintanya pada Tuhan. Tapi Tuhan tahu isi hatiku. Tahun 2006 silam, saya (entah bagaimana caranya) saya dekat dengan seorang teman saya. Waktu itu saya baru saja putus dengan pacar saya. Tak lama kemudian ia putus juga dengan pacarnya. Mungkin merasa senasib, kami pun berteman dekat. Di sisi lain, kami juga sama-sama sedang mempersiapkan diri untuk sebuah kontes. Wah, jadi semakin sering bertemu.

Saya juga tidak tahu, sejak kapan saya menganggapnya sebagai seorang koko bagiku. Orangnya benar-benar seperti figur seorang kakak yang saya rindukan selama ini. Setiap saya ada masalah, ia selalu menjadi seseorang yang selalu mendengarkan keluh kesahku. Ketika saya sedang mengalami musibah, ia yang menolongku. Bahkan seringkali saya ngambek seperti seorang adik yang marah kepada kakaknya, ia selalu yang mengajak berdamai duluan. Sungguh, di hadapannya saya baru menyadari betapa saya seperti seorang anak kecil yang tidak dewasa.

Sahabatku (yang juga kokoku) tampak begitu dewasa. Kadang-kadang saya begitu iri dengan apa yang dipunyainya. Segala kepeduliannya, kebaikannya, benar-benar tidak seperti apa yang selama ini saya alami dengan teman-teman saya yang lain. Sungguh saya menemukan figur seorang kakak yang sebenarnya di dalamnya.

Dalam hatiku saya berpikir, selama dua puluh tiga tahun saya hidup, saya belum pernah merasakan seorang kakak, dan kini saya puya satu! Siapa lagi kalau bukan Tuhan yang memberi?

Ia juga yang mengajakku untuk mengenal Tuhan lebih dekat. Ia yang mengajariku berdoa, untuk taat kepada Yesus. Ia memberikan secercah pengharapan di saat saya sedang sumpek-sumpeknya dengan masalah. Orangnya juga punya sebuah bisnis sendiri. Pelayanan menjadi pemusik di gereja. Wah, pokoknya kokoku yang satu itu hebat banget deh!

Namun tampaknya ada seseorang yang tidak suka dengan kedekatan kami dan Tuhan. Ialah Iblis. Ia mulai memanfaatkan kelemahan-kelemahanku untuk masuk ke dalam celah hatiku dan mengintimidasi kami. Mulailah yang namanya percekcokan dan masalah. Kami mulai bosan satu sama lain. Bahkan (dengan jujur saya tuturkan di sini) saya ada rasa iri hati padanya. Setiap kali saya bertemu dengannya, ada perasaan tidak nyaman. Seperti "saya kalah darinya", "dia bukan apa-apa" dan "dia meremehkanmu". Perasaan itu menggangguku setiap kali saya mau berbicara padanya. Sehingga setiap tindakan yang dilakukannya selalu menuai kritik dan sinis dari saya.

Lama kelamaan, entah kenapa (apa mungkin karena tindakanku yang semakin hari semakin seperti anak kecil), ia mulai menjauhiku. Kami sudah jarang bersama lagi. Kalau ada masalah, saya lebih suka berbagi dengan teman saya yang lain ketimbang dia. Begitu pula dengannya. Kami jarang lagi bersama. Bahkan cenderung ada hawa permusuhan setiap kami mengobrol.

Kami sudah tidak pernah lagi berlatih bersama (kami berdua keanggotaan gym yang sama). Kami tidak pernah berdoa bersama lagi. Pokoknya setiap kali kami mengobrol selalu ada perasaan yang mengganjal dalam hati. Saya sendiri pun tidak tahu apa itu!

Dua bulan saya bergumul dengan Tuhan. Tuhan mulai menunjukkan mengapa hal itu bisa terjadi. Tidak langsung saya menyadari kalau kesalahannya ada padaku. Saya selalu menyalahkan sahabat saya itu. Tapi Tuhan itu benar-benar baik. Hari demi hari Ia mulai menunjukkan siapa sebenarnya saya di hadapan teman saya itu.

Saya benar-benar seperti seorang anak kecil yang tidak dewasa sama sekali. Merengek, memaki, menggantungkan solusi masalahku pada temanku itu, meminta perhatiannya, menuntut dan menghakimi ia. Benar-benar tindakan yang sangat murahan!! Dan tindakan seperti itu yang saya lakukan pada seseorang yang sangat saya kasihi. Saya malu sekali ketika saya diingatkan Tuhan.

Saat itu saya mulai bertanya, "Apakah saya salah, Tuhan?" Tuhan menjawab, "Sejak kecil kamu mendambakan figur seorang kakak. Kini kamu sudah merasakannya. Dan kini Aku mau kamu menjadi lebih dewasa dan lebih mandiri. Terpaksa saya harus memisahkan kalian untuk sementara."

Mulanya saya kira Tuhan hanya main-main. Tapi sejak itu hubunganku dengan temanku itu semakin merenggang. Bahkan saya menjadi lebih kekanak-kanakan daripada biasanya ketika bertemu dengannya! Saya memang seorang keparat! Tapi saya tidak bisa menghentikan sifatku yang kanak-kanak (mengkritik dan menunjukkan sikap bermusuhan)! Saya mau tapi tidak bisa!! Saya tidak bisa mencegah mulut dan sikap keparatku ini!!

Saat saya mulai menyadari kesalahan saya, semuanya sudah terlambat. Terlalu terlambat! Ia sudah menutup hatinya untukku. Ia tidak memberikan kesempatan lagi kepadaku. Ia memang tidak menjauh, tapi ada sesuatu yang menghalangi kami untuk seperti dulu lagi. Perasaan gengsi, sungkan, malu selalu menghinggapi diriku ketika saya ingin membuka pembicaraan.

Pemisahan ini juga semakin ditunjukkan Tuhan dengan pembelahan sel persekutuan tempat dulu kami bertumbuh. Kami dipisahkan 'secara paksa' oleh Tuhan.

Malam itu hatiku hancur. Hancur lebur tak bersisa. Saya menangis dan menangis. Tidak terhitung berapa banyak air mata yang saya kuras. Selama dua puluh tiga tahun saya hidup dan belum pernah mempunyai seorang 'kakak' yang akhirnya saya punya satu. Ternyata ini juga kandas. Persahabatan saja kandas, apalagi kalau saya membina rumah tangga suatu hari nanti. Saya takut! Takut! Mungkin benar apa yang dikatakan sahabat saya, "Kalau kamu begini terus, kamu tidak akan pernah bisa berteman dengan siapapun." Apalagi berumah tangga!, tambahku.

Saya menangis dan menangis. Menangisi diri saya yang bodoh dan tidak dewasa. Saat semuanya sudah terlanjur, saya baru menyadarinya dan sudah terlambat untuk kembali. Oh Tuhan, mengapa Engaku seperti ini padaku??

Suatu malam Tuhan menjawabku dengan suara yang audible. Ia berkata dengan lembut, "Sudah saatnya kamu tumbuh dewasa. Dan kamu akan lebih cepat tumbuhnya kalau kamu tidak bersama Romano lagi." Ia mengambil seorang yang sangat berharga di kehidupanku hanya untuk menjadikanku lebih dewasa.

Blogger terkasih, kadang-kadang Tuhan harus bertindak 'kejam' untuk membawa kita ke level yang lebih tinggi. Sudah pasti kita akan merasakan sakit dan pahit, tapi Tuhan tidak membiarkan kita. Ia senantiasa merangkul kita dan membantu kita dalam melewati proses itu. Sama seperti 'saya' yang diajar Tuhan untuk lebih dewasa. Mungkin juga 'saya' telah memberhalakan sahabatnya sehingga ia diingatkan.

Amsal 17:17 - suatu hubungan adalah anugerah dari Tuhan. Tuhan yang memberinya dan Tuhan juga bisa mengambilnya suatu hari nanti. Jadi, apapun anugerahmu, berhati-hatilah untuk jangan sampai kamu memberhalakannya. Jaga baik-baik kemurnian hatimu.

Tuhan memberkati.

Rabu, 03 September 2008

Shopping

Kepada Anna,

Saya baru saja berbelanja untuk Natal. Tapi sepertinya saya harus keluar untuk berbelanja lagi. Karena saat ini saya kehabisan KEHORMATAN. Karena saat ini saya seringkali menghabiskan KATA-KATA saya dengan boros dan sia-sia. Saya ingin meminta maaf kepada semua orang-orang yang telah kusakiti.

Saya juga mau menukarkan satu dus MALU yang kubeli (yang semuanya busuk) dengan satu dus PERCAYA DIRI. Saya dengar itu lebih murah dan juga lebih menyehatkan ketika dikonsumsi secara rutin. Dan sementara kasir mengepak barang saya, saya melihat-lihat ke rak baju KESABARAN kalau-kalau ada ukuran yang cocok denganku.

Oh iya, saya juga harus membeli gaun KESABARAN saya dengan model yang baru. Yang lama sudah kekecilan. Tetangga saya memakai model itu dan ia tampak begitu cantik. Seorang pramuniaga memberitahuku, tidak mengapa kalau gaun itu kekecilan. Di sana ada penjahit yang bisa memperbaiki INTEGRITAS. Punyaku semakin menciut dan kalau tidak segera dijahitkan maka akan habis.

Hampir saja lupa yang terpenting: BELAS KASIH. Kalau saya melihat barang langka ini (dalam ukuran atau warna apapun) pasti saya beli berapapun harganya! Saya pernah kehabisan beberapa kali dan sering merasa malu karena kehabisan barang ini.

Saya tidak tahu mengapa saya bisa menghabiskan banyak waktu untuk belanja kali ini. Padahal jumlah belanjaanku tidak sebanyak belanjaku kemarin, bahkan lebih murah dibandingkan kemarin (dengan kepuasan dobel tentunya).

Dan belanjaku kali ini saya tidak perlu membawa dompet dan kartu kredit, karena semuanya gratis. Hanya saja butuh waktu untuk mencarinya.

Es Krim

Suatu siang saya membawa Jimmy, putra saya yang paling kecil yang masih berumur 5 tahun ke sebuah restoran. Saya mengajaknya makan siang karena ia memperoleh nilai rapor yang bagus. Makanan yang dipesan pun terhidang di atas meja dan saya meminta Jimmy untuk memimpin doa sebelum makan.

"Tuhan, terimakasih Jimmy ucapkan untuk makananannya. Bapa sungguh baik dan akan lebih baik lagi apabila Jimmy mendapatkan tambahan lagi segelas es krim. Amin", Jimmy menutup doanya yang sederhana.

Mendengar doa Jimmy, seorang wanita yang duduk di meja sebelah tertawa terpingkal-pingkal. "Anak-anak jaman sekarang, doanya tidak benar! Tidak tahu caranya berdoa. Masa minta es krim??" celetuknya.

Mendengar itu, putraku berkata padaku sambil terisak, "Apa Jimmy salah, Pa? Apa Tuhan nanti marah sama Jimmy?" Saya langsung mengusap air matanya dan berkata padanya dengan lembut, meyakinkan ia kalau Tuhan tidak akan marah dan doanya sudah benar.

Tiba-tiba seorang pria setengah baya mendekati meja kami. "Nak, paman berani menjamin kalau doamu tadi sangat luar biasa!" ujarnya sambil tersenyum.

"Sungguh?" tanya Jimmy.

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya sedikit sambil tersenyum. Sambil berbisik (supaya tidak didengar wanita itu) ia berkata, "Sayang sekali tante itu tidak pernah meminta es krim kepada Tuhan. Padahal terkadang es krim bisa mendinginkan pikiran dan baik untuk hati kita."

Akhirnya, setelah makan siang berlalu, saya memesankan satu gelas
sundae untuk Jimmy. Putra saya memandangi es krim itu sejenak sebelum melakukan sesuatu yang saya ingat sampai sekarang. Sambil memegang es krimnya ia berjalan ke arah wanita itu dan memberikannya pada wanita itu. Dengan senyum yang lebar ia berkata, "Tante, ini Jimmy kasih es krim. Kadang-kadang es krim baik untuk hati kita dan hati Jimmy sudah baik."

Blogger terkasih, bukan doa yang benar yang diperhatikan oleh Tuhan melainkan doa orang benar. Bukan sikap benar yang diperhatikan Tuhan, melainkan apa kata hati kita saat itulah yang diperhitungkan. Dengan Tuhan kita tak mungkin berbohong karena apapun isi hati kita Ia selalu tahu.

Mulailah berdoa dengan hati yang benar, hati yang murni dan tertuju hanya kepadaNya. Hati yang tulus, yang tidak dibuat-buat dan hati yang memandang padaNya itulah yang didengar Tuhan. Tuhan memberkati!

Selasa, 02 September 2008

Filter

Di Yunani kuno, Socrates terkenal memiliki pengetahuan yang tinggi dan sangat terhormat. Suatu hari seorang kenalannya bertemu denga filsuf besar itu dan berkata, "Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang teman Anda?"

"Tunggu beberapa menit," Socrates menjawab. "Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya, saya akan meberikan suatu test sederhana. Ini disebut Triple Filter Test."

"Triple filter Test?"

"Benar," kata Socrates. "Sebelum kita bicara tentang teman saya, saya kira bagus kalau kita mengambil waktu beberapa saat dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah sebabnya saya menyebutnya triple filter test."

Filter petama adalah KEBENARAN. "Apakah Anda yakin sepenuhnya bahwa yang akan Anda katakan pada saya benar?"

"Tidak," jawab orang itu, "Sebenarnya saya hanya mendengar tentang itu."

"Baik," kata socrates. "Jadi Anda tidak yakin bila itu benar. Baiklah sekarang saya berikan filter yang kedua, filter KEBAIKAN. Apakah yang akan Anda katakan tentang teman saya itu sesuatu yang baik?"

"Tidak, malah sebaliknya..."

"Jadi," Socrates melanjutkan, "Anda akan berbicara tentang sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih memiliki satu kesempatan lagi karena masih ada sattu filter lagi, yaitu filter KEGUNAAN. Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang teman saya itu berguna bagi saya?"

"Tidak, sama sekali tidak."

"Jadi," Socrates menyimpulkannya, "bila Anda ingin mengatakan sesuatu yang belum tentu benar , buruk dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus mengatakannya kepada saya?"

Itulah mengapa Socrates adalah filsuf besar dan sangat terhormat. Kawan-kawan, gunakan triple filter test setiap kali Anda mendengar sesuatu tentang kawan dekat atau kawan yang Anda kasihi.

Paulus, rasul dari Yesus kristus mengatakan, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap di dengar, semua yang disebut kebajikan dan patus dipuji, pikirkanlah semuanya itu... Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu." (Filipi 4:8-9)

sumber: Warta Mawar Sharon

Senin, 01 September 2008

Pelajaran: Nama

Waktu saya masih duduk di semester tiga bangku kuliah, dosen mata kuliah Budi Pekerti saya memberikan kami kuis dadakan. Katanya, nilai kuis itu akan menjadi patokan kelulusan bagi kami semua.

Saya mengerjakan soal itu satu per satu. Semua soal bisa kujawab dengan baik kecuali soal nomor terakhir: "Siapa nama seorang ibu yang biasa menyapu dan membersihkan kampus?" Kupikir ini semacam gurauan di atas kertas lembaran kuis.

Saya memang sering melihat ibu itu. Rambutnya panjang dan perawakannya tidak terlalu tinggi, berumur sekitar 50 tahunan, tapi... mana kutahu siapa namanya? Saya mengembalikan kertas kuis tersebut dengan jawaban kosong pada soal terakhir.

Sesaat sebelum kelas dibubarkan, seorang teman saya bertanya apakah soal terakhir juga diperhitungkan. "Jelas", jawab dosen saya tegas. "Di dalam masyarakat dan dunia kerja, kalian semua akan menemui banyak orang. Semua orang berharga dan harus diperlakukan sama. Mereka layak mendapat perhatian dan hormat, bahkan mungkin hanya sekedar menyapa 'Selamat pagi' ".

Saya tidak akan lupa akan pelajaran tersebut. Saya juga belajar kalau setiap tindakan kecil kita, baik itu hanya sekedar bertegur sapa atau menundukkan kepala sedikit, akan membuat orang lain merasa lebih dihargai. Istilahnya: memanusiakan orang-orang yang seringkali dianggap tidak berharga. Saya juga belajar satu hal lain, kalau ibu itu bernama Bu Ros.